Pelatih Carolina Marin Angkat Bicara Soal Patah Hati Sang Bintang
KOMPAS.com – Pelatih bulu tangkis tunggal putri Spanyol, Fernando Rivas, mengungkapkan perasaan Carolina Marin (Spanyol) yang harus berhenti di semifinal Olimpiade Paris 2024.
Hal ini dipastikan setelah Carolina Marin diduga kembali menderita cedera ACL di lutut kanannya saat menghadapi He Bing Jiao (China) di Porte de la Chapelle Arena, Minggu (4/8/2024).
Ini adalah cedera sama seperti yang pernah pebulu tangkis berusia 31 tahun ini alami pada 2019.
Dalam laga semifinal Olimpiade tersebut, Marin sedang dalam keadaan unggul atas Bing Jiao. Di mana ia memenangkan gim pertama, dan memimpin 10-8 di gim kedua.
Ia sempat memaksakan bermain dengan menepi keluar lapangan dan memasang pelindung lutut, kemudian masuk kembali.
Baca juga: Carolina Marin Cedera, Gregoria Disebut Tak Punya Lawan untuk Perebutan Perunggu
Meski telah memasang pelindung lutut, rasa sakit yang dialaminya tak bisa ditahan. Marin langsung bersujud sambil menangis dan beberapa kali memukul lapangan.
Penonton yang hadir memberikan tepuk tangan sebagai bentuk dukungan atas atlet peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
“Carolina sangat terpukul. Ini tidak adil, sangat kejam,” ujar Fernando, dikutip dari Marca.
“Kami tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan hal ini, karena level yang ia miliki, bagaimana ia telah berkembang selama kompetisi dan tekad yang ia miliki untuk menghadapi semifinal. Itu sangat sulit,” sambung Fernando usai menghantarkan Marin ke ruang ganti.
Fernando angkat bicara mengenai perasaan yang diungkapkan Marin kepada dirinya saat tiba di ruang ganti.
“Itu tidak adil, bahwa ia tidak ingin mengakhiri kariernya di sini seperti ini. Carolina pantas untuk menyelesaikan Olimpiade, menang atau kalah, dengan bermain di dalamnya,” ujar Fernando.
“Tidak mungkin baginya untuk terus bermain, ia mencoba karena ia telah mencoba segalanya, tetapi itu tidak mungkin,” lanjutnya.
Seandainya Marin tidak mengalami cedera saat menghadapi He Bing Jiao (China), ia berpeluang untuk menghadapi An Se-young (Korea Selatan) di babak final, yang berhasil mengalahkan Gregoria Mariska Tunjung.
Dengan cederanya Marin, BWF memastikan bahwa medali perunggu jatuh kepada tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.
Sementara, Marin menjadi gagal mengulang pencapaiannya di Olimpiade Rio 2016 ketika dia menyabet emas setelah mengalahkan PV Sindhu (India) di partai pemuncak.