Pendapatan Rp 10 Juta Perbulan,Tukang Ojek di Kudus Pakai Rompi Ratusan Juta Rupiah: Bisa Disewa

- Tukang ojek di Desa Colok, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah viral lantaran memakai rompi harga fantastis. Tak hanya itu, penghasilan mereka tiap bulan juga membuat banyak orang menggelengkan kepalanya. Mereka bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 10 juta tiap bulannya. Para tukang ojek ini biasa beroperasi di Puncak Gunung Muria dan telah memiliki tanda khusus bagi keanggotaannya. Ya, rompi berwarna biru langit dengan...

Pendapatan Rp 10 Juta Perbulan,Tukang Ojek di Kudus Pakai Rompi Ratusan Juta Rupiah: Bisa Disewa

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tukang ojek di Desa Colok, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah viral lantaran memakai rompi harga fantastis.

Tak hanya itu, penghasilan mereka tiap bulan juga membuat banyak orang menggelengkan kepalanya.

Mereka bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 10 juta tiap bulannya.

Para tukang ojek ini biasa beroperasi di Puncak Gunung Muria dan telah memiliki tanda khusus bagi keanggotaannya.

Ya, rompi berwarna biru langit dengan kombinasi tulisan ungu menjadi penandanya.

Usut punya usut, rompi khusus itu dijual dengan harga mencapai ratusan juta rupiah.

Informasi seputar tukang ojek yang biasa bawa penumpang ke makam Sunan Muria tersebut diulas YouTube YPM Journey.

Baca juga: KISAH Oyong Hairudin, Tukang Ojek Online Nyaleg di DPRD Palembang, Nekat Meski Modal Minim

Dalam ulasannya, tukang ojek di sana memasang tarif Rp 20 ribu untuk mencapai puncak gunung, tempat di mana Sunan Muria dimakamkan.

Hal itu ditawarkan sebagai solusi agar peziarah tak lelah berjalan.

"Menuju makam, ada dua pilihan. Jalan kaki dengan melintasi 700 anak tangga atau menggunakan ojek dengan tarif Rp 20 ribu," ucapnya dilihat TribunnewsBogor.com, Rabu (13/3/2024).

Tak ayal, per harinya, tukang ojek di Desa Colok mendapatkan penghasilan fantastis.

"Dalam sehari, tukang ojek membawa pulang Rp 300 sampai 700 ribu," bebernya.

Banyaknya peziarah yang mengunjungi makam Sunan Muria membuat tukang ojek di sana kebagian berkah melimpah.

"Kalau ditotal, penghasilan tukang ojek bisa mencapai Rp 6 - 10 juta per bulan," bebernya.

Cara jadi tukang ojek

Sementara itu, rompi tukang ojek di Desa Colok itu pun memiliki harga fantastis.

Baca juga: Sosok Ngateman, 5 Tahun Jadi Tukang Ojek di Jakarta Kini Jadi Kades di Boyolali, Disegani Warga

Untuk bisa menggunakan rompi sebagai tanda resmi tukang ojek Gunung Muria, mereka rela membayar ratusan juta rupiah.

Hal itu disampaikan salah satu tukang ojek yang tak disebutkan namanya.

"Iya, daftarnya sampai ratusan juta. Saya waktu itu daftar jadi tukang ojek Rp 150 juta," ungkapnya.

Dia pun mengaku sehari itu bisa belasan kali membawa penumpang.

"Buat sehari itu rata-rata 10 kali narik, itu sudah bagus," jelasnya.

"Kalau ramai bisa sampai 20 kali bawa penumpang," sambungnya.

"Pokoknya hari libur ramainya," paparnya.

Rompi bisa disewakan

Di sisi lain, tukang ojek yang terdaftar bisa menyewakan rompi khusus.

"Rompi keanggotaan bisa disewakan. Untuk harga tidak ada ketentuan khusus. Tinggal kesepakatan antara pemilik dan penyewa saja," jelasnya.

Harga sewa rompi tukang ojek di sana pun tergolong fantastis.

"Harga sewa mulai Rp 15 juta sampai 25 juta rupiah per tahun," tuturnya.

Meski penghasilan besar, namun tukang ojek di sana juga mengeluarkan budget besar untuk biaya merawat sepeda motornya.

"Penghasilan tukang ojek di pegunungan muria terhitung tinggi. Namun pengeluarannya cukup besar untuk biaya merawat sepeda motor," pungkasnya.

Sosok Ngateman, 5 Tahun Jadi Tukang Ojek di Jakarta Kini Jadi Kades di Boyolali, Disegani Warga

Inilah sosok Ngateman, mantan tukang ojek di Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang kini jadi kepala desa (Kades).

Sosok Ngateman viral setelah dirinya kini menjabat sebagai Kades Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Tak hanya itu, ternyata Ngateman juga disebutkan menjadi ketua paguyuban kades se-kecamatan Nogosari.

Baca juga: SOSOK Dul Kosim, Terduga Kasus Narkoba Dianiaya 9 Polisi, Tewas Mengenaskan, Mayat Dibuang di Jurang

Seperti diketahui, Selama lima tahun, sejak tahun 2000, Ngateman bergelut dengan aspal panasnya Ibu Kota.

Meski terbilang hasilnya cukup lumayan saat itu, Ngateman tak bisa berlama-lama mengaspal di Jakarta.

Selain, karena sudah banyak kendaraan pribadi, dia juga harus 'maju' di tanah kelahirannya.

Pada tahun 2005 pun, Ngateman akhirnya memutuskan pulang kampung dan mendirikan warung makan di pinggir jalan Nogosari.

Setahun menggeluti dunia usaha, saatnya Ngateman memajukan desanya.

Baca juga: SOSOK TNI Gadungan yang Bikin Heboh Warga Serang, Kerap Bawa Senjata, Sudah Beraksi Selama 10 Tahun

"Tahun 2006, saya masuk anggota BPD (Badan Permusyawatan Desa) sampai tahun 2012," katanya dikutip dari Tribun Solo, Senin (31/7/2023).

Selama menjadi Ketua BPD, banyak hal yang dilakukan untuk masyarakat.

Itu juga yang membuat masyarakat untuk mendorongnya untuk maju dalam Pilkades Tegalgiri tahun 2013.

"Waktu jadi Ketua BPD masyarakat mungkin senang dengan saya, terus saya disuruh maju jadi lurah (Kades) gitu," ujarnya.

Menjadi kades itu merupakan keinginan warga.

Tak salah jika dalam Pilkades 2013 itu, Ngateman akhirnya terpilih sebagai Kades.

Selama menjabat Kades pada periode pertama itu, Ngateman banyak melakukan perubahan dan melayani masyarakat.

Sejak saat itu, dia kemana-mana selalu membawa stempel.

Sehingga masyarakat dapat dengan mudah untuk mendapatkan pelayanan administrasi.

"Ketemu warga di jalan, mau minta tanda tangan, saya layani. Jadi warga itu tidak perlu bolak balik ke kantor desa kalau hanya urusan administrasi umum," katanya.

Mudahnya dalam urusan administrasi, membuatnya tak punya saingan dalam Pilkades 2019.

Dia pun kembali terpilih untuk memimpin Tegalgiri hingga tahun 2025.

Berikut biodata singkat Kades Tegalgiri :

Nama: Ngateman

Tempat tanggal lahir: Boyolali, 10 Maret 1966

Alamat : Dukuh Wates RT 06 RW 05 Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari,

Nama Isteri: Bibit

Anak:

- 1. Eko Budiarto

- 2. Dwi Budiarti

- 3. Tri Budi Seno Prayoko

Riwayat Pendidikan:

- SD N Kepoh, Sambi

- SMP N 1 Sambi

- SLTA TP (SMK N 1 Mojosongo) 

(TribunnewsBogor/ Yudistirawanne)

Diolah dari artikel tayang di TribunnewsBogor.com dan di Tribunnews.com

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow