Benarkah Kerajaan Islam Pertama yang Berdiri di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak?
Benarkah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak? Artikel ini akan memberikan penjelasan singkatnya.
—
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
—
Intisari-Online.com – Salah satu modal utama seorang sejarawan adalah sikap tidak percaya terhadap sebuah fakta sejarah. Bahkan jika fakta sejarah itu sudah menjadi pengetahuan umum, termasuk pengetahuan Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Jadi, benarkah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak?
Jawabannya, benar. Karena sampai saat ini belum ada bukti lain yang membantah fakta sejarah itu. Meski begitu, yang harus kita tahu, fakta sejarah itu sejatinya bersifat relatif. Ia bisa saja gugur jika ada bukti baru yang membuktikan sebaliknya.
Baca Juga: Benarkah Kerajaan Islam Pertama di Nusantara adalah Kerajaan Perlak?
Suma Oriental karangan petualang Portugis, Tome Pires, sebagaimana dikutip dari Kerajaan Islam Pertama Di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI yang ditulis H.J. De Graaf dan Th. Pigeaud, melukiskan keadaan di Jawa sekitar 1515 (abad ke-16).
Tome Pires menulis, perpindahan kekuasaan politik ke tangan orang Islam terjadi dengan dua cara:
“Pertama: bangsawan Jawa yang kafir dengan sukarela memeluk agama baru itu; di tempat-tempat mereka memperoleh kekuasaan (dan tetap berkuasa), pedagang Islam dipandang sangat terhormat. Demikian juga para cendekiawan agama Islam yang tinggal di rumah pedagang,” begitu tulis De Graaf dan Pigeaud.
Lalu kedua, orang asing yang beragam Islam, dari bermacam-macam bangsa — bertempat tinggal di perkampungan tersediri di bandar-bandar — membuat rumah mereka menjadi kubu pertahanan. “Dari tempat-tempat itulah mereka menyerang perkampungan orang kafir; akhirnya merebut seluruh pemerintahan bandar,” tambah mereka.
Kerajaan Demak diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-15 dan terkait erat dengan aktivitas perdagangan di pesisir pantai utara Jawa serta peran Wali Songo. Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah di sebuah daerah bernama Bintoro yang mulanya berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Selain dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan, Kerajaan Demak juga menjadi pintu masuk kebudayaan Islam yang dibawa oleh para pedagang yang mampir ke daerah tersebut.
Oleh beberapa kalangan, berdirinya Kerajaan Demak dikaitkan dengan Teori China, yang menyebut bahwa masuknya Islam ke Indonesia karena dibawa oleh para pedagang Muslim dari China, yang dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby.
Dalam Teori China tersebut juga dijelaskan bukti bahwa Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang merupakan keturunan China dengan nama kecil Pangeran Jin Bun.
Disebutkan bahwa Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak pada 1478. Tapi ada juga yang menyebut bahwa Raden Patah memimpin sejak sekitar tahun 1500-1518.
Raden Patah menjabat dengan gelar Sultan Alam Akhbar al Fatah atau juga disebut dengan Panembahan Jimbun. Kekuasaan Kerajaan Demak saat kepemimpinan Raden Patah meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan.
Pada masa pemerintahanya dibangun juga Masjid Agung Demak yang melibatkan peran para wali dan sunan.
Kepemimpinan Kerajaan Demak kemudian dilanjutkan oleh Pati Unus (1518-1521). Pati Unus tidak memimpin lama, namun namanya sangat dikenal sebagai panglima perang yang membendung masuknya tentara Portugis. Kepiawaian Pati Unus sebagai panglima perang membuatnya mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521 di pertempuran Malaka, Pati Unus akhirnya tutup usia.
Setelah itu, Kerajaan Demak dipimpin oleh Trenggono (1521-1546) dan membawa kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa itu memasuki masa kejayaan. Sultan Trenggono yang memiliki gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin bergerak menyebarkan agama Islam sekaligus memerangi tentara Portugis di Pulau Jawa, kekuasaan Kerajaan Demak meluas hingga Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono inilah Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta. Sementara ke arah timur, kekuasaan Kerajaan Demak meluas keTuban, Madiun , Surabaya dan Pasuruan, Malang, dan Blambangan. Sultan Trenggono wafat ketika melakukan serangannya ke daerah Pasuruan pada 1546.
Setelah Trenggono mangkat, kekuasaan diserahkan kepada Sunan Prawoto. Pada masa inilah Kerajaan Demak mulai mengalami masa-masa kemunduran. Di masa ini terjadi perebutan kekuasaan antara dirinya dengan Arya Penangsang. Hingga akhirnya Arya Penangsang berhasil mengambil alih kekuasaan setelah berhasil membunuh Sultan Prawoto.
Arya Penangsang yang tadinya menjabat sebagai bupati Demak yang merebut tahta kerajaan juga tak berlangsung lama. Pemerintahan Arya Penangsang tidak disambut baik oleh rakyat dan menerima perlawanan.
Arya Penangsang akhirnya harus menyerah setelah terbunuh oleh Jaka Tingkir dari Kerajaan Pajang. Tahta Kerajaan Demak akhirnya jatuh ke tangan Jaka Tingkir yang merupakan menantu Sultan Trenggono. Takhta Demak pun digeser ke pedalaman, ke Pajang.
Jadi, benarkah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak, sejauh sumber-sumber yang berhasil ditemukan, jawabannya benar: Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Baca Juga: Bukan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Indonesia adalah Ini, Sudah Ada Sejak Abad ke-9