Ilmuwan Resmi Konfirmasi Apa yang Ada di Bagian Dalam Bulan

Masih ada beberapa misteri lainnya tentang bulan yang masih terus dicari tahu.

Ilmuwan Resmi Konfirmasi Apa yang Ada di Bagian Dalam Bulan

KOMPAS.com - Struktur Bulan telah membingungkan para astronom selama berabad-abad.

Pada awal abad ke-20, para ilmuwan memperdebatkan apakah Bulan hanyalah sebuah objek berbatu yang mirip dengan satelit Mars, atau apakah memiliki geologi bagian dalam yang lebih kompleks.

Baca juga: Ada Bulan Lain yang Mengorbit Bumi, Ilmuwan Cari Tahu Asal-usulnya

Kini, berkat model matematika terbaru, perdebatan tersebut akhirnya terselesaikan.

Bagian dalam Bulan

Mengutip ZME Science, Selasa (23/4/2024) Sejak tahun 1960-an, beberapa misi telah dikirim ke Bulan, termasuk misi Apollo yang terkenal.

Para astronot Apollo tidak hanya berjalan di Bulan tetapi juga melakukan eksperimen ilmiah dan membawa kembali batuan bulan untuk dianalisis.

Misi-misi ini memberikan observasi langsung dan sampel yang sangat penting dalam memahami komposisi Bulan.

Astronot juga meninggalkan seismometer di Bulan. Dan ternyata itu memberikan petunjuk serius pertama mengenai bagian dalam dan terbuat dari apa Bulan, mengungkap potongan terakhir dari teka-teki tersebut.

Mempelajari komposisi bagian dalam benda-benda di Tata Surya paling baik dilakukan melalui data seismik. Gelombang seismik merambat secara berbeda melalui material yang berbeda.

Jadi gelombang yang dihasilkan oleh gempa Bulan ini dapat mengungkap struktur bagian dalam bulan, bergantung pada apa yang mereka lewati.

Hasil akhirnya adalah semacam sinar-X geologis.

Nah, wahana antariksa Chandrayaan-3 milik India, yang mendarat di bulan pada Agustus 2023, telah mendeteksi gempa Bulan pertama dalam kurun lebih dari 50 tahun.

Baca juga: Mengapa Manusia Perlu Membangun Pangkalan di Bulan?

Namun, peneliti dari Universitas Côte d’Azur di Perancis yang melakukan studi ini tidak memiliki akses terhadap data tersebut sehingga harus mengandalkan data lama dari era Apollo.

Tantangannya adalah data kuno memiliki resolusi rendah dibandingkan standar saat ini yang membuat sulit untuk menentukan keadaan inti Bulan.

Untuk itu, peneliti mengumpulkan data tambahan dari misi luar angkasa dan eksperimen jangkauan laser Bulan dan membuat profil fitur Bulan.

Para peneliti membuat beberapa temuan penting. Pertama, mereka menemukan bahwa materi yang lebih padat di dalam Bulan akan jatuh ke pusat Bulan, dan materi yang kurang padat akan naik ke atas.

Para peneliti juga menemukan bahwa inti Bulan sangat mirip dengan Bumi, dengan lapisan luar yang cair dan inti dalam yang padat. Inti tersebut berdiameter sekitar 500 kilometer atau 15 persen lebar Bulan.

Masih ada misteri

Meskipun temuan itu memberikan sedikit pencerahan pada struktur Bulan, masih banyak misteri lain yang belum terpecahkan. Misalnya apa yang terjadi pada medan magnetnya.

Tidak lama setelah terbentuk, Bulan mempunyai medan magnet yang kuat, yang kemudian mulai menurun sekitar 3,2 miliar tahun lalu. Medan tersebut dihasilkan oleh gerak dan konveksi di dalam inti.

Baca juga: Siapakah Pemilik Bulan?

Lebih banyak data mengenai Bulan tentunya akan segera tersedia, karena lembaga pemerintah dan perusahaan luar angkasa swasta sedang mengerjakan misi baru mereka ke bulan.

NASA berharap dapat mengirim empat astronot kembali ke Bulan dalam misi Artemis II pada tahun 2024, sementara perusahaan luar angkasa swasta seperti ispace, Astrobotic, dan Intuitive Machines juga memiliki rencana mereka sendiri.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow