Putin: Rusia Siap Perang Nuklir jika Kedaulatan Terancam

Putin sekali lagi memperingatkan AS jika mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina, itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik besar.

Putin: Rusia Siap Perang Nuklir jika Kedaulatan Terancam

Penulis: VOA Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (13/3/2024) mengatakan bahwa Moskwa siap menggunakan senjata nuklir jika kedaulatan atau kemerdekaannya terancam.

Putin sekali lagi memperingatkan Amerika bahwa jika AS mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang besar.

Putin dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah mengatakan bahwa penggunaan senjata nuklir tidak diperlukan dalam invasi Rusia ke Ukraina selama dua tahun dan dia tidak menganggap dunia sedang menuju konfrontasi nuklir.

Baca juga: Putin Klaim Triad Nuklir Rusia Lebih Baik dari AS

Dia menggambarkan Presiden AS Joe Biden sebagai politisi veteran yang paham akan bahaya perang nuklir.

Namun, pernyataan Putin tampaknya merupakan salah satu pesan berulangnya kepada Barat bahwa mereka ingin melindungi wilayahnya di Ukraina dan siap menggunakan senjata nuklir jika ada ancaman terhadap “keberadaan negara Rusia, kedaulatan dan kemerdekaan" Rusia.

“Semua itu tertulis dalam strategi kami, kami belum mengubahnya,” ujarnya.

Dalam referensi yang jelas terhadap sekutu NATO yang mendukung Kyiv, Putin juga menyatakan bahwa "negara-negara yang mengatakan mereka tidak punya garis merah mengenai Rusia harus menyadari bahwa Rusia juga tidak memiliki garis merah mengenai mereka."

Namun, ia juga mengatakan bahwa di AS “ada cukup banyak pakar di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis. Oleh karena itu, saya tidak menganggap semuanya sedang terburu-buru melakukan (konfrontasi nuklir), namun kami siap” untuk ini.”

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan, “Retorika nuklir Rusia ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Rusia-lah yang secara brutal menginvasi Ukraina tanpa provokasi atau pembenaran, dan kita akan terus mendukung Ukraina dalam membela rakyat dan wilayah kedaulatannya dari agresi Rusia.”

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan, “Seperti yang kita pahami, Putin menyatakan kembali doktrin nuklir Rusia bahwa mereka akan menggunakan senjata nuklir jika kedaulatan mereka terancam, jadi ini bukanlah sikap baru bagi mereka."

"Kita belum melihat adanya alasan untuk menyesuaikan sikap nuklir kita, atau adanya indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina.”

Biden telah berulang kali mengatakan, AS tidak berniat mengirimkan pasukan AS untuk berperang bersama pasukan Kyiv, meskipun Presiden Perancis Emmanuel Macron baru-baru ini menolak mengesampingkan kemungkinan pasukan Barat bergabung dalam konflik yang menemui jalan buntu dan belum terlihat akan berakhir itu.

Namun, negara-negara Barat terus mempersenjatai Ukraina, dengan AS minggu ini mengumpulkan amunisi, rudal anti-pesawat, peluru artileri, dan “beberapa sistem anti-lapis baja” senilai 300 juta dollar AS (Rp 4,69 triliun) dari persediaan militernya dalam tahap bantuan baru untuk Ukraina membantu pasukan Kyiv. Namun, paket bantuan senilai 60 miliar dollar AS (Rp 938,68 triliun) yang didukung Biden macet di Kongres.

Baca juga: Jika Rusia Menembakkan Senjata Nuklir, Apa yang Akan Terjadi?

Mykhailo Podolyak, pejabat senior kepresidenan Ukraina, kepada Reuters dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa dia memandang peringatan nuklir Putin sebagai propaganda yang dirancang untuk mengintimidasi negara-negara Barat.

“Menyadari bahwa segala sesuatunya menuju arah yang salah, Putin terus menggunakan retorika nuklir lama. Dengan harapan lama Soviet – ‘takut dan mundur!’,” kata Podolyak, yang yakin pembicaraan seperti itu menunjukkan Putin takut kalah perang.

Di medan perang, militer Ukraina menggunakan drone untuk menargetkan kilang minyak Rusia pada Rabu (13/3/2024), sehingga merusak sebuah lokasi di wilayah Ryazan.

Pavel Malkov, gubernur regional di Ryazan, mengatakan serangan terhadap kilang minyak di sana menyebabkan kebakaran dan menurut laporan awal menyebabkan beberapa orang terluka.

Para pejabat di wilayah Leningrad mengatakan, pertahanan udara Rusia menembak jatuh sebuah drone Ukraina ketika mendekati sebuah kilang dan tidak ada kerusakan.

Serangan tersebut merupakan bagian dari gelombang drone Ukraina yang diluncurkan ke wilayah Rusia selama dua hari berturut-turut.

Alexander Gusev, gubernur wilayah Voronezh yang berbatasan dengan Ukraina, pada Rabu mengatakan bahwa pertahanan udara menembak jatuh lebih dari 30 drone Ukraina dalam semalam.

Pada Selasa (12/3/2024), drone Ukraina merusak dua lokasi bahan bakar Rusia.

Para pejabat Ukraina mengatakan, sebuah rudal Rusia menghantam sebuah bangunan perumahan di pusat kota Kryvyi Rih pada Selasa, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai sedikitnya 38 lainnya.

Oleksandr Vilkul, kepala administrasi militer Kryvyi Rih, mengatakan, serangan terhadap gedung tersebut adalah satu dari tiga rudal yang menghantam kota tersebut, yang merupakan kampung halaman Presiden Volodymyr Zelensky dan sering menjadi sasaran serangan Rusia.

Zelensky menyampaikan belasungkawa di media sosial dan berterima kasih kepada tim penyelamat yang telah memberikan bantuan.

“Setiap hari, kota-kota dan desa-desa kami mengalami serangan serupa. Setiap hari, Ukraina kehilangan banyak orang karena kejahatan Rusia,” tulisnya.

“Tidak boleh ada jeda, tidak sehari, seminggu, apalagi sebulan, dalam mendukung penyelamatan nyawa, untuk menyelamatkan orang dari teror.”

Baca juga: Menengok Kekuatan Persenjataan Nuklir Rusia

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Putin: Rusia Siap untuk Perang Nuklir Jika Kedaulatannya Terancam.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow