Kepulauan Canaria di Spanyol Terancam karena Overtourism, Turis Disuruh Pulang

Sebuah laporan menyebut bahwa wilayah Kepulauan Canaria telah dieksploitasi secara berlebihan karena overtourism.

Kepulauan Canaria di Spanyol Terancam karena Overtourism, Turis Disuruh Pulang

TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan Canaria atau Canary Islands di Spanyol menjadi tujuan liburan populer. Jutaan wisatawan datang ke kepulauan ini setiap tahunnya. Namun, kepulauan ini disebut bakal runtuh jika jumlah wisatawan tidak dikurangi. Overtourism atau pariwisata yang berlebihan telah membuat Kepulauan Canaria dan infrastrukturnya terancam, kata para perencana kota.

Kelompok lingkungan hidup Ben Magec-Ecologistas en Accion melaporkan bahwa kepulauan itu melampaui daya dukung wilayah tersebut sebanyak tujuh kali lipat.

"Wilayah Kepulauan Canaria telah dieksploitasi secara berlebihan. Kami telah melampaui daya dukung wilayah tersebut sebanyak tujuh kali lipat, sehingga mengakibatkan skenario keruntuhan sistemik akibat struktur pembangunan perkotaan," menurut laporan tersebut.

Sebanyak 48,4 juta wisatawan melakukan perjalanan melalui bandara di pulau itu pada 2023. Jumlah tersebut termasuk perjalanan pulang pergi, serta lalu lintas antarpulau, menurut laporan lokal. Akibatnya, ada peningkatan populasi non-penduduk asal Eropa yang tidak terkendali sehingga terjadi kelebihan populasi. Dampaknya adalah banyaknya limbah dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

“Pembentukan limbah dan eksploitasi sumber daya menyebabkan degradasi ekosistem alami kita yang hampir tidak dapat diubah," menurut laporan itu.

Pemerintah membantah

Pemerintahan di Kepulauan Canaria membantah data yang dimunculkan kelompok tersbeut. Mereka mengungkapkan bahwa antara Januari dan November 2023, mereka menerima 14,6 juta wisatawan. Perbedaannya sangat mencolok dibandingkan 48,4 juta wisatawan yang disebutkan dalam laporan tersebut.

Mereka menyebut angka ini masih berada jauh di bawah rata-rata, yang berarti infrastruktur mampu lebih dari cukup untuk menampung jumlah wisatawan. Antara 2017 dan 2020, jumlah pengunjung sebenarnya lebih tinggi yaitu sekitar 16 juta.

Protes penduduk

Penduduk setempat mulai menolak masuknya pengunjung karena mereka khawatir bahwa jumlah pengunjung yang bertambah terlalu tinggi membuat infrastruktur lokal tidak dapat menampungnya. Sebagian besar makanan diimpor, sementara pulau-pulau tersebut mengalami kesulitan menangani limbah yang dihasilkan oleh pengunjung dalam jumlah besar.

Lanzarote, salah satu pulau dari kepulauan tersebut, memiliki keragaman hayati karena adanya gunung berapi. Di Taman Nasional Timanfaya, yang ada di pulau itu, terdapat 180 spesies tumbuhan dan rumah rumah bagi kadal Atlantik dan tokek East Canarian.

Di Tenerife, pengunjuk rasa bahkan mulai menuntut pajak lingkungan bagi wisatawan. Slogan “turis pulang” menjadi populer di Kepulauan Canaria ketika penduduk setempat membalas para pengunjung yang sedang berlibur yang memadati jalan-jalan di sana. Bahkan ada grafiti yang terlihat di salah satu pantai terindah di pulau itu, La Tejita, yang meminta para turis untuk pulang.

EXPRESS.CO.UK | MIRROR.CO.UK

Pilihan Editor: Gubernur Hawaii Usul Wisatawan Dikenakan Biaya untuk Dampak Perubahan Iklim

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow