Informasi Terpercaya Masa Kini

Pengakuan Rara Pawang Hujan Ungkap Kejadian Dipulangkan dari Aceh saat Gelar Ritual di Venue PON

0 7

TRIBUNNEWSMAKER.COM – Rara Istiani Wulandari atau Mba Rara Pawang Hujan akhirnya buka suara terkait maraknya kabar yang menyebut dirinya dipulangkan dari Aceh saat menggelar ritual di Venue Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI Aceh-Sumatera Utara.

Kabar yang beredar menyebut bahwa Mba Rara dipulangkan saat menggelar ritual mengusir hujan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.

Kala itu, Mba Rara tengah membaca doa untuk menolak datangnya hujan agar penyelenggaraan PON Aceh-Sumatera Utara ini berlangsung lancar.

Meski demikian, Mba Rara justru dipulangkan dari Aceh karena disebut tak sesuai dengan kaidah di daerah setempat.

Akhirnya Mbak Rara dipulangkan PT. Wijaya Karya Gedung (Persero) Tbk dan PT. Nindya Karya (Persero), KSO, yang bertanggung jawab atas proyek di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya.

Keputusan ini diambil setelah Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA memanggil pihak perusahaan untuk mengklarifikasi praktik tersebut, yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan budaya Aceh.

Lantas bagaimana reaksinya ?

Baca juga: Mbak Rara Tak Disewa Lagi Jadi Pawang Hujan di MotoGP Mandalika: Prediksi BMKG Terang Benderang

Baru-baru ini Rara mencurahkan perasaannya usai disebut dipulangkan dari Aceh.

Lewat Instagram miliknya, Jumat (30/8/2024), Rara mengunggah potret stadion tempatnya melakukan ritual hujan.

Rara pun menyebutkan pada hari ini, Jumat (30/8/2024) stadion Harapan Bangsa cuaca ceria dan senang.

“Dears bawah langit lhong Raya kecamatan Banda Raya kota banda Aceh tepatnya Stadion Harapan Bangsa. Atas kasih sayang Tuhan diberikan berkah-Nya dan restu alam semesta cuaca cerah ceria Happy, hari ini 30/8/2024 Happy semua pekerja di semua gedung proyek renovasi,” tulis Rara dalam unggahannya.

Baca juga: Tak Kalah dari Tas Branded, Terungkap Harga Mangkuk Emas Milik Rara Pawang Hujan MotoGP Mandalika

Ia pun menyebutkan akan selalu teringat suasana perasaan sayangnya kepada semua orang yang bekerja di proyek stadion tersebut.

“Sejak tanggal 20 Agustus aku sayangi, aku akan selalu teringat suasananya perasaan sayangnya semua orang pekerja proyek yg ramah, yg mayoritas muslim selalu rajin beribadah sholat 5 waktu On Time.” ujarnya.

“Pawang hujan asalkan hatinya Happy bisa dong doa dan meditasi tirakatan jarak jauh. Jauh dimata dekat dalam doa dekat di hati,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia pun mengucapkan terimakasih kepada yang suka padanya.

“Buat yg suka dengan gayaku sebagai mbak @rarapawang_cahayatarot aku ucapkan Terimakasih, buat yg ngga suka mau membully terserah saja

Aku berfokus dg Energy kebaikan rasa syukur atas berkah blessing Tuhan yang maha baik diberikan Anugrah kecerdasan indigo bisa membantu sebagai pawang hujan smua hal yg Tuhan jalinkan silaturahmi kesempatan yg datang akan aku Handle dg baik dimohonkan berkah-Nya lancar sukses Happy aamin. Salam cahaya kasih sayang alam semesta dariku Rara Istiati,” tutupnya.

Dalam kejadian ini, pihak kontraktor yang mendatangkan Mbak Rara, akhirnya memulangkan pawang hujan tersebut melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, pada penerbangan Rabu (28/8/2024) siang.

Keputusan ini diambil setelah Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal, memanggil pihak perusahaan untuk mengklarifikasi praktik tersebut, yang dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan budaya Aceh.

Pertemuan antara Pj Gubernur dan perwakilan PT Wika-Nindya berlangsung di ruang kerja Gubernur Aceh pada Rabu.

Dalam pertemuan tersebut, Safrizal didampingi Plh Sekda, Asisten Sekda, dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh.

Sementara, perusahaan diwakili oleh Deputi DPM Firmansyah dan KSKA Aditia.

Pihak perusahaan menjelaskan bahwa kehadiran Rara merupakan inisiatif dari pekerja proyek yang bermaksud mengantisipasi hujan agar tidak mengganggu pekerjaan di stadion.

Namun, mereka mengakui bahwa inisiatif tersebut diambil tanpa mempertimbangkan sensitivitas masyarakat Aceh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan budaya lokal.

Atas permintaan Pj Gubernur, pihak perusahaan segera memulangkan Rara melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Rabu siang.

Sementara, Pj Gubernur Safrizal menegaskan agar perusahaan segera mengklarifikasi kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

Safrizal juga menekankan bahwa tindakan yang tidak sesuai dengan syariat dan budaya lokal tidak dapat diterima, terlebih lagi dalam konteks proyek besar yang melibatkan banyak pihak.

“Aceh adalah daerah yang sangat menjaga nilai-nilai keislaman. Setiap kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut harus dihentikan,” kata Pj Gubernur.

(TribunNewsmaker.com/TribunMedan/Kompas.com)

Leave a comment