Rekaman Langka Detik-detik Parasit Pengisap Darah Makan Belut Gulper

Detik-detik parasit mengerikan makan darah belut. #kumparanSAINS

Rekaman Langka Detik-detik Parasit Pengisap Darah Makan Belut Gulper

Rekaman langka memperlihatkan parasit penghisap darah yang menempel di tubuh belut gulper. Dalam video tersebut, belut bergerak mendekati kamera sebelum akhirnya terlihat di punggung hewan tersebut seekor parasit berwarna merah menyerupai tali.

Para peneliti dari Schmidt Ocean Institute menemukan parasit itu saat menjelajahi gunung laut di Samudera Pasifik Tenggara di sepanjang pantai Chile. Parasit kemungkinan besar adalah sejenis kopepoda, krustasea kecil yang ditemukan di seluruh lautan dunia.

Belut gulper umumnya dikenal sebagai belut pelikan karena kemampuannya melebarkan mulut seperti balon untuk menangkap mangsa, mirip dengan cara burung pelikan menggunakan kantong paruhnya yang elastis seperti jaring ikan.

Mereka bisa ditemukan di seluruh lautan dunia di kedalaman 500 hingga 3.000 meter. Penampakan belut kali ini direkam di kedalaman 1.837 di bawah permukaan laut dengan menggunakan kendaraan tanpa awak.

The #SESeamounts expedition team on #ResearchVessel Falkor (too) captured spooktacular footage of this gulper eel with a deep-sea hitchhiker. Gulper eels are also known as pelican eels because — much like the seabird with their long beak and enormous throat pouch — they can expand their mouth to an epic degree for scooping up prey. The science team suspects this eel’s traveling companion is a parasitic copepod, a type of crustacean that researchers believe plays a critical role in Ocean food webs. According to WHOI, copepods are ubiquitous in both fresh and saltwater ecosystems. They suggest that these parasites, along with krill, might be “the world’s most significant carbon sink.” Thanks to robotic tools for exploration, like ROV SuBastian, scientists are getting a clear picture of a creature only previously observed via degraded samples collected roughly by nets. This expedition is studying seamounts, or underwater mountains, in an understudied region of the Ocean off the coast of Chile. They suspected this area harbored abundant life, but the expedition has revealed far more than they imagined. #DeepSea #ROVsubastian #BiodiverisityPosted by Schmidt Ocean Institute on Wednesday, January 31, 2024

“Copepoda parasit adalah anggota Pennellidae,” ujar James Barnot, ahli biologi evolusi di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian yang tidak ikut dalam ekspedisi sebagaimana Live Science.

Parasit dalam keluarga ini adalah mesoparasit, artinya mereka hidup di dalam tubuh inangnya. Parasit tersebut menggunakan struktur jaringan yang disebut holdfast untuk membenamkan diri ke dalam daging inangnya. Ketika parasit ini menempel pada jaringan, mereka akan mulai memakan darah dan cairan yang terkumpul di tempat mereka berada.

Pennelida memiliki siklus hidup yang kompleks, di mana beberapa spesies memiliki banyak inang. Seperti krustasea lainnya, mereka memulai hidupnya sebagai larva planktonik kecil yang disebut nauplii. Ketika salah satu organisme kecil ini menemukan inang yang sesuai, ia akan hidup di tubuh hewan tersebut.

“Begitu berada di dalam, tubuhnya berubah dan ukurannya akan berkembang berkali-kali lipat lebih besar menjadi apa yang sekarang kita lihat di dalam video, dengan sebagian besar tubuh yang baru membesar berada di luar inangnya,” ujar Bernot.

Struktur panjang seperti tali adalah telur parasit. Copepoda adalah induk yang sangat memperhatikan anaknya, dan akan mempertahankan telur mereka sampai dia menetas. Induk Copepoda pennelid diperkirakan memiliki lebih dari 100 telur di belakangnya. Parasit ini hidup secara permanen di belut gulper. Faktanya, ia tidak bisa melepaskan diri meski menginginkannya.

“Melihat parasit ini beraksi memberikan wawasan langka tentang kehidupan mereka,” papar Schmidt Ocean Institute dalam sebuah postingan di Facebook. “Berkat alat robotik untuk eksplorasi, para ilmuwan mendapatkan gambaran yang jelas tentang makhluk yang sebelumnya hanya diamati melalui sampel terdegradasi yang berhasil dikumpulkan.”

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow