Hamas Bersikeras Minta Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Saat ini, Hamas sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata 40 hari dan pertukaran sejumlah sandera dengan Israel.

Hamas Bersikeras Minta Gencatan Senjata Permanen di Gaza

GAZA, KOMPAS.com - Pejabat senior Hamas Suhail Al Hindi pada Rabu (1/5/2024) mengatakan, kelompok itu akan menanggapi usulan gencatan senjata Israel di Gaza dalam waktu yang sangat dekat.

Namun, Hamas menekankan bahwa gencatan senjata apa pun harus bersifat permanen.

Saat ini, Hamas sedang mempertimbangkan rencana gencatan senjata 40 hari dan pertukaran sejumlah sandera dengan Israel.

Baca juga: Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Berbicara kepada kantor berita AFP melalui telepon dari lokasi yang dirahasiakan, Hindi menyampaikan bahwa masih terlalu dini mengatakan apakah utusan Hamas, yang telah kembali dari pembicaraan di Cairo ke markas mereka di Qatar, merasakan adanya kemajuan.

Dia menekankan, tujuannya adalah untuk mengakhiri perang ini.

Akan tetapi, permintaan Hamas bertentangan dengan tekad Israel untuk terus melancarkan serangan darat besar-besaran di Gaza selatan.

Salah satu sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengungkapkan, Qatar selaku mediator mengharapkan tanggapan dari Hamas dalam satu atau dua hari.

Sumber tersebut juga mengatakan, usulan Israel berisi konsesi nyata termasuk periode tenang berkelanjutan setelah jeda awal dalam pertempuran dan pertukaran sandera serta tahanan.

Kemudian, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza kemungkinan besar masih menjadi perdebatan.

Baca juga:

  • Pendukung Israel Serang Kamp Protes Pro-Palestina di Los Angeles
  • Imbas Protes Anti-Israel, Gerai Ayam Kentucky AS di Aljazair Dibuka Tanpa Logo
  • Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada AFP, pemerintah akan menunggu jawaban hingga Rabu (1/5/2024) malam, dan memutuskan apakah akan mengirim utusan ke Cairo untuk mencapai kesepakatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (30/4/2024) berkata, ia tetap berniat mengerahkan pasukan ke Rafah, meskipun dunia khawatir mengenai keselamatan 1,5 juta warga sipil yang berlindung di kota paling selatan di Gaza itu.

Perang Israel-Hamas terbaru pecah pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas di Israel selatan mengakibatkan kematian 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Serangan balasan Israel kemudian menewaskan sedikitnya 34.568 orang di Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas.

Hamas juga menyandera sekitar 250 orang pada 7 Oktober. Israel memperkirakan, 129 orang masih di Gaza termasuk 34 orang yang tewas menurut militer.

Baca juga: Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow