Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Indonesia, Ini Sumber Cuannya

Konglomerat Prajogo Pangestu menempati posisi ke-27 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan kekayaan mencapai 43,4 miliar dolar AS.

Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Indonesia, Ini Sumber Cuannya

TEMPO.CO, Jakarta - Konglomerat Prajogo Pangestu, 79 tahun, menempati posisi ke-27 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan kekayaan mencapai 43,4 miliar dolar AS atau setara Rp694,7 triliun.

Dalam daftar yang dikutip dari Forbes.com, Jumat, 12 April 2024, kekayaan bos Chandra Asri ini naik tujuh kali lipat dibanding hartanya pada 2023 yang masih 5,3 miliar dolar AS.

Walhasil, posisinya di daftar orang terkaya dunia pun melejit ke urutan ke-27 dan menjadi orang paling tajir di Indonesia. Tahun lalu, posisi Prajogo masih di urutan ke-7 orang terkaya Indonesia di bawah Bos Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono (total kekayaan US$ 47,7 miliar), Low Tuck Kwong (US$ 12,1 miliar), Keluarga Widjaja (US$ 10,8 miliar), Sri Prakash Lohia (US$ 7,7 miliar), Anthoni Salim (US$ 7,5 miliar), dan Chairul Tanjung (US$ 5,2 miliar).

Prajogo melampaui miliarder batu bara Low Tuck Kwong yang sebelumnya menduduki posisi teratas dengan kekayaan bersih $26,5 miliar. Kakak beradik R. Budi Hartono dan Michael Hartono juga turun satu tingkat ke urutan ketiga dan keempat terkaya—dengan kekayaan bersih masing-masing sebesar $24,8 miliar dan $23,7 miliar.

Tahun Kekayaan (miliar USD)
2019 3,5
2020 3,5
2021 6,5
2022 5,6
2023 5,3
2024 43,4

Sebagian besar cuan Prajogo disumbang oleh meroketnya nilai kepemilikan sahamnya di perusahaan produsen energi panas bumi, Barito Renewables Energy, yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Oktober 2023. Saham perusahaan telah meningkat lima kali lipat sejak itu, dengan lonjakan 25% tercatat dalam satu hari pada minggu lalu.

Hal ini memicu pemutusan arus dan menyebabkan bursa saham menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan pada 9 Oktober 2023 lalu untuk mengendalikan volatilitas harga. Perdagangan dilanjutkan pada hari Senin tetapi kapitalisasi pasarnya masih sekitar $45 miliar, naik dari $8,3 miliar saat tercatat di bursa.

Barito Renewables merupakan induk perusahaan Star Energy Geothermal Group, produsen panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 886 megawatt. Star Energy mengoperasikan tiga proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Jawa Barat, dan memiliki izin untuk melakukan eksplorasi di Maluku Utara dan Lampung.

Menurut firma riset ThinkGeoEnergy, Indonesia merupakan produsen energi panas bumi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi sebesar 2.356 megawatt pada akhir tahun lalu.

Tahun lalu, Green Era, perusahaan energi milik Prajogo yang berbasis di Singapura, mengambil alih Star Energy, dengan mengakuisisi sepertiga saham BCPG Thailand senilai $440 juta. Sisa sahamnya sudah dipegang oleh Barito Pacific, perusahaan induk yang terdaftar di mana Prajogo memiliki saham mayoritas.

Yosua Zisokhi, analis dari Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan melalui email bahwa investor optimis terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di tengah hype mengenai energi panas bumi, yang mendapat dorongan dari terbentuknya pasar perdagangan karbon di Indonesia.

Pangestu juga baru-baru ini mendapatkan keuntungan dari investasinya pada emas hitam. Saham perusahaan pertambangan batubaranya, Petrindo Jaya Kreasi, melonjak 30 kali lipat sejak IPO pada bulan Maret 2023. Seminggu setelah debutnya, bursa memperingatkan adanya “aktivitas tidak biasa” dalam perdagangan sahamnya.

Perdagangan saham perusahaan ini pun sempat dihentikan pada November 2023 setelah sahamnya menguat 15%, dipicu kabar perusahaan tersebut mengakuisisi 34% saham kontraktor batu bara Petrosea. Baru-baru ini, pihaknya juga mengakuisisi 100% Multi Tambangjaya Utama, tambang batu bara dari Indika Energy. Saham telah kembali diperdagangkan.

Pilihan Editor Kecelakaan KM 58, Budi Karya Singgung Praktik Travel Ilegal

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow