Cinderella Tewas Diduga Overdosis di Orgen Tunggal,Polisi: ini Pelajaran,Jangan Ada Musik Remix

TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN -- Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra angkat bicara terkait tewasnya Cinderella wanita yang sebelumnya sempat kejang-kejang diduga overdosis saat menikmati hiburan orgen tunggal dalam sebuah hajatan di Desa Suka Pindah Kecamatan Rambutan Banyuasin. Dikatakan Ferly, pihaknya hingga ke tatanan Bhabinkamtibmas sudah sangat sering memberikan imbaun kepada masyarakat untuk tidak memainkan musik remix dalam setiap...

Cinderella Tewas Diduga Overdosis di Orgen Tunggal,Polisi: ini Pelajaran,Jangan Ada Musik Remix

TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN -- Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra angkat bicara terkait tewasnya Cinderella wanita yang sebelumnya sempat kejang-kejang diduga overdosis saat menikmati hiburan orgen tunggal dalam sebuah hajatan di Desa Suka Pindah Kecamatan Rambutan Banyuasin.

Dikatakan Ferly, pihaknya hingga ke tatanan Bhabinkamtibmas sudah sangat sering memberikan imbaun kepada masyarakat untuk tidak memainkan musik remix dalam setiap hajatan.

Imbauan ini, terkadang tidak dihiraukan masyarakat dan memilih kucing-kucingan dalam pelaksanaan musik remix.

Padahal, sudah sangat jelas larangan yang disampaikan untuk tidak menggelar musik remix di setiap hajatan pernikahan maupun lainnya. 

"Kejadian ini, menjadi pelajaran semuanya. Perlu diketahui, musik remix itu menjadi pintu gerbang pembuka untuk narkotika, miras dan gangguan kantibmas. Makanya, saya tekankan betul, jangan sampai ada musik remix," kata Ferly, Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Kronologi Gadis 18 Tahun Ditemukan Tewas Bersimbah Darah Dalam Rumahnya di OKU, Tubuh Penuh Luka

Lanjut Ferly, bila sudah seperti ini maka secara prosedur pihak yang pertama kali akan dimintai keterangan tidak lain yang mengadakan hajatan. Selain pihak yang mengadakan hajatan, pemerintah setempat juga akan dimintai keterangan.

Dari itulah, menurut Ferly tidak ada ruginya bila masyarakat mematuhi larangan untuk pelaksanaan musik remik di acara hajatan.

Acara akan tetap bisa berlangsung meriah, tanpa memainkan musik remik yang dapat menimbulkan gangguan keamanan.

Selain dapat menimbulkan gangguan keamanan, juga dapat mengundang orang luar untuk datang dan berada di tempat tersebut.

Seperti korban Cinderella, yang merupakan warga Desa Mangun Jaya, diduga sengaja datang bersama teman-temannya hanya untuk menikmati musik remik. 

"Sekali lagi, saya tekankan kepada seluruh masyarakat Banyuasin ini menjadi pelajaran untuk semuanya terutama yang akan melaksanakan hajatan. Acara masih bisa tetap meriah, walaupun tidak memainkan musik remik," pungkasnya. 

SEBELUMNYA AKBP Ferly Rosa Putra mengatakan, teman pria berambut pirang yang viral sedang bersama Cinderella menikmati acara orgen tunggal kini keberadaannya menghilang tak diketahui. 

Padahal polisi sedang menyelidiki penyebab tewasnya Cinderella diantaranya dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi yang ada di lokasi kejadian, kades, pemilik hajatan hingga warga sekitar.

"Baru itu yang kami mintai keterangan, sedangkan cowok yang terekam bersama korban menghilang. Selain cowok yang bersama korban, orang-orang yang mengantar korban ke rumah sakit juga ikut menghilang," ungkap Ferly.

Meski sampai sekarang, pihak keluarga korban belum membuat laporan polisi, tetapi lanjut Ferly pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan kasus ini.

Terlebih, kuat dugaan adanya penggunaan narkotika baik dari korban maupun cowok rambut pirang yang saat ini hilang bak ditelan bumi termasuk sejumlah teman-teman korban.

"Awalnya, pihak keluarga yang melapor kepada kami dan sekarang malah tidak mau membuat laporan polisi. Mungkin, ini karena aib dan keluarga tidak mau melanjutkan. Kami paham itu, tetapi ini sudah menjadi sorotan publik," jelas Ferly.

VIRAL viral wanita muda yang disebut bernama Cinderella itu beredar luas di media sosial, Rabu 7 Februari 2024.

Dalam video yang beredar di sosial media, tampak wanita yang sedang kejang-kejang itu berusaha disadarkan oleh teman-temannya.

Di tengah suasana orang yang masih menikmati dentuman musik orgen tunggal, wanita itu duduk dengan kondisi lemas sembari terus berusaha disadarkan.

Namun karena tak kunjung sadar, wanita itu kemudian dibopong untuk kemudian dibawa meninggalkan lokasi hajatan.

Dari keterangan yang beredar, disebutkan wanita itu diduga mengalami overdosis di tengah acara.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Putra Rosa mengatakan, mereka sudah bergerak melakukan penyelidikan dari informasi yang diterima, bukan dari temuan atau laporan polisi.

"Wanita itu meninggal dunia. Kami sekarang masih bergerak dari informasi. Kami sudah memeriksa pemilik hajatan atau pesta, kades, rekan korban dan saksi-saksi yang ada di sana," kata Ferly, Rabu (7/2/2024).

Sementara, dari hasil pemeriksaan terhadap sejumlah saksi mulai dari pemilik hajatan, organ tunggal, kades, dan sejumlah saksi, bila tidak ada yang mengenal korban.

Dari data atau identitas korban, tertera bila korban merupakan warga Mangun Jaya Kabupaten Muba. Para saksi yang diminta keterangan, juga sama sekali tidak mengenal korban termasuk juga teman-teman korban.

"Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga korban, mereka mengatakan bila kasus ini tidak mau dilanjutkan pemeriksaannya atau diperpanjang. Selain itu, saat korban di bawa ke rumah sakit, pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan visum ataupun autopsi," jelas Ferly.

Meski dari pihak keluarga menolak untuk memperpanjang kematian korban, dan korban sendiri sudah dimakamkan, akan tetapi dari pihak Polres Banyuasin akan tetap melakukan proses penyelidikan.

Polres Banyuasin masih akan terus mendalami kasus ini, sampai menemukan secara pasti apa penyebab tewasnya korban.

Apakah korban memang tewas karena overdosis ataukah memang ada hal lain.

"Kejadiannya di Desa Suka Pindah, Kecamatan Rambutan Banyuasin. Kasus ini, masih terus kami selidiki terutama untuk memanggil teman-teman korban. Apakah betul korban ini meninggal karena diduga overdosis atau ada hal ini.

Bila memang nantinya karena overdosis, akan lebih intens lagi kami melakukan penyelidikan, barangnya dari mana, mereka beli dimana dan berapa banyak," ungkap Ferly.

Sejauh ini, lanjut Ferly pihaknya masih tetap melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi meski dari pihak keluarga meminta untuk dihentikan proses pemeriksaan. 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow