Mengajak Anak Bermain di Mal Perlu Waspada

Mengajak anak bermain di mal perlu diawasi. Meskipun dinyatakan aman, orang tua perlu memantau anak-anak yang sedang bermain.

Mengajak Anak Bermain di Mal Perlu Waspada

Mengajak Anak Bermain di Mal Perlu Waspada

Musim liburan lebaran perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk menunjukkan rasa kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengajak anak bermain di mal merupakan satu upaya untuk menunjukkan kasih sayang.

Bukan rahasia lagi, anak-anak zaman sekarang lebih suka diajak bermain di mal daripada diajak ke rumah nenek atau kakeknya saja. Orang tua yang bijak tentu akan mengenalkan mal sebagai lokasi modern dengan berbagai penjelasan sesuai usia anak.

Anak-anak di bawah usia dua tahun sudah memiliki arena bermain sederhana yang dapat membuatnya senang. Orang tua tinggal meletakkan/mendudukkan anak ke sebuah kursi dan kursi itu dapat bergerak sesuai arah jarum jam.

Permainan itu melengkapi permainan model lama yang sudah ada beberapa tahun yang sudah lewat. Pada arena permainan anak di mal, pasar malam tradisional, atau lokasi-lokasi keramaian yang lain, kita sudah terbiasa menemukan permainan komedi putar dengan patung kuda yang dapat dinaiki oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Model dan sarana untuk memutar patung kuda itu mengalami inovasi dan modernisasi. Sarana untuk memutar di pasar malam tentu berbeda dengan di mal atau tempat lain. Penampilan kuda-kudaan itu pun semakin dipercantik baik dari segi wajah dan bahan untuk membuat kuda-kudaan itu.

Pada masa setelah kuda-kudaan, dibuat model mobil-mobilan, pesawat, atau kereta api yang dapat dinaiki khusus untuk anak-anak. Mainan mobil-mobilan itu umumnya dapat bergerak naik-turun atau maju mundur, bahkan berjalan berkeliling.

Untuk anak yang lebih besar, usia sekitar lima atau enam tahunan, ada arena khusus yang cocok atau sesuai dengan usia mereka. Pihak pengelola mal tentu sudah mempertimbangkan keamanan arena bermain tersebut.

Pengalaman Menemani Cucu

Pada hari kedua lebaran (11/4/2024) saya beserta istri tercinta diajak putra pertama kami untuk menemani Zaki dan Saskia (dua cucu) ke mal. Arena permainan yang dituju.

Saya dan Yunus, putra pertama kami itu duduk di sekitar arena dua cucu kami bermain. Sementara itu, istri tercinta dan menantu jalan-jalan melihat-lihat toko pakaian.

Sebagai kakek, saya merasa sangat khawatir dengan polah-tingkah dua cucu kami yang superaktif. Bagi Yunus mungkin sudah tidak heran lagi dengan gerak-gerak dua anaknya itu. Sebagai kakek, saya sangat khawatir dengan gerakan yang cukup mencemaskan. Bukan hanya bermain perosotan, dua cucu kami juga bermain bola kecil, berlari naik turun ke sebuah rumah-rumahan dan yang lain.

Sambil merekam dalam video, saya sesekali berteriak untuk mengingatkan Zaki dan Saskia agar berhati-hati, terutama pada saat naik ke atas rumah-rumahan dan meloncat dari sana.

Oleh ibunya (menantu kami), kedua cucu kami diminta menggunakan kaos kaki sebagai pengaman. Kaos kaki memang cukup penting digunakan pada arena bermain yang atraktif. Siapa tahu ada benda tajam atau benda lain yang dapat melukai telapak kakinya.

Orang tua Harus Waspada

Sebagai orang tua, kewaspadaan perlu selalu dijaga dan ditingkatkan. Anak-anak jangan dibiarkan bermain tanpa pengawasan. Apalagi mereka bermain dengan anak-anak lain yang tidak dikenalnya. 

Arena bermain di mal diperuntukkan umum. Artinya, siapa saja boleh bermain di sana asal memenuhi persyaratan yang berlaku. Selain membeli tiket masuk, ada persyaratan tinggi badan minimal dan maksimal.

Jika tinggi badan di bawah ketentuan minimal, anak yang bermain perlu didampingi untuk menghindari kecelakaan dalam bermain. Meskipun benda-benda yang berada di arena bermain cukup aman, perlakuan anak-anak yang bermain di sana yang dapat menjadikan alat bermain itu tidak aman. Misalnya, ada anak yang melemparkan bola dengan keras dan mengenai mata anak yang lain.

Bisa juga ada anak yang superaktif sehingga saat berlari dapat menabrak anak yang lain. Demikian pula saat main perosotan. Jika ada yang berebut untuk melakukan perosotan lebih dahulu, bisa terjadi dorong-mendorong. Anak yang lemah bisa terpelanting atau terpeleset saat akan bermain.

Marilah kita isi masa masa liburan untuk membuat anak-anak merasa senang. Orang tua wajib waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi.

Penajam Paser Utara, 14 April 2024 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow