Kenapa Erdogan Kalah Telak Di Pemilu Turki?

Para analis menilai penyebab Erdogan dan partainya bisa kalah karena faktor tekanan ekonomi.

Kenapa Erdogan Kalah Telak Di Pemilu Turki?

TEMPO.CO, Jakarta -Partai oposisi utama Turki, Partai Rakyat Republik (CHP) berhasil memimpin perolehan suara dalam pemilu lokal hari Minggu, 31 April 2024 di sejumlah kota besar di Turki, termasuk kota terbesar, Istanbul, dan ibu kota Ankara. Partai tersebut mengalahkan Partai AK yang dipimpin oleh Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.

Pemungutan suara lokal berskala nasional ini menjadi pukulan telak bagi Erdogan dan partainya karena memberi “sinyal” memperkuat posisi oposisi sebagai kekuatan politik yang signifikan dan mendukung Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, sebagai pesaing utama presiden.

“Mereka yang tidak memahami pesan negara pada akhirnya akan kalah,” kata Imamoglu di hadapan ribuan pendukungnya yang bergembira pada Minggu malam, dikutip dari Reuters.

Setelah lebih dari 95 persen kotak suara dibuka di Istanbul pada Minggu, 31 Maret 2024, Imamoglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) mengklaim kemenangan atas kandidat Partai AK dengan selisih lebih dari satu juta suara pada pemilu Turki. Secara keseluruhan, CHP memenangkan pemerintahan kota di 36 dari 81 provinsi di Turki.

Kemenangan CHP kali ini menandai kekalahan terburuk bagi Erdogan dan Partai AK (AKP) sejak ia berkuasa dua dekade lalu. Ini juga bisa menjadi sinyal perubahan dalam lanskap politik negara yang terpecah. Lantas, apa yang menyebabkan Erdogan kalah dalam Pemilu?

Penyebab Erdogan Kalah Telak Di Pemilu

Dilansir dari Reuters, sebenarnya pada tahun 2019, Imamoglu pernah meraih kemenangan atas Erdogan dengan memenangkan pemilihan di Istanbul. Kemenangan Imamoglu kala itu mengakhiri 25 tahun pemerintahan AKP dan kekuasaan sebelumnya yang bersifat Islamis di kota tersebut, termasuk pencalonan Erdogan sebagai wali kota pada tahun 1990an.

CHP juga berhasil memenangkan Ankara pada saat itu. Meskipun begitu, pada tahun 2023, Presiden akhirnya melakukan serangan balik dengan memenangkan kembali pemilihan dan meraih mayoritas parlemen dengan dukungan dari sekutu nasionalisnya, meskipun di tengah krisis biaya hidup yang berlangsung bertahun-tahun.

Dalam Pemilu 2024, CHP kembali lagi mengungguli Partai AK. Para analis menilai penyebab Erdogan dan partainya bisa kalah karena faktor tekanan ekonomi, termasuk tingkat inflasi yang hampir mencapai 70 persen dan perlambatan pertumbuhan yang dipicu oleh kebijakan moneter yang ketat. Faktor tersebut telah mendorong para pemilih untuk menghukum AKP.

“Perekonomian adalah faktor penentunya,” kata Hakan Akbas, penasihat senior di Albright Stonebridge Group. “Rakyat Turki menuntut perubahan dan Imamoglu kini menjadi musuh bebuyutan Presiden Erdogan.”

Kemudian dikutip dari The Sydney Morning Herald, pada pemilu nasional sebelumnya, Erdogan tiba-tiba mengubah kebijakan ekonomi setelah kemenangannya. Hal ini mengakibatkan kenaikan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi yang melonjak.

Selain itu, dukungan yang meningkat dari masyarakat terhadap Partai Islam Kesejahteraan Baru, yang mengadopsi sikap yang lebih keras terhadap Israel dalam konflik Gaza dibandingkan Erdogan, juga telah melemahkan dukungan terhadap AKP. Partai tersebut berhasil merebut Sanliurfa dari kandidat petahana AKP di wilayah tenggara. Sementara itu, Imamoglu berhasil terpilih kembali meskipun aliansi oposisi telah runtuh dan gagal menggulingkan Erdogan tahun lalu.

RIZKI DEWI AYU | REUTERS | NPR

Pilihan editor: Netanyahu Akui Pasukannya Membunuh Pekerja World Central Kitchen di Gaza

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow