Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas tidak bersedia berkompromi lebih banyak dengan Israel dalam perundingan gencatan senjata Gaza.

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

KAIRO, KOMPAS.com - Kelompok Palestina Hamas mengatakan pihaknya tidak bersedia berkompromi lebih banyak kepada Israel dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Saat ini, perundingan dilaporkan masih berlangsung di Kairo dengan tujuan untuk menghentikan sementara serangan Israel yang sudah berjalan tujuh bulan.

Israel sendiri terus melanjutkan serangan tank dan udara ke kota Rafah di Gaza selatan pada Rabu (8/5/2024) dan mengancam akan melakukan serangan besar terhadap kota tersebut. 

Baca juga: AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Dilansir dari Reuters, pasukannya bergerak melalui perbatasan Rafah dengan Mesir sehari sebelumnya, memutus jalur bantuan penting dan satu-satunya jalan keluar untuk mengevakuasi pasien yang terluka.

Izzat El-Reshiq, anggota kantor politik Hamas di Qatar, mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak akan melakukan kompromi lebih dari proposal gencatan senjata yang diterima, yang juga memerlukan pembebasan beberapa sandera Israel di Gaza dan Israel.

Wanita dan anak-anak Palestina juga masih ditahan di Israel.

“Israel tidak serius untuk mencapai kesepakatan dan menggunakan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk menyerang Rafah dan menduduki persimpangan tersebut,” kata Reshiq.

Delegasi dari Hamas, Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar telah bertemu di Kairo. 

AS mengatakan Hamas telah merevisi proposal gencatan senjatanya dan revisi tersebut dapat mengatasi kebuntuan dalam negosiasi.

Hanya beberapa jam sebelum pernyataan terbaru Hamas, AS terus mengatakan bahwa kedua belah pihak dekat dengan kesepakatan.

Baca juga: AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

"Kami yakin ada jalan menuju kesepakatan. Kedua belah pihak sudah cukup dekat sehingga mereka harus melakukan apa yang mereka bisa untuk mencapai kesepakatan," kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan.

AS bertujuan untuk mencegah invasi penuh Israel ke Rafah, dan seorang pejabat senior AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan Washington menghentikan pengiriman 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon.

Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel telah menggunakan bom tersebut untuk membunuh warga sipil Palestina.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” katanya kepada CNN.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow