Ilmuwan Ungkap Pembentukan Samudra Keenam, Memecah Afrika Jadi Dua Bagian

Afrika dengan bentang alamnya yang kaya dan beragam sedang mengalami fenomena langka yang dapat mengarah pada terbentuknya samudra keenam.

Ilmuwan Ungkap Pembentukan Samudra Keenam, Memecah Afrika Jadi Dua Bagian

KOMPAS.com - Pergerakan lempeng tektonik merupakan proses geologi yang telah membentuk permukaan Bumi selama jutaan tahun.

Lempengan batu yang sangat besar dan kaku ini terus bergerak didorong oleh gaya yang dihasilkan jauh di dalam Bumi.

Pergerakan ini akan mengubah permukaan Bumi, termasuk bentuk daratan dan kelahiran samudra baru.

Saat ini, planet Bumi ditutupi oleh 71 persen air yang mencakup lima samudra, yakni Pasifik, Atlantik, Hindia, Selatan, dan Arktik.

Namun, di masa mendatang, jumlah samudra di Bumi mungkin akan bertambah seiring terpisahnya Benua Afrika.

Baca juga: Samudra Selatan Memiliki Udara Terbersih di Bumi, Ini Penyebabnya

Pembentukan samudra keenam di Bumi

Dilansir dari Times of India, Selasa (19/3/2024), para ahli geologi menemukan, Afrika dengan bentang alamnya yang kaya dan beragam sedang mengalami fenomena langka yang dapat mengarah pada terbentuknya samudra keenam.

Proses geologi ini terjadi di wilayah Afar yang terletak di kawasan Tanduk Afrika, sebuah semenanjung di Afrika Timur yang menonjol ke Laut Arabia.

Wilayah Afar adalah depresi geologi (daerah berbentuk cekung) tempat tiga lempeng tektonik, meliputi lempeng Nubia, Somalia, dan Arab saling bertemu.

Daerah tersebut merupakan bagian dari sistem Retakan Afrika Timur atau East African Rift (EAR), yang membentang dari Afar hingga Afrika bagian timur.

Peretakan bagian benua ini disebabkan lempeng tektonik yang perlahan menjauh, sebuah fenomena yang berlangsung selama jutaan tahun.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Samudra di Perut Bumi, Tiga Kali Lipat Lebih Besar dari Lautan Biasa

Baru disadari pada 2005

Pada 2005, sebuah peristiwa penting membawa proses yang sangat lambat ini menjadi perhatian ilmuwan dunia.

Kala itu, dilansir dari laman NDTV, Rabu (3/4/2024), retakan sepanjang 35 mil atau sekitar 56 kilometer terpampang di gurun Ethiopia.

Retakan tersebut merupakan hasil dari lempeng Somalia di timur dan lempeng Nubia di barat. Kedua lempeng tektonik ini tercatat saling menjauh, sehingga menyebabkan retakan semakin dalam.

Jerusalem Post menuliskan, fenomena serupa turut diamati jutaan tahun lalu ketika Amerika Selatan dan Afrika terbagi menjadi dua benua berbeda.

Para ahli mengatakan, negara-negara Afrika yang saat ini terkurung daratan, seperti Ethiopia dan Uganda, mungkin akan memiliki lautan di masa depan.

Ken Macdonald, ahli geofisika kelautan dan profesor emeritus di University of California mengatakan, kawasan Afrika Timur berpotensi memisahkan diri menjadi benua kecil.

"Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar dan masuk ke lembah celah Afrika Timur dan menjadi lautan baru," ujar Macdonald.

"Dan bagian Afrika Timur itu akan menjadi benua kecil tersendiri," sambungnya.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Samudra atau Lautan?

Masih jutaan tahun lagi

Kendati demikian, pembentukan samudra keenam diperkirakan baru akan terjadi dalam lima hingga sepuluh juta tahun mendatang.

Pasalnya, pembentukan samudra baru merupakan proses yang kompleks dan panjang. Proses ini juga melibatkan berbagai tahap retakan, mulai dari pecahnya benua hingga terbentuknya punggungan tengah samudra.

Sistem Retakan Afrika Timur memberikan peluang unik bagi para ilmuwan untuk mempelajari tahapan yang tengah berlangsung pada Bumi.

Penggunaan teknologi modern, seperti GPS dan radar satelit telah merevolusi penelitian yang memungkinkan pengukuran pergerakan tanah secara tepat dari waktu ke waktu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow