Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas merilis video berisi dua sandera di Gaza yang mendesak Pemerintah Israel membuat kesepakatan untuk membebaskan semua sandera yang tersisa.

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sayap bersenjata Hamas pada Sabtu (27/4/2024) merilis video berisi dua sandera di Gaza yang mendesak Pemerintah Israel membuat kesepakatan untuk membebaskan semua sandera yang tersisa.

Kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang di Israel mengidentifikasi keduanya sebagai Keith Siegel dan Omri Miran yang diculik oleh Hamas selama serangan 7 Oktober lalu.

Siegel juga memiliki kewarganegaraan AS.

Baca juga: Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

“Bukti kehidupan dari Keith Siegel dan Omri Miran adalah bukti paling jelas bahwa pemerintah Israel harus melakukan segalanya untuk menyetujui kesepakatan untuk mengembalikan semua sandera sebelum Hari Kemerdekaan (pada 14 Mei),” kata forum tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Mereka yang masih hidup harus kembali untuk direhabilitasi, dan mereka yang terbunuh harus mendapatkan pemakaman yang bermartabat," tambahnya.

Video terbaru ini muncul hanya tiga hari setelah Hamas merilis video lain yang menunjukkan sandera Hersh Goldberg-Polin dalam keadaan hidup.

“Saya telah berada di sini di tawanan Hamas selama 202 hari. Situasi di sini tidak menyenangkan, sulit dan ada banyak bom,” kata Miran (47), dalam rekaman tersebut, dikutip dari AFP.

“Sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan yang akan membawa kita keluar dari sini dengan aman dan sehat... Teruslah melakukan protes, sehingga akan ada kesepakatan sekarang," tambahnya.

Video kemungkinan diambil pada awal pekan ini.

Video tersebut muncul ketika Hamas mengatakan sedang mempelajari proposal balasan terbaru Israel untuk gencatan senjata Gaza dan Mesir dilaporkan telah mengirim delegasi ke Israel untuk memulai kembali perundingan yang macet.

Baca juga: China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Seruan protes di Israel

Siegel (64) yang juga berbicara dalam video tersebut, menangis ketika ia berbicara tentang penahanan mereka.

“Kami berada dalam bahaya di sini, ada bom, sangat menegangkan dan menakutkan,” katanya.

Ia juga menyampaikan pesan kepada keluarganya.

“Saya ingin mengatakan kepada keluarga saya bahwa saya sangat mencintai kalian. Sangat penting bagi saya untuk mengetahui bahwa kalian tahu bahwa saya baik-baik saja," ucap Siegel.

“Saya memiliki kenangan yang sangat, sangat indah tentang Paskah tahun lalu yang kita semua rayakan bersama. Saya sangat berharap bahwa kita akan mendapatkan kejutan yang terbaik,” ujarnya, seraya memohon kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera mencapai kesepakatan.

Siegel mengatakan bahwa ia telah melihat rekaman demonstrasi di Israel yang menyerukan kesepakatan untuk mengamankan pembebasan para sandera.

“Saya berharap dan percaya bahwa Anda semua akan melanjutkannya,” katanya, berbicara kepada para demonstran yang telah melakukan demonstrasi rutin yang menyerukan Netanyahu untuk menyetujui sebuah kesepakatan.

Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mempublikasikan beberapa kalimat dalam bahasa Ibrani dalam video tersebut.

“Tekanan militer tidak berhasil membebaskan putra-putra Anda yang ditawan,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

“Lakukan apa yang perlu Anda lakukan sebelum terlambat,” kata pesan lain dalam bahasa Ibrani.

Baca juga: Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya Akan Letakkan Senjata jika Palestina Merdeka

Unjuk rasa di Israel

Pada hari yang sama, Sabtu, kerumunan pengunjuk rasa berkumpul di Tel Aviv menuntut pihak berwenang untuk membuat kesepakatan untuk pembebasan para sandera.

“Kesepakatan sekarang,” teriak para demonstran sambil menyerukan agar Netanyahu dan pemerintahannya mengundurkan diri.

Ayah Miran, Dani, hadir dalam unjuk rasa tersebut dan mendesak pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, untuk menyepakati sebuah kesepakatan.

“Seluruh rakyat Israel dan bangsa-bangsa di dunia ingin melihat pertumpahan darah ini diakhiri dan terutama mengakhiri penderitaan rakyat Anda,” katanya.

“Tolong, satu permintaan saya, buatlah keputusan sekarang," tambah Dani.

Penyelenggara unjuk rasa menunjukkan video tersebut saat para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel menentang pihak berwenang.

“Keith, aku mencintaimu. Kami akan berjuang sampai kamu kembali,” kata istri Siegel, Aviv, yang ikut serta dalam aksi tersebut.

Pihak berwenang Israel menuduh Sinwar merencanakan serangan 7 Oktober di mana para militan yang dipimpin Hamas menculik sekitar 250 orang.

Pihak militer mengatakan bahwa 129 orang di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 34 orang yang tewas.

Serangan tersebut mengakibatkan kematian 1.170 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka resmi Israel.

Baca juga: Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan 34.388 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan wilayah itu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow