Pesawat Terbang 64 Hari Tanpa Mendarat, Jadi Penerbangan dengan Durasi Terlama di Dunia

Pesawat Cessna 172 yang dikemudikan oleh Robert Timm dan John Cook terbang selama 64 hari tanpa mendarat dan jadi penerbangan terlama di dunia.

KOMPAS.com - Pesawat Cessna 172 Haceinda yang dipiloti oleh Robert Timm dan John Cook yang lepas landas pada 4 Desember 1958 menjadi pesawat dengan rekor penerbangan terlama di dunia.

Dikutip dari situs resmi Guinness World Records, pesawat tersebut terbang selama 64 hari, 22 jam, 19 menit, dan 5 detik.

Pesawat Cessna 172 Haceinda lepas landas di Lapangan Udara McCarran, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat (AS) pada 4 Desember 1958 dan mendarat di tempat yang sama pada 7 Februari 1959.

Total perjalanan yang ditempuh oleh Timm dan Cook adalah 150.000 mil atau 240.000 kilometer. Perjalanan ini setara dengan enam kali mengelilingi Bumi.

Rekor penerbangan mereka telah bertahan selama 65 tahun hingga 2024, dalam artian belum ada yang menyainginya hingga kini.

Bahkan, sebuah drone tanpa awak bernama Zephyr pun belum bisa melampaui rekor yang dicatatkan Timm dan Cook.

Drone Zephyr pernah melakukan penerbangan selama 64 hari, 18 jam, dan 26 menit pada 2022.

Baca juga: Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Kisah pesawat yang terbang 64 hari tanpa mendarat

Pada 1956, seorang pebisnis ingin mempromosikan Hacienda Hotel and Casino yang baru saja dibuka di Las Vegas Strip, Nevada, Amerika Serikat.

Untuk pembukaannya, pebisnis tersebut mempunyai ide untuk melakukan promosi dengan proporsi yang luar biasa.

Ia mempunyai ide mengecat nama hotel di sisi pesawat dan menggunakannya untuk menyelesaikan rekor ketahanan penerbangan.

Pebisnis tersebut kemudian dikenalkan kepada Timm, mantan pilot pembawa bom pada Perang Dunia II, yang pada 1956 bergabung sebagai mekanik mesin slot.

Usai ide tersebut muncul, kemudian dipilih pesawat Cessna 172 yang merupakan pesawat kecil bermesin tunggal dan diproduksi secara massal.

Tiga percobaan pertama Timm tak berjalan mulus karena beberapa kegagalan mekanis, termasuk masalah pengisian bahan bakar.

Pada percobaan keempat, Timm memutuskan untuk melakukannya bersama Cook, seorang mekanik pesawat.

Pada tanggal 4 Desember 1958, keduanya berangkat dari Bandara McCarran di Las Vegas dan tidak menginjakkan kaki lagi di daratan selama lebih dari 64 hari.

Baca juga: Insiden Terbaru Pesawat Boeing, Panel Lepas Sebelum Mendarat

Cara mengisi bahan bakar tanpa mendarat

Profesor sekaligus sejarawan di bidang penerbangan asal Universitas Dayton, Ohio, AS, Janet Bednarek mengungkapkan, ketika pesawat perlu mengisi bahan bakar, mereka akan turun dan terbang dengan sangat rendah dan tepat di atas kecepatan berhenti.

Lalu, truk akan datang dan menarik selang dan akan menggunakan pompa untuk memindahkan bahan bakar ke dalam pesawat.

“Itu benar-benar pertunjukan kepiawaian yang dramatis, karena mereka kadang-kadang harus melakukannya pada malam hari dan itu memerlukan ketelitian dalam terbang,” ucap Bednarek, dikutip dari IFL Science, Jumat (29/3/2024).

Timm dan Cook akan melakukan pengisian bahan bakar pesawat sebanyak dua kali dalam sehari.

Dalam 64 hari penerbangan tersebut, Pesawat Cessna 172 melakukan pengisian bahan bakar sebanyak 128 kali, dilansir dari Unilad, Jumat (29/3/2024).

Setiap sesi pengisian bahan bakar akan berlangsung di jalan lurus sepanjang perbatasan California hingga Arizona.

Pesawat akan terbang sangat rendah dan kendaraan truk pengisi bahan bakar dapat berjalan di sepanjang jalurnya.

Timm dan Cook juga menggunakan kesempatan ini untuk mengambil makanan, air, dan persediaan lainnya.

Baca juga: 10 Tahun MH370 Menghilang, Ilmuwan Kembangkan Cara Baru Lacak Pesawat Menggunakan Hewan Laut

Cara beraktivitas selama di penerbangan

Untuk masalah BAB, kedua pilot tersebut cukup menuju ke bagian belakang kabin pesawat dan menggunakan toilet lipat yang dibuat untuk berkemah.

Kantong-kantong bekas pembuangan tersebut kemudian dibuang begitu saja ke luar jendela saat berada di padang pasir.

Apabila ingin tidur, di dalam pesawat terdapat sebuah kasur yang terletak di bagian belakang kabin kecil.

Timm dan Cook akan tidur secara bergiliran untuk memastikan pesawatnya tetap terbang dengan aman.

Cook juga membuat catatan harian dalam buku hariannya selama penerbangan tersebut. Ia melaporkan bahwa hari demi hari, ia menjadi semakin mengigau yang mungkin disebabkan karena kurang tidur, stres, kelelahan fisik, dan kebosanan.

Permasalahan kurang tidur dari kedua pilot tersebut hampir menjadi “kematian” mereka saat penerbangan.

Pada hari ke-36, Timm tertidur saat mengemudikan pesawat hingga akhirnya pesawat  terbang sendiri dengan mode autopilot selama lebih dari satu jam di ketinggian 1.219 meter (4.000 kaki).

Beberapa hari kemudian, sistem autopilot rusak sehingga mereka tak lagi bisa leluasa tidur saat mengemudikan pesawat.

Karena kelelahan, mendekati hari ke-65, Timm dan Cook memutuskan untuk mendarat dan mengakhiri penerbangan tersebut.

Baca juga: Beredar Foto Rincian Ganti Rugi Penumpang untuk Keterlambatan Pesawat, Ini Kata AP dan Maskapai

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow