Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

TEMPO.CO, Jakarta - Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.

NATO mengerahkan hingga 33.000 prajurit, sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja lainnya di dekat perbatasan Rusia, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa, 23 April 2024.

“Saat ini kelompok pasukan bala bantuan NATO di dekat perbatasan kami berjumlah sampai 33.000 orang, dengan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 kendaraan tempur lapis baja lainnya,” kata Shoigu saat rapat Kementerian Pertahanan.

Menhan juga mengatakan latihan NATO yang melibatkan hingga 90.000 prajurit kini masih berlangsung dan latihan tersebut dilakukan untuk menangkal dugaan agresi Rusia mendatang.

Shoigu menambahkan bahwa aliansi tersebut berupaya memperkuat aktivitas mereka di Arktik, sementara aksesi Swedia ke NATO meningkatkan ketegangan.

“Bergabungnya Swedia ke Aliansi Atlantik Utara (NATO) pada awal Maret telah meningkatkan ketegangan militer dan politik di arah strategis Barat dan Barat Laut,” kata Menhan.

Sebelumnya, NATO telah membantah kehadiran serdadu tempur Sekutu di Ukraina

"Tidak ada rencana untuk kehadiran tempur NATO di Ukraina tetapi, tentu saja, beberapa negara sekutu NATO memiliki pria dan wanita berseragam di kedutaan masing-masing yang memberikan nasihat," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, kepada MSNBC, Minggu, 21 April 2024.

Stoltenberg berpendapat bahwa kehadiran personel militer sekutu di Ukraina tidak menjadikan aliansi atau negara-negara anggotanya ikut serta dalam konflik.

Pejabat berkewarganegaraan Norwegia itu juga menegaskan bahwa bantuan militer yang mengalir ke Ukraina dari sekutu NATO, termasuk dana sebesar 61 miliar dolar AS (sekitar Rp990 triliun) yang disahkan oleh DPR AS pada Sabtu, bukanlah dana amal.

"Kita harus ingat bahwa dukungan militer yang diberikan oleh sekutu NATO, Amerika Serikat kepada Ukraina bukanlah sebuah amal – ini adalah investasi untuk keamanan kita sendiri," katanya.

Juru bicara Pentagon Patrick Ryder pada Sabtu mengungkapkan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak penasihat militer ke Kantor Kerja Sama Pertahanan di Kedutaan Besar AS di Kiev.

Ryder mengatakan bahwa kantor tersebut melakukan misi pemberian nasihat dan dukungan non-tempur meskipun dikelola khususnya oleh personel Departemen Pertahanan.

SPUTNIK

Pilihan Editor: Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow