Negara Eropa Mulai Batasi Subsidi Kendaraan Listrik, Apa Penyebabnya?

Prancis mulai mengurangi subsidi kendaraan listrik, sementara Jerman bahkan telah menghentikannya akhir tahun lalu.

Negara Eropa Mulai Batasi Subsidi Kendaraan Listrik, Apa Penyebabnya?

Pemerintah Prancis mengurangi subsidi kendaraan listrik dan hibdrida, terutama untuk pembeli berpenghasilan tinggi. Kebijakan itu dilakukan untuk menekan angka subsidi di bawah anggaran yang ditentukan.

Peraturan pemerintah menurunkan subsidi dari 5.000 euro menjadi 4.000 euro untuk 50% pembeli mobil berpenghasilan tertinggi. Namun, Prancis tetap memberikan subsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah sebesar 7.000 euro.

“Kami memodifikasi program ini untuk membantu lebih banyak orang, namun dengan biaya yang lebih sedikit,” kata Menteri Transisi Lingkungan Hidup Christophe Bechu di radio franceinfo, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (13/2).

Seperti banyak negara lain, Perancis telah menawarkan berbagai insentif untuk membeli kendaraan listrik.  Namun, pemerintah Prancis juga ingin memastikan negaranya tidak melampaui anggaran sebesar 1,5 miliar euro. 

Meskipun subsidi pemerintah pusat dibatasi, banyak pemerintah daerah di Prancis terus menawarkan bantuan tambahan kendaraan listrik. Misalnya saja pemerintah Kota Paris yang meberikan subsidi tambahan kendaraan listrik berkisar antara 2.250 hingga 9.000 euro, tergantung pada pendapatan seseorang.

Langkah terbaru ini terjadi setelah pemerintah pusat menghentikan program baru untuk meringankan masyarakat berpenghasilan rendah yang menyewa mobil listrik.

Prancis bukan satu-satunya negara yang membatasi subsidi mobil listrik. Jerman bahkan telah mengakhiri subsidi kendaraan listrik pada Desember lalu.

Kebijakan tersebut diputuskan setelah belanja transisi ramah lingkungan terdampak keputusan mahkamaha konstitusi yang meminta pemerintah merevisi anggarannya.

Uni Eropa Investigasi Banjir Impor Kendaraan Listrik Cina

Tahun lalu, Komisi Eropa meluncurkan penyelidikan  terhadap banjir impor kendaraan listrik. Mereka mengkaji pengenaan punitive tariffs atau tarif hukuman untuk melindungi produsen Uni Eropa terhadap impor kendaraan listrik (EV) yang lebih murah dari Tiongkok.

Eropa menuding produsen kendaraan listrik Cina dapat menjual produk dengan murah karena mendapatkan banyak subsidi dari negaranya.

“Pasar global kini dibanjiri mobil listrik yang lebih murah. Dan harganya dijaga agar tetap rendah karena subsidi negara yang sangat besar,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pidato tahunannya di depan parlemen Uni Eropa, September tahun lalu.

Komisi mempunyai waktu hingga 13 bulan untuk menilai apakah akan mengenakan tarif hukuman sebesar 10% untuk mobil. Ini merupakan kasus paling besar terhadap Tiongkok sejak penyelidikan UE terhadap panel surya Cina berhasil menghindari perang dagang satu dekade lalu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow