Informasi Terpercaya Masa Kini

Eri Cahyadi Turun Tangan, Ada Titik Temu antara SMP Swasta dengan RW soal Iuran Rp 35 Juta

0 5

KOMPAS.com – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mempertemukan pihak sekolah Petra dengan RW setelah muncul perseteruan karena perkara iuran jalan dengan nilai Rp 35 juta per bulan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, awalnya Eri mendatangi rumah salah satu ketua RW, Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo, Senin (5/8/2024), sekitar pukul 14.00 WIB.

Kemudian, Eri menuju sekolah Petra yang tak jauh dari lokasi, untuk menemui pengurusnya.

Lalu, dia dan semua pihak bertemu untuk membicarakan perkara itu di salah satu rumah ketua RW.

Baca juga: Duduk Perkara SMP Swasta Tolak Iuran Rp 35 Juta di Surabaya, Akses Jalan Sekolah Ditutup Warga

“Hari ini kami sudah bertemu dengan RW sekaligus perwakilan Petra, alhamdulillah pertemuan tadi gayeng, guyon (bercanda),” kata Eri, usai melakukan pertemuan dengan kedua pihak.

Eri mengatakan, ada titik temu dalam perbincangan yang berjalan kurang lebih satu jam tersebut. Pihak RW memutuskan Petra mengurus sendiri wilayahnya.

“Pertemuan tadi itu terbuka semuanya, ditarik kesimpulan RW enggak mau ada fitnah. Jadi yang dulu uangnya (iuran) dititipkan ke RW, sekarang tidak dititipkan, langsung dipegang Petra,” jelasnya.

Pengurus Petra juga menyanggupi titik tengah yang diberikan tersebut. Mereka bakal mengurus semua permasalahan jalan yang ada di sekitar bangunannya.

“Petra meskipun tidak menerima apapun mereka tetap menyelesaikan fasilitas umum yang menjadi tanggung jawabnya. Contoh eceng gondok yang dikerjakan RW sekarang dikerjakan Petra,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eri menyebut, perkarka iuran yang sempat ramai di media sosial merupakan ulah pihak yang ikut memanaskan situasi. Padahal, menurutnya, hal ini bisa diselesaikan dengan cepat.

Baca juga: Bukan Rp 140 Juta, Iuran yang Harus Dibayarkan SMP Swasta di Surabaya Rp 35 Juta

“Ada yang masuk menggoreng, akhirnya menimbulkan kegaduhan, karena ditumpangi. Saya dan wakil wali kota mau membantu warga menyelesaikan masalah, tapi semua sudah selesai hari ini,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, ramai di media sosial sekolah swasta di Surabaya berseteru dengan warga setempat. Hal itu disebabkan pihak RW meminta kenaikan iuran penggunaan jalan.

Berdasarkan akun Instagram @cakj1, tampak pihak sekolah menjelaskan kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, mengenai warga yang menutup satu-satunya akses jalan untuk guru dan murid.

Kemudian, perwakilan warga menjelaskan keberadaan sekolah tersebut membuat kemacetan. Selain itu, pengelola SMP itu enggan terhadap kenaikan iuran yang diminta para RW.

“Tindak lanjut laporan warga terkait permasalahan antara warga dengan sekolah SMP di Manyar Tirtomulyo. Permasalahan muncul karena adanya tidak sepakatnya iuran yang diajukan pihak warga kepada sekolah,” tulis akun Instagram @cakj1.

Mengenai hal itu, Armuji mengatakan, permasalahan tersebut bermula saat pihak sekolah SMP di Jalan Manyar Tirtomulyo, Mulyorejo, melaporkan terkait iuran warga setempat.

Baca juga: SMP Swasta Tolak Iuran Rp 140 Juta Per Bulan ke RW, Akses ke Sekolah Ditutup Warga

Pihak sekolah merasa keberatan karena harus membayar iuran masing-masing Rp 35 juta ke empat RW yang ada di dekat bangunan. Sebab, uang dengan total Rp 140 juta tersebut dinilai terlalu besar.

“Awalnya (iuran) Rp 25 juta, naik Rp 32 juta itu sekolah masih mau bayar. Dinaikin lagi jadi Rp 35 juta sekolah enggak mau, keberatan,” kata Armuji, ketika dihubungi melalui telepon, Rabu (31/7/2024).

Leave a comment