Kisah Nabi Syits AS, Putra Nabi Adam yang Paling Cerdas & Sosok Penjaga Nur Nabi Muhammad

Kisah Nabi Syits AS merupakan putra Nabi Adam yang paling cerdas dan dipilih Allah untuk menjaga nur Nabi Muhammad. Simak kisah selengkapnya

Kisah Nabi Syits AS, Putra Nabi Adam yang Paling Cerdas & Sosok Penjaga Nur Nabi Muhammad

Dalam tradisi Islam, Nabi Syits dianggap sebagai salah satu Nabi yang diberikan hikmah dan ilmu pengetahuan yang luas oleh Allah SWT. Meskipun dalam Al-Quran tidak banyak disebutkan tentang kehidupan Nabi Syits, hadis dan literatur Islam lainnya menggambarkan ia sebagai sosok yang sangat bijaksana dan dihormati.

Dikatakan bahwa Nabi Syits mewarisi kebijaksanaan dari Nabi Adam, dan diangkat sebagai penggantinya untuk menyebarkan ajaran tauhid kepada umat manusia. Dalam menyampaikan ajaran-ajaran agama, Nabi Syits tidak pernah menggunakan cara paksaan atau kekerasan, melainkan menggunakan pendekatan yang penuh dengan kearifan dan kebijaksanaan.

Ia memahami bahwa setiap individu memiliki kecenderungan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga mampu menyesuaikan pendekatannya dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Kehadiran Nabi Syits sebagai penyebar ajaran tauhid memberikan contoh bagi umat manusia, tentang pentingnya berkomunikasi dengan lembut dan penuh kasih sayang dalam menyampaikan pesan-pesan agama.

Pendekatan ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah, tetapi juga memungkinkan pesan-pesan agama untuk diterima dengan lebih baik oleh umat manusia. Kisah dakwah Nabi Syits mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya memperlakukan orang lain dengan penuh rasa hormat dan kebaikan, bahkan ketika menyampaikan ajaran-ajaran agama yang mungkin kontroversial atau sulit dipahami.

Baca Juga : 25 Kisah Nabi yang Patut Diteladani Lengkap dengan Mukjizat dan Nasihat

Kisah Nabi Syits, putra Nabi Adam yang paling cerdas

Mengutip buku Akhlak Para Nabi: Dari Adam hingga Muhammad SAW bahwa Nabi Adam yang telah hidup selama 930 tahun pada saat kelahiran Nabi Syits, mengamati dengan seksama karakteristik anak-anaknya.

Di antara mereka, Nabi Adam melihat bahwa Syits memiliki kelebihan yang luar biasa, baik dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan, maupun kepatuhan terhadap ajaran-ajaran Ilahi. Dari semua anaknya, Nabi Adam menyadari bahwa Syits memiliki potensi yang besar untuk meneruskan misi tauhid dan mengajarkan kebenaran agama kepada umat manusia.

Maka dari itu, Nabi Adam memilih Syits sebagai penerusnya dalam menyampaikan ajaran-ajaran tauhid kepada generasi berikutnya. Keputusan ini mencerminkan pemahaman Nabi Adam tentang pentingnya memilih pemimpin yang memiliki kualitas moral, keilmuan, dan kepatuhan yang tinggi.

Setelah mengangkat Syits sebagai pewarisnya, Nabi Adam meyakini bahwa pesan-pesan agama akan disampaikan dengan baik dan benar kepada generasi-generasi mendatang, mengarahkan umat manusia menuju jalan yang benar sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Kisah Nabi Syits AS yang menjadi sosok penjaga Nur Nabi Muhammad SAW

Melansir dari laman detikcom, Nabi Syits dikenal sebagai orang pertama setelah Nabi Adam dan Hawa yang dipercaya untuk menjaga Nur Rasulullah SAW. Dalam salah satu riwayat, disebutkan bahwa Allah menciptakan Nur Nabi Muhammad sebelum menciptakan Adam, Hawa, serta alam semesta dan isinya.

Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani dalam Kitab Hujatullah mengungkapkan bahwa sebelumnya Nur Nabi Muhammad SAW selalu terlihat bersinar di wajah Nabi Adam, mirip dengan cahaya matahari yang terang benderang.

Kemudian Allah memberikan sumpah kepada Nabi Adam untuk menjaga Nur tersebut, meminta agar Nur tersebut tidak ditempatkan kecuali pada orang-orang yang suci. Nabi Adam menerima perjanjian tersebut dengan tulus, lalu Nur tersebut dipindahkan ke dalam diri Siti Hawa.

Setelah Nabi Syits dilahirkan, Nur yang semula ada di Hawa dipindahkan ke dirinya. Nabi Adam selalu memperhatikan dan menjaga Syits karena cahaya itu terlihat pada wajahnya.

Nabi Syits tumbuh menjadi sosok yang memiliki akhlak mulia, bahkan Allah mengirimkan bidadari yang cantik untuknya. Menurut buku Akhlak Para Nabi, Nabi Syits meninggal dunia karena sakit pada usia 912 tahun. Ia menetapkan putranya, Anush untuk melanjutkan wasiatnya. Pemakamannya dilakukan di samping makam orang tuanya, di Gua Gunung Abu Qubais.

Demikian kisah mengenai Nabi Syits yang merupakan anak Nabi Adam yang mendapat kepercayaan penting menjaga Nur Nabi Muhammad. Semoga hikmah baiknya dapat menjadi teladan bagi anak-anak di rumah.

Pilihan Redaksi
  • Cerita Islami: Kisah Qarun, Orang Terkaya yang Ditenggelamkan Allah Bersama Hartanya
  • Kisah Qabil dan Habil, Anak Nabi Adam dalam Peristiwa Tragis Pertama di Bumi
  • Kisah Nabi Ishaq dari Kelahiran, Mukjizat hingga Keteladanannya

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow