Diajak Hamas Perangi Israel,Yordania Kutuk Polisi yang Kawal Yahudi Ekstremis Nodai Masjid Al-Aqsa

Diminta Hamas Perangi Israel, Yordania Kutuk Polisi Pendudukan yang Kawal Yahudi Ekstremis Nodai Masjid Al-Aqsa- Yordania menjadi negara Arab yang secara langsung terseret dalam konflik antara Israel dan Palestina serta barisan milisi pendukungnya. Hal itu disinggung oleh juru bicara Brigade Al Qassam -sayap militer Hamas-, Abu Ubaida, dalam pernyataan terbaru kelompoknya yang disiarkan jaringan televisi Al Jazeera. Baca juga:...

Diajak Hamas Perangi Israel,Yordania Kutuk Polisi yang Kawal Yahudi Ekstremis Nodai Masjid Al-Aqsa

Diminta Hamas Perangi Israel, Yordania Kutuk Polisi Pendudukan yang Kawal Yahudi Ekstremis Nodai Masjid Al-Aqsa

TRIBUNNEWS.COM - Yordania menjadi negara Arab yang secara langsung terseret dalam konflik antara Israel dan Palestina serta barisan milisi pendukungnya.

Hal itu disinggung oleh juru bicara Brigade Al Qassam -sayap militer Hamas-, Abu Ubaida, dalam pernyataan terbaru kelompoknya yang disiarkan jaringan televisi Al Jazeera.

Baca juga: Sistem GPS Yordania Masih Berantakan Pasca-Serangan Iran: Jamming Israel Jadi Sumber Kekacauan

Satu di antara poin terbaru seruan Brigade Al-Qassam adalah mengajak masyarakat Yordania untuk bergabung dengan Hamas menumpas Israel.

"Kami menyerukan rakyat Yordania untuk meningkatkan tindakan mereka dan menyuarakan suara mereka," ungkap Ubaida.

Baca juga: Situasi Bahaya Masjid Al Aqsa, IDF Kawal Rabi Yahudi Ekstremis Masuk, Ritual Sapi Merah Terlaksana?

Kutuk Polisi Israel yang Kawal Kelompok Yahudi Ekstremis ke Masjid Al-Aqsa

Terseret langsungnya Yordania dalam konflik Israel-Palestina, selain faktor geografis dan sejarah, juga karena mereka merupakan pemegang kendali dari badan wakaf pengelola Masjid Al-Aqsa di AL-Quds (Yerusalem).

Aksi-aksi provokatif pemukim Israel, khususnya warga Yahudi ekstrem garis keras di Masjid Al-Aqsa membuat Yordania juga gerah karena aksi itu dinilai sebagai penodaan terhadap situs suci umat muslim yang menjadi tanggung jawab mereka.

Terbaru, Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania pada Kamis (25/4/2024) mengutuk tindakan polisi pendudukan Israel yang mengizinkan pemukim Yahudi ekstremis menyerbu Masjidil Haram Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif, dan melakukan praktik provokatif yang melanggar kesuciannya.

Baca juga: Israel Ubah Yerusalem Jadi Benteng Perang: Kawal Yahudi Masuk Al-Aqsa, Jamaah Palestina Diblokade

Aksi provokatif kelompok Yahudi ektremis tersebut, dalam beberapa hari belakangan, kian masif dan gencar berkenaan dengan peraayaan Hari Paskah Yahudi (Pesakh) di mana mereka berniat melakukan persembahan dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ritual peribadatan penyucian dari najis, menurut kepercayaan mereka.

Baca juga: Kelompok Yahudi Ekstremis Israel Berduyun-duyun Bawa Kurban Persembahan ke Lokasi Masjid Al-Aqsa

Dalam pernyataannya, Kementerian Yordania juga mengutuk, pemberlakuan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke Masjid Al-Aqsa, yang merupakan pelanggaran terhadap status sejarah dan hukum yang ada di masjid tercusi ketiga umat Islam tersebut.

"Juru bicara resmi Kementerian, Sufyan Al-Qudah, meminta Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk menghentikan segala praktik dan pelanggaran terhadap Masjidil Haram Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif, dan menghormati kesuciannya," tulis laporan Khaberni.

Punya Hak Ekslusif

Dia juga memperingatkan agar pendudukan Israel menghormati otoritas Administrasi Wakaf Yerusalem dan urusan Masjid Al-Aqsa, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania.

Hal ini terkait rencana Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir yang ingin mengubah status quo Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo

"Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania mempunyai kewenangan eksklusif untuk mengurus urusan Masjidil Aqsa/Masjid Suci dan mengatur jalan masuk ke dalamnya," tulis pernyataan tersebut.

Kementerian Yordania ini juga memperingatkan kalau otoritas pendudukan Israel akan terus menerapkan langkah-langkah yang ditargetkan untuk menerapkan kontrol terhadap masuknya jamaah ke Masjidil Aqsa/Masjid Suci.

"Kami menekankan perlunya memastikan akses bebas dan tidak terbatas ke Al-Aqsa yang Diberkahi (bagi umat Islam dan warga Palestina).

Laporan Khaberni menegaskan, Masjid Al-Aqsa merupakan kompleks ibadah yang murni diperuntukkan bagi umat Islam dengan luas keseluruhan 144 dunum.

Episentrum Konflik di Kawasan

Dalam sejumlah analisis dari pakar geopolitik, konflik keberadaan Masjid Al-Aqsa ini merupakan episentrum eskalasi di kawasan Timur Tengah.

Serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas dan milisi lain pembebasan Palestina, satu di antaranya dinyatakan sebagai puncak akumulasi kemarahan atas penodaan-penodaan pemukim Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Serangan Banjir Al-Aqsa ini kemudian meluas menjadi konflik besar saat Israel memutuskan membalas serangan itu dengan invasi militer ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan.

Agresi Israel itu membangkitkan semnagat perlawanan yang dikabarkan dimotori Iran dengan keterlibatan sejumlah milisi lintas-teritorial, mulai dari Lebanon, Suriah, Irak, hingga Yaman.

Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu utama Israel, menjadi bahan bakar yang makin memperbesar api konflik.

Dalam konteks ini, Yordania dinilai berupaya mengimbangi posisi mereka di kedua kubu.

Di satu sisi, Yordania membela Gaza dan Palestina agar terbebas dari bombardemen dan cengkeraman pendudukan Israel, serta mengawal kesucian Masjid Al-Aqsa.

Namun, di sisi lain, Yordania juga memenuhi sejumlah permintaan AS, sekutu taktis mereka di kawasan, terkait kepentingan Israel dalam konflik yang berlanjut.

Korban Tewas di Gaza Tembus 34.000

Saat ini perang di Gaza antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama hampir 7 bulan.

Serangan Israel di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina.

Menurut pihak berwenang setempat, sebagain besar dari korban jiwa adalah wanita dan anak-anak. Adapun sekitar 80 persen warga Gaza saat ini menjadi pengungsi.

Di sisi lain, Israel kini mempersiapkan serangan darat ke Kota Rafah di Gaza selatan yang menjadi tempat berlindung lebih dari 1 juta warga Palestina.

Israel mengklaim serangan ke Rafah diperlukan agar bisa mendapatkan kemenangan dalam perang melawan Hamas.

(oln/khbrn/aja/*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow