Informasi Terpercaya Masa Kini

7 Kelebihan dan Kekurangan e-SIM untuk Android dan iPhone

0 29

KOMPAS.comEmbedded Subscriber Identity Module atau e-SIM adalah modul yang ditanam di dalam ponsel secara permanen.

Berbeda dengan kartu SIM yang berukuran kecil hingga besar, e-SIM tidak memiliki wujud fisik. Pengguna hanya perlu memindai barcode di ponsel untuk mengaktifkan teknologi ini.

Teknologi e-SIM umumnya sudah melekat di motherboard ponsel sehingga pengguna hanya perlu mengaktifkannya saja.

Inovasi e-SIM kembali digaungkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bermigrasi dari penggunaan kartu SIM ke e-SIM pada Sabtu (12/4/2025).

Menurut dia, penggunaan e-SIM adalah salah satu cara untuk mencegah tindak kejahatan berbasis digital, seperti spam, phishing, dan judi online.

Untuk memperkuat imbauan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) bakal menerbitkan Peraturan Menteri (Permenkomdigi) baru terkait e-SIM dalam waktu dekat.

Lantas, apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan e-SIM?

Baca juga: Cara Mudah Migrasi Kartu SIM Fisik ke eSIM untuk Pengguna Telkomsel, Indosat, dan XL 

Kelebihan e-SIM

Salah satu kelebihan e-SIM adalah teknologi tersebut bisa diaktifkan melalui proses jarak jauh dengan operator seluler.

Dilansir dari laman DJPPI Komdigi, berikut ini sederet kelebihan e-SIM:

1. E-SIM tidak hilang

E-SIM ditanam langsung pada motherboard ponsel, sehingga tidak akan hilang atau rusak.

2. E-SIM tidak dipasang

Pengguna e-SIM tidak perlu memasang dan mengganti e-SIM seperti layaknya kartu SIM fisik.

Untuk mengaktifkan e-SIM, pengguna hanya cukup memindai barcode yang tersedia di ponsel.

3. Satu perangkat bisa beberapa operator

Dengan memanfaatkan teknologi e-SIM, pengguna dapat menyimpan beberapa profil operator dalam satu perangkat secara bersamaan.

Kelebihan ini tidak diperoleh dari kartu SIM yang hanya menyediakan operator tunggal.

Bahkan, teknologi ini membuat pengguna e-SIM bisa bebas beralih jaringan tanpa perlu mengganti kartu SIM.

Baca juga: Cara Bikin SIM Baru secara Online lewat HP, Pakai Aplikasi Ini

4. Aktivasi e-SIM bisa jarak jauh

Kelebihan berikutnya adalah proses aktivasi e-SIM yang bisa dilakukan dari jarak jauh.

Hal tersebut meniadakan kebutuhan distribusi fisik kartu SIM dan mempermudah pengaturan dan pengelolaan nomor oleh operator.

5. HP menjadi lebih tipis

Keunggulan e-SIM adalah memiliki ukuran yang sangat kecil, lebih kecil dari kartu SIM nano.

Sehingga, penggunaan e-SIM bisa memberikan ruang desain yang lebih fleksibel dan memungkinkan penggunaan pada perangkat yang lebih tipis.

Baca juga: Cara Migrasi Kartu SIM Fisik ke eSIM untuk Provider Telkomsel

Kekurangan e-SIM

Meski memiliki banyak keunggulan, e-SIM juga memiliki kekurangan, terutama dari segi penggunaan.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/4/2025), berikut ini kekurangan e-SIM:

1. Penggantian ponsel lebih repot

Pengguna e-SIM yang ingin mengganti perangkat ponsel tidak bisa melakukannya dengan mudah. Jika dengan kartu SIM, Anda hanya perlu mencopotnya saja.

Saat menggunakan e-SIM, proses pergantian ponsel akan lebih rumit. Sebab e-SIM tertanam pada komponen smartphone.

2. Ketersediaan e-SIM masih terbatas

kekurangan e-SIM berikutnya adalah ketersediaannya yang masih terbatas.

Saat ini, tidak banyak operator seluler yang sudah menyediakan teknologi ini. Bahkan beberapa smartphone juga tidak didukung dengan teknologi ini.

Baca juga: Migrasi dari Kartu SIM Dimulai, Berikut Daftar HP yang Support e-SIM di Indonesia

Apakah e-SIM lebih aman dari SIM?

Menurut pakar keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya, secara teknis e-SIM lebih aman dibanding kartu SIM fisik.

Meski demikian, keamanan tersebut juga perlu diimbangi dengan pengawasan dari pihak operator HP. Salah satu pengawasannya adalah memiliki Know Your Customer (KYC) yang kuat.

Alfons mengatakan, operator yang memiliki KYC yang kuat akan mengetahui bahwa seseorang yang mengajukan e-SIM datanya sudah benar sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya.

Data seperti ini juga penting pada layanan seperti pembukaan rekening bank.

“Kalau sistemnya lemah, main setujui saja setiap permohonan e-SIM tanpa verifikasi yang kuat, ya sama juga bohong,” tuturnya, diberitakan Kompas.com, Minggu.

Operator juga perlu melakukan perlindungan akses dan enkripsi data e-SIM saat dikirim melalui jaringan dan saat disimpan.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran data dan penyadapan. Salah satu caranya adalah dengan mengikatkan e-SIM hanya pada satu ponsel sesuai IMEI sehingga tidak bisa digunakan untuk HP lain.

“Aktifkan fitur pengamanan tambahan untuk e-SIM seperti biometrik, TFA, dan sejenisnya sehingga user bisa mengamankan dengan baik,” tandas Alfons.

Leave a comment