Penyebab Sering Terbangun Jam 3 atau 4 Pagi, Ini Penjelasan Pakar

Terkadang, seseorang mengalami masalah tidur seperti terbangun pada jam 3 atau 4 pagi. Fenomena ini semakin banyak dialami orang sejak masa pandemi COVID-19.

Penyebab Sering Terbangun Jam 3 atau 4 Pagi, Ini Penjelasan Pakar

Tak sedikit orang yang mengalami masalah tidur. Bunda mungkin pernah mengalami terbangun pada jam 3 atau 4 pagi. Hal ini tentu sangat menganggu, ya?

Fenomena tersebut dialami oleh sekitar satu dari tiga orang dan diduga lebih banyak lagi sejak pandemi COVID-19 dimulai, Bunda.

Namun, ternyata hal itu terbilang manusiawi. Menurut para ahli tidur, terbangun dan merasa khawatir pada jam-jam tersebut berkaitan dengan kadar stres pada tubuh, meskipun tidak terjadi secara langsung.

Direktur Pusat Kesehatan Mental di Universitas Teknologi Swinburne Australia, Greg Murray mengatakan bahwa stres tidak membuat seseorang lebih sering terbangun di malam hari. Akan tetapi, hal itu membuat seseorang lebih sadar akan terjadinya hal tersebut.

"Kita sebenarnya terbangun berkali-kali setiap malam dan lebih sering tidur ringan pada paruh kedua malam," tulisnya untuk The Conversation, dikutip dari IFL Science.

"Saat kita tidur nyenyak, kita tidak menyadari waktu-waktu terbangun ini. Namun, saat ada sedikit stres, maka kemungkinan besar terbangun dan menjadi sadar sepenuhnya," ia menambahkan.

Baca Juga : Doa Ketika Anak Menangis Tengah Malam Tanpa Sebab, Amalkan agar Si Kecil Tidur Tenang

Murray memaparkan, stres bukanlah satu-satunya faktor yang dapat membuat kita terbangun pada jam 3 pagi, Bunda. Ada beberapa faktor lain yang turut memengaruhi, seperti jadwal yang tidak menentu hingga kurangnya udara segar.

Faktor-faktor tersebut dapat memperkeruh kualitas tidur sehingga membangunkan kita di malam hari. Sementara itu, asisten direktur Program Pengobatan Tidur di Ohio State Wexner Medical Center Aneesa Das menjelaskan ambang batas tidur.

Ia memaparkan, sepanjang malam siklus tidur kita berada di antara rapid-eye movement (REM) dan tidur non-REM. Menurut Aneesa, setiap tahap tidur memiliki ambang batas yang berbeda mengenai seberapa mudah untuk dibangunkan.

"Salah satu penjelasan yang memungkinkan untuk bangun pada waktu yang sama setiap malam adalah, kita tidur pada waktu yang sama dan kemudian pada waktu yang sama setiap malam kita mencapai tahap tidur ringan dan bangun," kata dia.

Setiap manusia menghabiskan jangka waktu yang berbeda di setiap tahap tidur seiring berjalannya malam, Bunda. Ketika fajar semakin dekat, jumlah waktu yang dihabiskan dalam tidur REM pun ikut meningkat.

Itu artinya, kita menghabiskan lebih banyak waktu dalam tidur yang relatif ringan dan penuh mimpi.

"Mungkin saja beberapa di antaranya (bangun di dini hari) mencerminkan terbangun dari mimpi kecemasan," kata Michael K Scullin, profesor psikologi dan ilmu saraf di Baylor University di Texas kepada Newsweek dikutip dari IFL Science.

"Menyimpan buku catatan di samping tempat tidur dan menuliskan semua hal yang harus dilakukan, serta kekhawatiran atau pemicu stres lain yang ada di pikiran, telah terbukti membantu (hal ini)," pesan Scullin.

TERUSAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow