Wamenkeu Anggito Abimanyu Ungkap Rencana untuk BP Investasi Danantara: Jadi Super Holding BUMN, Biayai PSN
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu mengungkap rencana pemerintah untuk lembaga negara baru, yaitu Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara atau BP Investasi Danantara. Anggito Abimanyu berkata badan tersebut akan menjadi super holding yang nantinya bisa membiayai Proyek Strategis Nasional (PSN).
BP Investasi Danantara bakal ditugaskan mengelola investasi di luar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Namun, belum ada undang-undang yang mengatur tugas dan fungsinya. Peraturan presiden (perpres) tentang BP Investasi Danantara diperkirakan akan terbit pekan ini.
Anggito Abimanyu menyampaikan bahwa Indonesia akan segera menjadi kekuatan keuangan dunia di bawah super holding BP Investasi Danantara. Dia memaparkannya di acara Puncak Dies Natalis ke-15 & Lustrum III Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tahun 2024 di Yogyakarta, Senin, 28 Oktober 2024.
Dengan pengelolaan komprehensif, Anggito Abimanyu menjelaskan aset yang dikelola dana investasi nasional, termasuk badan usaha milik negara atau BUMN Indonesia, dapat bersaing dengan negara-negara maju.
“Hampir semua negara-negara yang mengonsolidasikan keuangannya mampu untuk mengumpulkan dananya dan melakukan leverage. Artinya, bisa menggunakannya untuk menarik dana,” kata Anggito Abimanyu, dalam orasi ilmiah yang tayang di kanal YouTube UGM.
Konsolidasi yang ia maksud adalah dilakukan di bawah sovereign wealth fund atau SWF. Merujuk pada definisi International Monetery Fund (IMF), sovereign wealth fund adalah dana investasi khusus yang dibuat atau dimiliki oleh pemerintah untuk memegang atau menguasai aset-aset asing untuk tujuan jangka panjang.
Anggito Abimanyu lantas menunjukkan diagram batang negara-negara yang melakukan konsolidasi keuangan di bawah sovereign wealth fund. Menurut pencarian Tempo, data tersebut kemungkinan ia ambil dari Sovereign Wealth Fund Institute (SWFI).
Selanjutnya: Dalam data tersebut, terlihat bahwa Norwegia menduduki posisi pertama….
Dalam data tersebut, terlihat bahwa Norwegia menduduki posisi pertama untuk kepemilikan jumlah aset yang dikelola dalam dolar Amerika Serikat (US$). Total aset Norwegia di bawah Norway Government Pension Fund Global adalah sebanyak US$ 1.796.316.441.000. Menurut penjelasan Anggito Abimanyu, Norwegia mendapat surplus dari sektor minyak.
Norwegia, kemudian disusul oleh Cina yang memiliki China Investment Corporation dan SAFE Investment Company, Uni Emirat Arab (UEA) yang mengelola Abu Dhabi Investment Authority, Kuwait dengan Kuwait Investment Authority, dan Arab Saudi dengan Public Investment Fund.
“Nah, Indonesia di antara tengah-tengah nanti akan diumumkan sendiri oleh Pak Presiden berapa dana yang kita kumpulkan dari capital kita di Pertamina, di PLN, di BUMN-BUMN, dana pensiun dan sebagainya,” kata Anggito Abimanyu.
Dengan begitu, kata dia, BP Investasi Danantara akan menjadi super holding BUMN. Dana non-likuid yang dikumpulkan disebut bakal membentuk super holding yang solvent atau sehat dan bebas utang.
“Ini dana yang tidak likuid, tapi kalau kita kumpulkan akan menjadi super holding yang solvent, yang bisa menarik dana dari tempat lain. Ini yang nanti akan membiayai proyek-proyek strategis,” ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto menunjuk mantan bos Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad untuk mengepalai BP Investasi Danantara. Muliaman mengatakan Prabowo bakal meluncurkan lembaga tersebut pada 8 November 2024.
Pilihan Editor: Cara Prabowo Selamatkan 50 Ribu Karyawan Sritex yang Pailit