Kata Indomobil Group Alasan Tesla Sulit Masuk Indonesia

Putusan tersebut karena harga mobil Tesla tidak bisa diserap mayoritas masyarakat Indonesia.

Kata Indomobil Group Alasan Tesla Sulit Masuk Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan otomotif terbesar Indonesia, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Indomobil Group) menyatakan sempat berencana untuk membawa Tesla ke Indonesia.

Langkah tersebut seiring dengan pertumbuhan industri yang sangat baik dalam sepuluh tahun belakangan. Bahkan, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu dinobatkan sebagai the most valuable automaker in the world dalam majalah Forbes 2021.

Namun, setelah dilakukan riset mendalam, dikatakan Presiden Direktur Indomobil Group Jusak Kertowidjojo, Tesla menemui berbagai tantangan yang signifikan untuk masuk Tanah Air.

Baca juga: Satu Lagi Merek Mobil China Resmi Masuk Indonesia, GAC Aion

"Sebab kalau (mereka) ke sini, harus melakukan produksi dan lokalisasi. Sementara, harga produknya sangat mahal, yaitu Rp 1 miliar," ucap Jusak saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/4/2024).

"Pasar kita sangat kecil sekali di level tersebut. Jadi akan sulit untuk mencapai nilai keekonomiannya," lanjut dia.

Nilai keekonomian dimaksud merupakan hitung-hitungan keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan atau prinsipal dari penjualan produk yang hendak diperkenalkan ke pasar dalam kurun waktu tertentu.

Ketika dinilai produknya tidak bisa terserap hingga level yang diinginkan, perusahaan ataupun prinsipal cenderung mengurungkan niatnya karena terdapat potensi kerugian yang cukup besar (modal lebih besar dari pendapatan).

Baca juga: Bengkel Peugeot Tetap Buka Saat Libur Lebaran

Sehingga, menurut Jusak, keputusan Tesla untuk mengurungkan niatnya ke Indonesia dari daftar penetrasi pasar kendaraan listrik global, sudah cukup tepat.

"Tetapi perlu dicatat, saya belum bicara sama sekali dengan Tesla. Kita baru studi, namun kelihatannya untuk pasar sini, kuantitasnya (volume penjualan) akan kecil sekali," jelas Jusak.

Dirinya bahkan mengatakan sampai saat ini, mungkin baru ada sekitar 5-10 unit Tesla di Indonesia.

"Sampai hari ini pun Tesla sangat sedikit populasinya di Indonesia. Mungkin cuma ada 5-10 unit karena harganya yang sangat mahal," kata dia dalam kesempatan terpisah.

Alhasil, meski Pemerintah RI sudah melakukan komunikasi dengan Tesla sejak 2020, belum ada kepastian kedatangannya ke pasar.

Mereka lebih memilih Malaysia untuk melebarkan sayap bisnisnya di kawasan Asia Tenggara.

Sebab di sana, kebijakannya lebih fleksibel. Di mana, suatu perusahaan mobil listrik baru diperbolehkan mendatangkan produk secara impor utuh dengan tujuan mempercepat proses transisi EV.

Baca juga: Ini Jadwal Contraflow dan One Way Arus Mudik Lebaran 2024

Mereka pun tidak meminta untuk berkerja sama dengan mitra lokal namun tetap dibebaskan dari tarif impor.

Sementara di Indonesia, pembebasan tarif impor tanpa timbal balik tidaklah dimungkinkan. Perusahaan harus berkomitmen untuk mendirikan pabrik perakitan, paling tidak setelah dua tahun mendatangkan produknya ke pasar.

Hal tersebut, seperti tertuang dalam Perpres 79/2023, untuk mencegah adanya impor besar-besaran yang tak menguntungkan bagi Tanah Air (tidak ada nilai tambah).

Sehingga pilihan paling logis jika Tesla ingin dibawa ke Indonesia, ialah mendirikan fasilitas penunjang lain seperti mid-stream bahan baku baterai listrik, sebagaimana yang sempat disinggung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Dengannya, kata Luhut, bakal mempermudah negosiasi Indonesia untuk mendapatkan fasilitas insentif pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan rantai pasok kendaraan listrik dari AS yang tertuang dalam paket kebijakan Inflation Reduction Act (IRA).

“Sekarang kan Ford sudah ada di kita, kemudian juga Tesla juga mau masuk, bukan mobilnya, masuk dalam bahan prekursor untuk baterai litium,” kata Luhut, Kamis (14/9/2023) lalu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow