Lawan Apple M3, Huawei Kembangkan Chip Kirin untuk Komputer PC

Huawei sedang mengembangkan chipset PC berbasis Arm yang menawarkan delapan core Taishan V130 dengan performa multi-core mendekati Apple M3

Lawan Apple M3, Huawei Kembangkan Chip Kirin untuk Komputer PC

Huawei sedang mengembangkan chipset PC berbasis Arm yang menawarkan delapan core Taishan V130 dengan performa multi-core mendekati Apple M3. Laporan ini berasal dari seorang leaker yang hanya menyebutnya sebagai "Chip PC Kirin" tanpa merinci nama spesifik. Taishan V130 merupakan generasi berikutnya dari Taishan V120 yang digunakan dalam Kirin 9000s.

Chipset itu juga memiliki GPU Mali-920 yang  performanya sebanding dengan GPU Apple M2. Selain itu, chipset ini mendukung memori hingga 32GB dan penyimpanan hingga 2TB. Kabarnya, Huawei akan memproduksi chipset Kirin untuk PC menggunakan teknologi proses 7nm atau 5nm dari SMIC.

Bocoran tersebut juga menyiratkan bahwa Huawei mungkin akan meluncurkan model chipset dengan performa lebih tinggi, seperti versi Pro atau Max yang dilakukan oleh Apple. Chipset ini diperkirakan akan digunakan dalam produk-produk laptop Huawei di masa mendatang.

Dengan semakin kuatnya ambisi China menggunakan semikonduktor lokal, chipset PC dari Huawei kemungkinan akan menjadi pesaing serius bagi prosesor dari Intel atau AMD. Terlebih lagi, China baru-baru ini melaporkan larangan penggunaan prosesor dari Amerika Serikat untuk komputer di lembaga pemerintahan, sehingga meningkatkan prospek chipset buatan dalam negeri.

Kembangkan Chip AI

Anggota parlemen AS dari Partai Republik marah dan mengecam pemerintahan Biden setelah Huawei sukses meluncurkan laptop dengan chip artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan milik Intel. Huawei sendiri sukses meluncurkan laptop MateBook X Pro berbasis prosesor Intel Core Ultra 9 terbaru. 

Padahal, Amerika Serikat (AS) telah memasukkan Huawei ke dalam daftar pembatasan perdagangan sejak 2019 karena melanggar sanksi terhadap Iran. Ironisnya, izin pengiriman chip ke Huawei masih terus dilakukan diteruskan dan memicu kegemparan di Washington. 

Para anggota parlemen AS menyuarakan keheranan dan frustrasi atas keputusan Departemen Perdagangan yang terus mengizinkan teknologi AS dikirimkan ke Huawei. Sedangkan, China terus berusaha menguatkan posisi teknologinya dengan bantuan produk-produk teknologi buatan AS.

"Salah satu misteri terbesar di Washington, DC, adalah mengapa Departemen Perdagangan terus mengizinkan teknologi AS dikirimkan ke Huawei," kata Anggota Kongres dari Partai Republik Michael Gallagher yang mengetuai komite terpilih DPR untuk China.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan chip tersebut dikirimkan di bawah lisensi yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tidak tercakup dalam pembatasan luas baru-baru ini terhadap pengiriman chip AI ke Tiongkok, kata sumber tersebut dan sumber lainnya.

Meskipun ada upaya untuk membatasi akses Huawei terhadap teknologi AS, langkah-langkah tersebut tampaknya belum memberikan hasil yang memuaskan bagi pihak-pihak yang menginginkan pembatasan yang lebih ketat seperti dikutip Channel News Asia.

Departemen Perdagangan dan Intel menolak berkomentar. Huawei tidak segera menanggapi permintaan komentar. Reaksi tersebut merupakan tanda meningkatnya tekanan pada pemerintahan Biden untuk berbuat lebih banyak guna menggagalkan kebangkitan Huawei, hampir lima tahun setelah perusahaan itu dimasukkan ke dalam daftar pembatasan perdagangan.

"Persetujuan ini harus dihentikan. Dua tahun lalu, saya diberitahu bahwa lisensi Huawei akan dihentikan. Saat ini, sepertinya kebijakan tersebut tidak berubah," kata anggota Kongres dari Partai Republik Michael McCaul dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Baca Juga: Microsoft Siapkan Rp35 Triliun Bangun Layanan Cloud dan AI di Malaysia

Baca Juga: Microsoft Bakal Bangun Infrastruktur Kelas Dunia Dorong Pemanfaatan AI

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow