BMKG Peringatkan Warga Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia hingga Februari

BMKG minta masyarakat tetap siaga dan waspada terhadap cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang diperkirakan hingga Februari

BMKG Peringatkan Warga Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia hingga Februari

JawaPos.com–Cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi diperkirakan akan melanda Indonesia hingga Februari.

Melansir siaran pers BMKG pada Jumat (12/1), cuaca ekstrem akan mengancam sebagian besar wilayah Indonesia. Masyarakat diminta siaga dan waspada potensi bencana hidrometeorologi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, besar kemungkinan cuaca ekstrem akan terjadi pada puncak musim hujan. Yakni dari Januari hingga Februari.

Baca Juga: Banjir Makan Korban, Dua Balita Tewas di Siak Riau

”Hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai angin kencang dan gelombang tinggi masih berpeluang tinggi melanda sebagian wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita Karnawati.

Cuaca ekstrem itu didorong adanya Monsun Asia yang menunjukkan aktivitas tinggi dalam beberapa hari. Sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.

Selain itu, menurut Dwikorita Karnawati, terdapat daerah dengan tekanan rendah dan aktivitas gelombang atmosfer dengan pergerakan yang signifikan.

Baca Juga: Pj Wali Kota Bandung Sebut Banjir di Braga Dipicu Tanggul Jebol, Puluhan Rumah Terendam Setinggi Satu Meter

Lalu bagaimana bencana hidrometeorologi terbentuk dan apa dampak yang disebabkan bencana tersebut? Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan interaksi terjadi antara atmosfer dan lingkungan hidrologi seperti air permukaan dan air tanah.

”Bencana ini dapat melibatkan elemen-elemen meteorologi, seperti curah hujan, suhu udara, kelembaban, angin, serta kondisi atmosfer lainnya,” terang Dwikorita Karnawati.

Kondisi itu dapat menyebabkan berbagai dampak serius terhadap kehidupan manusia, lingkungan, dan ekonomi. Seperti banjir, badai tropis, tanah longsor, angin topan, kekeringan, dan banjir bandang.

Baca Juga: Kecamatan Kembangan Sigap Mengevakuasi Bayi di Tengah Banjir

”Bahkan faktor- faktor seperti intensitas hujan yang tinggi, perubahan pola cuaca, dan anomali iklim dapat memperburuk risiko bencana hidrometeorologi,” tutur Dwikorita Karnawati.

”Akibatnya akan mengalami kerugian yang cukup besar, termasuk korban jiwa, kerusakan properti, dan dampak jangka panjang terhadap ekosistem,” tambah dia.

Karena itu, dia menambahkan, perlu pemahaman dan mitigasi risiko terkait bencana hidrometeorologi. Hal itu menjadi penting dalam upaya melindungi masyarakat dan lingkungan dari dampak negatif yang mungkin terjadi.

Seperti pemahaman risiko dengan mengidentifikasi yang mungkin terjadi di wilayah tertentu, hingga analisis pola cuaca, sejarah bencana. Kemudian perencanaan darurat dengan melibatkan evakuasi, komunikasi, dan langkah-langkah keselamatan. Serta sosialisasi rencana darurat kepada masyarakat dan fasilitas- fasilitas penting.

”Peningkatan infrastruktur juga dengan melakukan perbaikan sistem pembangunan tanggul atau bendungan untuk mencegah banjir, dan melindungi  dari air bahaya. Konservasi lingkungan, kerja sama antar lembaga seperti pemerintah, swasta, LSM, dan masyarakat,” ujar Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Sembilan Daerah di Riau Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir

”Lakukan pemulihan pasca bencana dengan menyediakan bantuan dan fasilitas pemulihan untuk membantu masyarakat dan wilayah yang terkena dampak,” ucap dia.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow