Menteri Israel: Perang Lawan Hamas Jalan Terus Saat Ramadan,Mesir Bantu Siapkan Serbuan Rafah

Menteri Kabinet Perang Israel: Perang Lawan Hamas Jalan Terus Saat Ramadan, Mesir Bantu Penyerbuan Rafah- Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, menyatakan kalau perang antara tentara Israel (IDF) terhadap gerakan pembebasan Palestina, Hamas, potensial akan terus berlanjut selama bulan Ramadan. "Israel dapat melanjutkan perangnya terhadap Hamas selama bulan suci Ramadan," kata Benny Gantz pada Jumat (16/2/2024) sore dilansir...

Menteri Israel: Perang Lawan Hamas Jalan Terus Saat Ramadan,Mesir Bantu Siapkan Serbuan Rafah

Menteri Kabinet Perang Israel: Perang Lawan Hamas Jalan Terus Saat Ramadan, Mesir Bantu Penyerbuan Rafah

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, menyatakan kalau perang antara tentara Israel (IDF) terhadap gerakan pembebasan Palestina, Hamas, potensial akan terus berlanjut selama bulan Ramadan.

"Israel dapat melanjutkan perangnya terhadap Hamas selama bulan suci Ramadan," kata Benny Gantz pada Jumat (16/2/2024) sore dilansir Jerusalem Post.

Baca juga: 9 Jam Penyerbuan, Operasi Gabungan Militer Israel Tangkap Pemimpin Brigade Al Qassam di Jenin 

Gantz menegaskan, IDF akan terus memburu Hamas di seluruh Gaza. Gantz yang melabeli Hamas sebagai kelompok teroris mengatakan, gerakan itu akan terus diburu hingga ke terowongan-terowongan mereka.

“Teroris dan pemimpin Hamas harus tahu: Gaza tidak akan memiliki kota perlindungan, baik di atas maupun di bawah tanah,” kata menteri tersebut dalam sebuah keterangan.

“Pertempuran bisa berlanjut hingga bulan Ramadhan.

Benny Gantz juga mengatakan, Tentara IDF akan terus melanjutkan operasi militer darat (ground invasion) ke Rafah, kota di mana jutaan warga Palestina mengungsi dari seluruh Jalur Gaza. 

Hal lain, kata dia, Israel tengah menyiapkan hal-hal terkait serbuan militernya ke Rafah, termasuk bekerja sama dengan pemerintah Mesir.

“Jika para sandera tidak dikembalikan, kami akan memperluas perang ke Rafah. Kami sedang mempersiapkan hal ini, bekerja sama dengan mitra kami termasuk Mesir," klaimnya.

Gantz lebih lanjut juga membahas masalah pengungsian lebih dari satu juta warga Palestina yang berada  di Rafah, dengan mengatakan kalau Israel akan "mengevakuasi penduduk ke daerah yang aman - dan mulai beroperasi."

Baca juga: Mesir Tutup Mata Rafah Diacak-acak Israel Asal Pengungsi Tak Menyeberang, Propaganda Media Israel?

Mesir Siapkan Kawasan Pengungsian

Mesir menyiapkan kawasan pengungsian buat warga Rafah yang terusir dari rumah mereka bila Israel melancarkan invasi darat, lapor sumber Reuters.

Rencana tersebut merupakan bentuk antisipasi terhadap potensi eksodus warga Palestina dari Gaza.

"Mesir sedang mempersiapkan sebuah kawasan di perbatasan Gaza, yang dapat menampung warga Palestina, jika serangan Israel ke Rafah memicu eksodus lintas perbatasan," beber empat sumber kepada Reuters.

Mesir menetapkan wilayah di perbatasan sebagai tindakan sementara dan pencegahan.

Namun, Kairo telah berulang kali meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan invasi Israel di Gaza dapat membuat warga Palestina terpaksa mengungsi ke Sinai, lapor Arab News.

Sumber pertama mengatakan pembangunan kamp tersebut dimulai tiga atau empat hari lalu.

Lokasi tersebut akan menjadi tempat berlindung sementara jika ada orang yang melintasi perbatasan “sampai resolusi tercapai”.

Tiga sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa Mesir telah mulai mempersiapkan daerah gurun dengan beberapa fasilitas dasar yang dapat digunakan untuk melindungi warga Palestina.

Sumber yang dihubungi Reuters untuk berita ini menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini.

Seorang sumber mengatakan Mesir optimistis perundingan gencatan senjata dapat menghindari skenario seperti itu.

PBB Tak Percaya Israel Mau Evakuasi Pengungsi Palestina

Israel menyebut tentaranya sedang menyusun rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah ke wilayah lain di Jalur Gaza.

Namun Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths tak yakin atas klaim Israel mau mengevakuasi pengungsi Palestina.

Berbicara pada Kamis (15/2/2024), Griffiths menilai dalih Israel orang-orang di Gaza dapat mengungsi ke tempat yang aman adalah sebuah “ilusi”.

Pada faktanya, Israel memang menyerang koridor pengungsian yang mereka tunjuk sendiri saat meminta warga Gaza utara pindah ke selatan di awal perang.

Lebih jauh, Griffiths menyebut skenario evakuasi pengungsi di Rafah ini “semacam mimpi buruk Mesir”, dikutip dari Haaretz.

Mesir telah menyatakan penolakannya terhadap perpindahan warga Palestina dari Gaza sebagai bagian dari penolakan negara-negara Arab terhadap terulangnya “Nakba”, atau “malapetaka”.

Ketika ditanya oleh Reuters tentang pernyataan sumber tersebut yang mengatakan Mesir sudah menyiapkan kawasan pengungsian, kepala layanan informasi negara Mesir mengatakan: “Hal ini tidak memiliki dasar kebenaran.

"Saudara-saudara kita di Palestina telah mengatakannya dan Mesir telah mengatakan bahwa tidak ada persiapan untuk kemungkinan ini.”

(oln/jp/rtrs/*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow