Informasi Terpercaya Masa Kini

Pakar Fisika Ungkap Bagaimana Tendangan Declan Rice Bisa Melengkung

0 15

KOMPAS.com – Stadion Emirates menjadi saksi gol spektakuler yang menghebohkan, saat Declan Rice, gelandang Arsenal, mencetak tendangan melengkung yang menaklukkan kiper Real Madrid Thibaut Courtois, dalam laga Liga Champions, Selasa (8/4/2025) atau Rabu dini hari WIB.

 

Namun, bukan hanya keterampilan teknik yang membuat gol ini istimewa, tetapi juga prinsip-prinsip fisika yang bekerja di baliknya.

Dr Zulfi Abdullah, seorang pakar Fisika Teoritik dan Komputasi dari Universitas Andalas, menjelaskan bagaimana gerakan bola ini bisa terjadi.

Baca juga: Tendangan Bebas Declan Rice Gilas Real Madrid, Awalnya Ingin Lepas Crossing

 

Menurutnya, tendangan melengkung yang dilakukan Rice melibatkan dua jenis gerakan utama: gerak pusat massa bola dan gerak rotasi atau putaran bola terhadap pusat massa.

“Ketika bola ditendang, jika gaya bekerja tepat pada pusat massa, bola hanya akan bergerak lurus. Tapi jika gaya bekerja pada titik di permukaan bola yang jauh dari pusat massa, bola akan mulai berputar,” ujar Dr. Zulfi saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (11/4/2025).

Namun, perputaran bola bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi arah bola.

Sebagian besar efek melengkung ini disebabkan oleh gaya Magnus, yang menurut Zulfi adalah “gaya yang muncul akibat perputaran bola yang bergerak melalui udara.”

Baca juga: Arteta Ungkap Kunci Arsenal Bekuk Real Madrid, Bahas Gol Ajaib Declan Rice

 

Gaya ini menyebabkan bola bergerak melengkung, karena adanya perbedaan kecepatan udara di kedua sisi bola.

“Di sisi yang searah dengan arah putaran, aliran udara menjadi lebih cepat, sementara di sisi yang berlawanan, aliran udara melambat. Akibatnya, tekanan di sisi yang lebih cepat menjadi lebih rendah, dan di sisi yang lambat menjadi lebih tinggi. Perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya sentripetal, yang menyebabkan bola melengkung,” jelas Zulfi.

Gol dipengaruhi tiga faktor

Gol tersebut, yang berhasil menjebol gawang Madrid, juga sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama: sudut tendangan, kecepatan bola, dan putaran bola itu sendiri.

Zulfi menekankan bahwa sudut tendangan yang tepat akan mengarahkan bola ke arah yang diinginkan, sementara kecepatan bola dan putaran bola itu sendiri menjadi kunci utama dalam menciptakan efek lengkung yang tajam.”

“Semakin cepat bola ditendang, semakin besar gaya impuls yang bekerja, dan semakin besar pula gaya torsi yang menyebabkan bola melengkung,” tambahnya.

“Namun, jika bola ditendang dengan kecepatan terlalu lambat, efek lengkungannya akan kurang terasa (berkurang), karena gaya udara yang memengaruhinya kecil.”

Selain faktor teknik, desain bola juga turut memengaruhi seberapa tajam bola bisa melengkung.

Bola sepak modern yang digunakan di pertandingan ini didesain dengan tekstur dan panel yang lebih efisien dalam mengontrol aliran udara di sekeliling bola.

Zulfi mengungkapkan bahwa desain bola yang lebih kasar atau memiliki panel khusus memungkinkan udara mengalir lebih stabil di sekitarnya, sehingga gaya Magnus menjadi lebih efektif.

“Kalau permukaan bolanya terlalu halus, udara jadi sulit ‘menempel di permukaan bola, sehingga gaya yang membuat bola melengkung (gaya Magnus) jadi lemah atau tidak stabil,” ujarnya.

Bola yang berputar dengan stabil juga membantu menjaga kelancaran arah bola.

Dalam tendangan melengkung yang dilakukan oleh Declan Rice, bola bergerak dengan momentum sudut yang membuatnya stabil dan tidak bergoyang-goyang di udara.

Menurut Zulfi, putaran bola memberikan efek stabilitas, mirip dengan gasing yang berputar. Semakin cepat bola berputar, semakin stabil pula lintasannya.

“Jadi, tendangan Rice itu terbentuk sedemikian bukan cuma karena arah bolanya belok jauh dari kiper, tapi karena kombinasi putaran, arah tendangan, dan desain bola membuat lintasannya halus, stabil, dan sulit ditebak,” ujar Zulfi.

Leave a comment