Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Seorang dokter Palestina meninggal di penjara Israel usai lebih dari empat bulan ditahan. Dia adalah kepala ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa.

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

GAZA, KOMPAS.com - Asosiasi tahanan Palestina menyatakan bahwa seorang dokter Palestina meninggal di penjara Israel usai lebih dari empat bulan ditahan.

Dia adalah dokter Adnan Al-Bursh (50), kepala ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa.

Layanan penjara Israel mengonfirmasi bahwa pernyataan yang diterbitkan pada 19 April tentang seorang tahanan yang ditahan karena alasan keamanan nasional dan meninggal di penjara Ofer adalah dr. Al-Bursh.

Baca juga: Hari Ini Tank Israel Mundur dari RS Al-Shifa

Sebagaimana diberitakan BBC pada Sabtu (4/5/2024), tidak ada rincian yang diberikan mengenai penyebab kematiannya, dan pihak penjara mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki.

Namun kelompok advokasi tahanan Palestina mengatakan dalam pernyataan bersama pada hari Kamis bahwa kematian dr. Al-Bursh adalah sebuah "pembunuhan" dan tubuhnya masih berada dalam tahanan Israel.

Diketahui, Al-Bursh adalah kepala ortopedi di fasilitas medis terbesar di Gaza, rumah sakit Al-Shifa, yang telah beberapa kali digerebek oleh militer Israel.

Untuk sementara waktu dia bekerja di RS Al-Awada di Gaza utara ketika dia ditahan oleh pasukan Israel.

Rekan kerja memberikan penghormatan kepada mendiang ahli bedah tersebut, menggambarkannya sebagai orang yang berbelas kasih.

Baca juga: Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Sementara Direktur Al-Shifa, dr. Marwan Abu Saada, mengatakan berita kematiannya sulit ditanggung oleh jiwa manusia.

Rekan lainnya, dr. Suhail Matar, menyebut bahwa dokter Al-Bursh sebagai “katup pengaman” untuk setiap departemen ortopedi di semua RS di Gaza.

"Jarang sekali Anda bertemu orang seperti dia dalam hidup Anda, karena dokter ini bekerja sepanjang hidupnya dengan penuh dedikasi dan melakukan upaya luar biasa dengan mengorbankan dirinya sendiri," kata dokter Matar kepada program Gaza Lifeline BBC Arab.

Ia menggambarkan mendiang rekannya itu sebagai seseorang yang tak pernah lelah bekerja, dan dicintai semua orang dengan senyumannya yang tak pernah hilang.

Sementara itu juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, Presiden Joe Biden telah berdiskusi dengan Israel tentang pentingnya melindungi pekerja kemanusiaan di Gaza.

"Presiden telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa ketika menyangkut orang-orang yang berada di Gaza yang menyediakan semua layanan penting, bantuan kemanusiaan, layanan kemanusiaan, mereka perlu dilindungi. Mereka harus dilindungi," terangnya.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kematian dr. Al-Bursh berarti jumlah total pekerja medis yang dibunuh oleh Israel sejak serangan 7 Oktober kini mencapai 496 orang.

Baca juga: Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Ditambahkannya bahwa sebanyak 1.500 orang lainnya terluka dan 309 orang ditangkap oleh pasukan Israel.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow