PENGAKUAN Gadis Asal Helvetia Digilir 4 Pria di Mobil Saat ke Balige,Tak Sadar Celana Sudah Berganti

- Seorang gadis berinsial GLF (17) mengaku diperkosa secara bergiliran oleh empat pria dalam mobil. GLF mengatakan bahwa dia tak sadarkan diri ketika diperkosa oleh empat pria dalam mobil perjalan Medan-Balige. GLF merupakan warga Medan Helvetia. Dia pergi ke Balige bersama teman prianya. Ibu dari GLF telah membuat laporan setelah mendengar pengakuan dari sang anak. Namun kasus ini sulit dipecahkan kenapa? Kasubdit IV Renakta...

PENGAKUAN Gadis Asal Helvetia Digilir 4 Pria di Mobil Saat ke Balige,Tak Sadar Celana Sudah Berganti

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang gadis berinsial GLF (17) mengaku diperkosa secara bergiliran oleh empat pria dalam mobil. 

GLF mengatakan bahwa dia tak sadarkan diri ketika diperkosa oleh empat pria dalam mobil perjalan Medan-Balige. 

GLF merupakan warga Medan Helvetia. Dia pergi ke Balige bersama teman prianya. 

Ibu dari GLF telah membuat laporan setelah mendengar pengakuan dari sang anak. 

Namun kasus ini sulit dipecahkan kenapa?

Kasubdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut AKBP Wahyu Ismoyo mengatakan, korban melapor pada 11 Oktober 2023 lalu, sementara peristiwa dugaan pemerkosaan terjadi pada 26 Februari 2023.

Meski ada rentang waktu 8 bulan dari kejadian bulan Februari hingga dilaporkan pada bulan Oktober, sampai saat ini Polisi terus menyelidiki kasus ini, diantaranya memeriksa CCTV dan mencocokkan waktu keberangkatan hingga mereka tiba di Balige.

Baca juga: Bus yang Mengangkut Para Relawan 01 dan 03 Mengalami Sabotase, DIduga Ada yang Menghalangi

Baca juga: JOKOWI Salurkan Bansos Tanpa Mensos Risma, Menteri PDIP Mulai Dicueki Jokowi? Ini Jawaban Istana

Korban pun telah divisum guna mencari bukti ada tidaknya kekerasan seksual dialami korban.

"Kita sudah melakukan visum. Tetapi kita masih berusaha membuktikan siapa pelaku, lokasi dan kapan. Yang jelas, kasus ini masih diselidiki secara profesional,"kata Kasubdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut AKBP Wahyu Ismoyo, Selasa (30/1/2024).

Terpisah, ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumatera Utara Jhon Hutajulu mengatakan, pihaknya turut serta mengawal peristiwa dugaan pemerkosaan terhadap remaja dibawah umur ini.

Mereka sudah meminta penjelasan dari Polda Sumut mengenai penanganan laporan ibu korban.

Dari penjelasan Polisi didapatkan, bahwa ada rentang waktu 8 bulan dari kejadian hingga dilaporkan.

Sehingga, sampai saat ini Polisi masih kesulitan memfaktakan apakah benar ada pencabulan atau tidak.

Namun demikian, hasil visum adanya luka robek dan belum diketahui siapa pelakunya.

Sebab, korban sendiri ngaku tidak mengetahui dan tidak bisa menyebutkan siapa yang dicurigai.

"Tadi dijelaskan bahwa perkara ini masih terus berproses dan kami juga disini terlibat untuk mendampingi korban dan membantu mencari tahu kebenaran peristiwa ini. Hasil visum ada bukti bahwa perbuatan itu memang ada,"kata ketua lembaga perlindungan anak Sumatera Utara Jhon Hutajulu.

Dari analisis dan penjelasan yang didapat, waktu ketika korban berangkat dan tiba ke Balige sesuai jarak tempuh.

Sementara, pengakuan korban setibanya di Siantar, celananya berubah dari celana jeans menjadi celana legging dan ia merasa sakit di kemaluan.

Korban pun menduga sempat diberi minuman yang membuatnya tak sadarkan diri.

Yang pasti, kata Jhon, lembaga perlindungan anak Sumatera Utara akan terus mengawal kasus ini sampai terungkap.

Sejauh ini mereka melihat proses penanganan yang dilakukan Polisi masih profesional dan berjalan semestinya.

"Kita akan membantu mencari kebenarannya bagaimana dan yang jelas korban sudah terjadi dan memang ada perbuatan.Saya selaku Ketua LPA Sumatera utara mendukung langkah penyidikan, dan dari time line penanganan laporan ini sudah cukup bagus dan tidak mangkrak."

Delapan Perampok Sadis Ditangkap

Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut meringkus delapan anggota geng motor sekaligus perampok jalanan meresahkan masyarakat.

Delapan pelaku ialah Rendi (19), Ari (34), Ferdi (20), Nizam (19), Eben (19), Johari alias Bejo (19), Dimas (19) dan Danu (20).

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan mereka kerap beraksi di Medan, Binjai hingga Kabupaten Langkat.

Ada dua penangkapan berbeda, enam di Polres Binjai dan dua tersangka ditangkap Polda Sumut.

Dari hasil pemeriksaan mereka termasuk kelompok sadis yang tak segan-segan melukai korbannya untuk merampas harta bendanya.

"Kedua pelaku ini merupakan komplotan dari enam pelaku lainnya yang sudah ditangkap dan ditahan polres binjai dan mereka mengakui melakukan kejahatan dengan merampok sepeda motor milik korban," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, Selasa (30/1/2024).

Polisi menjelaskan komplotan geng motor sekaligus rampok ini tercatat tujuh kali beraksi di Helvetia, Sunggal, Binjai dan Langkat.

Modus mereka yakni konvoi menggunakan sepeda motor lalu mengancam korban menggunakan senjata tajam lalu merampas sepeda motor milik korbannya.

Hasil kejahatannya kerap dipakai untuk membeli narkoba. Terbukti dari hasil tes urine mereka positif narkoba.

"Hasil kejahatan dipake beli narkoba, test urine para pelaku semuanya positif. Mereka saat ini ditahan dan terancam hukuman 12 tahun penjara," pungkasnya.

(tribun-medan)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow