Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

13 Bom di Jakarta tayang di Netflix, adalah film aksi diinspirasi kisah nyata yang terjadi di Jakarta pada 2015. Apakah itu?

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

TEMPO.CO, Jakarta - Film 13 Bom di Jakarta kini dapat dinikmati oleh penonton di platform streaming Netflix sejak 30 April 2024. Disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, film ini menghadirkan ketegangan yang memukau.

Dilansir dari situs Jogja-Netpac Asian Film Festival, kisah dimulai ketika Jakarta sebagai kota yang selalu hidup tiba-tiba terperangkap dalam kegelapan ketika serangkaian bom mengancam keamanan warganya. Badan Intelijen dan agen rahasia bergegas menyelidiki, hingga menemukan jejak terorisme yang mengarah pada Oscar dan William.

Namun, misi mereka menjadi rumit ketika ada kecurigaan penyusup dalam tim. Di sisi lain, Arok yang diperankan Rio Dewanto, pemimpin kelompok teroris, terus menebar ketakutan dengan meledakkan bom setiap 8 jam.

Satu-satunya jalan untuk menghentikan teror ini adalah dengan membayar imbalan bernilai miliaran rupiah dalam bentuk bitcoin kepada Arok. Tanpa itu, keselamatan seluruh warga Jakarta terancam.

Film ini menawarkan pengalaman menegangkan dan penuh intrik yang menguji keberanian dan keteguhan karakter. Dengan pemeran yang kuat dan plot yang seru, 13 Bom di Jakarta menjadi salah satu tontonan yang tak boleh dilewatkan di Netflix.

Berdasarkan Kisah Nyata

Film 13 Bom di Jakarta mengambil inspirasi dari kejadian nyata di Mall Alam Sutera pada 2015. Peristiwa ini dipimpin oleh tim yang terdiri dari para petinggi kepolisian, seperti Komjen Pol Martinus Hukom, Irjen Pol Ibnu Suhaindra, Irjen Khrisna Murti, dan Irjen Pol Heri Heryawan.

Irjen Pol Rachmad Wibowo, mantan Kasubdit Cyber memuji film tersebut sebagai representasi yang menarik, meskipun dramatisasi dari cerita aslinya. Dengan penonton mencapai 1 juta orang, film ini berhasil memikat hati penonton dengan aksi dan cerita yang apik.

“Filmnya bagus, actionnya bagus, ceritanya bagus walau lebih didramatisir dari cerita aslinya, namun ini cukup menjadi tontonan yang menarik yang dikemas secara apik,” kata Rachmad, dikutip dari situs Humas Polri.

Penghargaan

Film 13 Bom di Jakarta telah meraih dua penghargaan di Ho Chi Minh City International Film Festival (HIFF) di Vietnam. Penghargaan Best Sound Design diberikan kepada Wahyu Tri Purnomo, sementara Best Editing diraih oleh Hendra Adhi Susanto.

Selain itu, film ini juga diputar di berbagai festival film internasional, seperti International Film Festival Rotterdam (IFFR), Cinemasia Film Festival di Amsterdam, dan Osaka Asian Film Festival 2024.

Kesuksesan film ini menunjukkan bahwa tema terorisme berbasis pinjaman online dalam cerita 13 Bom di Jakarta memiliki relevansi yang universal, tidak hanya bagi penonton di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara.

Pemeran

Di bawah arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko, 13 Bom di Jakarta menampilkan sejumlah pemeran yang membawa cerita ini hidup. Chicco Kurniawan dan Ardhito Pramono berperan sebagai William dan Oscar, dua pengusaha digital yang menjadi kunci dalam mengungkap serangan teroris tersebut.

Sebaliknya, Putri Ayudya sebagai agen CTU Karin dan Lutesha sebagai Agnes menunjukkan penampilan yang lebih menarik. Karin yang berani dan mandiri bahkan melanggar protokol demi mengejar penjahat, sementara Agnes tampil sebagai sosok yang lebih tangguh dan terampil. Kolaborasi mereka dengan Niken Anjani sebagai Gita membawa ketegangan yang lebih dalam dalam cerita.

Film 13 Bom di Jakarta menawarkan adegan aksi yang spektakuler, kejar-kejaran mobil yang mendebarkan, dan konflik yang menggigit dengan jalinan cerita yang kompleks dan karakter-karakter yang kuat.

PUTRI SAFIRA PITALOKA | DWI OKTAVIANE

Film Editor: 13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow