Istri Kaesang dan Istri Gibran Jadi Bupati? Pengamat: Satu Negara Kalah dengan Satu Keluarga

- Sindiran keras diungkapkan pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti, Ia menilai satu negara tidak berkutik di hadapan satu keluarga. Satu keluarga yang dimaksud Ikrar Nusa Bhakti, yakni keluarga Presiden Joko Widodo, yang berisi lima orang. Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan, masayrakat Indonesia yang merupakan pemilik negaranya sendiri tidak boleh dikalahkan oleh keluarga Presiden Jokowi. Dalam penjelasannya, Ikrar meminta publik...

Istri Kaesang dan Istri Gibran Jadi Bupati? Pengamat: Satu Negara Kalah dengan Satu Keluarga

TRIBUNKALTIM.CO - Sindiran keras diungkapkan pengamat politik, Ikrar Nusa Bhakti, Ia menilai satu negara tidak berkutik di hadapan satu keluarga.

Satu keluarga yang dimaksud Ikrar Nusa Bhakti, yakni keluarga Presiden Joko Widodo, yang berisi lima orang.

Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan, masayrakat Indonesia yang merupakan pemilik negaranya sendiri tidak boleh dikalahkan oleh keluarga Presiden Jokowi.

Dalam penjelasannya, Ikrar meminta publik tidak kaget jika Indonesia terus 'dikuasai' oleh keluarga tersebut.

Baca juga: Ternyata 2023 Kaesang Pernah Beri Kode Solo dan Sleman, Anak dan Mantu Jokowi Maju Pilkada 2024?

Baca juga: Viral Politisi Nasdem sebut Jokowi Kuat karena Partai Politiknya Korup, Irma Suryani: harus Dibenahi

Baca juga: Bambang Soesatyo Bersaing dengan 3 Menteri Jadi Ketua Umum Golkar, Kata Bamsoet soal Peluang Jokowi

Hal tersebut Ikrar sampaikan melalui acara bertajuk 'Omon-omon Soal Oposisi', seperti dikutip Minggu (10/3/2024).

"Yang jelas tadi yang dikatakan Eep, masa kita pemilik negeri ini, pemilik kedaulatan rakyat, bukan anak kos dari negeri ini, masa dikalahkan oleh 1 keluarga yang jumlahnya 5 orang itu? Jadi ini yang berkali-kali saya katakan sampai seperti kaset rusak gitu kan," ujar Ikrar.

Diketahui, keluarga Presiden Jokowi berisi 5 orang, yakni Jokowi, Iriana, Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep, kerap diidentikkan dengan dinasti.

Gibran merupakan Wali Kota Solo sekaligus cawapres nomor urut 2, Kaesang menjabat Ketua Umum PSI, sedangkan suami Kahiyang, Bobby Nasution Wali Kota Medan.

Dia menduga bisa saja Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) disahkan, dengan Presiden menunjuk langsung Gubernur DKJ.

Dengan begitu, maka Pilkada di Jakarta tidak akan digelar lagi.

"Kalau ini dibiarkan, nanti kita lihat apakah UU mengenai DKJ nanti ternyata gol. Golnya maksudnya apa? Bahwa Gubernur DKJ, itu akan dipilih atau diangkat oleh Presiden langsung. Kalau itu terjadi, anda bisa bayangkan enggak akan ada lagi pilkada di DKI Jakarta," tuturnya.

Lalu, Ikrar mengungkit Gibran yang meminta tim suksesnya untuk menolong Kaesang agar PSI bisa mencapai ambang batas parlemen 4 persen supaya lolos ke DPR.

Baca juga: Perebutan Kursi Ketua Umum Golkar, Ada Ketua MPR dan Tiga Menteri, Apakah Jokowi Berpeluang?

Dia mengatakan, bukan mustahil PSI bisa lolos ke DPR, jika penghitungan suara yang kacau seperti saat ini dibiarkan begitu saja.

"Anda bisa bayangkan, Gibran yang belum jadi apa-apa, itu bisa ngomong kepada tim suksesnya ya, bahwa 'tolong, tolong adik saya supaya suaranya itu bisa mencapai angka yang kemudian bisa masuk parlemen'. Saya ngomong gini bukan mustahil angka untuk 4 persen PSI masuk itu bisa terjadi kalau kita membiarkan perhitungan suara yang kacau itu di KPU itu terus berjalan," jelas Ikrar.

Menurut Ikrar, satu-satunya cara untuk meyakinkan angka suara tidak dicuri atau ditipu adalah dengan meminta Polri membagikan hasil resmi dari hitungan di seluruh TPS.

Dengan demikian, kata dia, maka masyarakat sendiri bisa menghitung, mana penghitungan yang benar dan salah.

Ikrar khawatir banyak suara sah ataupun yang tidak sah dicuri untuk PSI.

"Mudah-mudahan tidak dikurangi ataupun tidak berpindah. Karena kita tahu, sekarang angkanya banyak yang berpindah ya. Saya beri contoh misalnya kalau Eep ini dari partai A, dan itu kemudian ada suara beliau ini tidak masuk atau dianggap tidak sah, tiba-tiba angkanya diambil untuk PSI," katanya.

"Kalau itu terjadi, Anda bisa bayangkan kalau di tiap TPS itu terjadi, dikalikan yang tadi Eep katakan 823 ribu TPS lah, kalau misalnya dikali 1 tps itu 3 saja, dikali 823 (ribu), Anda bisa bayangkan, masuk dia (PSI ke DPR)," sambung Ikrar.

Sementara itu, Ikrar mengungkit Bobby Nasution yang telah diangkat menjadi tokoh nasional di Tapanuli Bagian Selatan.

Baca juga: Irma Suryani Sindir PDIP-Golkar di Hadapan Hasto dan JK, Jangan Bilang Pemilu Curang Salah Jokowi

Dia menduga Bobby akan menjadi calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) nantinya.

Ikrar juga curiga istri Kaesang, Erina Gudono, dan istri Gibran, Selvi Ananda bisa saja menjadi bupati ke depannya.

"Dan bukan mustahil jangan-jangan nanti istrinya Kaesang ataupun Gibran juga akan jadi pejabat mana. Calon bupati, nah ini kan. Tuh istrinya Kaesang akan jadi calon Bupati Sleman. Kaesang akan jadi calon Bupati Batang ya? Solo. Jangan emosi ya," kata Ikrar.

PSI Usung Jokowisme

Kabar lainnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyatakan, partainya akan tetap mengusung tagline Jokowisme meski Presiden Joko Widodo sudah tidak menjabat sebagai presiden.

Grace menyatakan, partainya tidak akan mengubah tagline menjadi 'Prabowo adalah saya' meski PSI merupakan bagian dari koalisi pendukung calon presiden Prabowo Subianto.

"Enggak dong (berubah jadi 'Prabowo adalah saya'), tetap Jokowisme," kata Grace dalam program Gaspol! Kompas.com, Minggu (10/3/2024).

Grace menuturkan, Jokowi adalah seorang bapak ideologis bagi kader-kader PSI karena Jokowi adalah sosok yang membuat mereka tertarik dan mau terjun ke politik.

Baca juga: Terjawab Alasan Eep Saefulloh Sebut Jokowi Sebagai Diktator, Kalahkan Soeharto, Singgung RUU DKJ

Ia menuturkan, Jokowi juga merupakan sosok yang dijadikan benchmark atau patokan bagi kader PSI yang mengisi jabatan-jabatan publik.

Pasalnya, mantan wali kota Solo itu dianggap sebagai seorang pemimpin yang amanah, dicintai rakyat, bekerja keras, serta tidak mengubah gaya hidupnya saat sebelum maupun sesudah menjadi pejabat.

"Jadi buat kami, Pak Jokowi itu ya bapak ideologis kami, gitu kan, jadi buat kami legacy beliau harus diteruskan, baik itu di DPR RI ataupun DPRD," kata Grace.

Mantan Ketua Umum PSI ini pun tidak ambil pusing apabila Jokowisme membuat PSI dianggap sama dengan partai-partai politik lain yang hanya bergabung pada satu sosok.

Menurut dia, tidak ada yang salah apabila sebuah partai politik memiliki sosok idola yang dijadikan inspirasi.

"Ya kan kalau memang sosok itu punya value yang baik yang kita teladani ya kenapa tidak, dan bukan bergantung ya, ini kan inspiring," ujar Grace.

Grace pun menyambut baik apabila Jokowi mau bergabung ke dalam PSI, mengikuti jejak anak bungsunya, Kaesang Pangarep, yang menjabat sebagai Ketua Umum PSI.

"Kalau Pak Jokowi nanti someday mau login, ya syukur alhamdulillah," kata dia. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikrar Nusa Bhakti: Masa Kita Pemilik Negeri Dikalahkan 1 Keluarga yang Isinya 5 Orang Itu?

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow