Informasi Terpercaya Masa Kini

Korban BBM Campur Air di Klaten: Pernyataan Pertamina Tak Sesuai Kenyataan

0 14

jateng.jpnn.com, KLATEN – Korban dugaan pengisian BBM jenis Pertalite yang tercampur air di SPBU Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah membantah telah menerima ganti rugi dari Pertamina.

Affrizal Bagas (25), salah satu korban mengaku hingga kini belum menerima tindakan tanggung jawab seperti yang disampaikan pihak Pertamina maupun pengelola SPBU.

Peristiwa yang terjadi Selasa dini hari, 8 April 2025, membuat mobil Affrizal mati total hanya beberapa detik setelah pengisian BBM. Dia dan sejumlah pengendara lain yang mengalami kejadian serupa langsung melapor ke petugas SPBU dan pihak kepolisian.

Namun menurut Affrizal, proses tanggapan dari pihak SPBU sangat lambat dan terkesan tidak kooperatif.

“Dari awal kami minta petugas atau security panggil mandor atau manajernya, tetapi mereka seperti menghalangi, seolah melindungi agar atasan mereka tidak tahu kejadian itu,” ujarnya kepada JPNN.com lewat sambungan telepon, Rabu (9/4).

Setelah situasi di lokasi memanas dan warga mulai ricuh, barulah mandor datang. Namun, menurut Affrizal, sikapnya tidak memberi solusi.

“Mandor hanya minta maaf, bilang tidak tahu, dan menyebut Pertalite baru diisi sekitar pukul 12 malam sebelum kejadian. Diia sendiri tidak bisa putuskan soal tanggung jawab, kendaraan kami harus dibawa ke bengkel mana,” katanya.

Affrizal mengatakan dirinya dan korban lain sempat mendesak agar manajer datang ke lokasi, tetapi hingga pukul 08.00 WIB, sang manajer tak kunjung muncul.

“Padahal subuh itu katanya sudah dipanggil ke rumahnya. Tetapi tidak datang-datang juga. Akhirnya kami minta bukti tanggung jawab SPBU secara tertulis, semacam surat bermaterai, itu pun tidak diberikan,” ujarnya.

Akhirnya, atas saran polisi, seluruh kendaraan yang mogok dibawa ke bengkel terdekat. “Empat mobil dibawa ke bengkel milik kakak saya. Saya sendiri yang hubungi towing buat evakuasi. Tetapi semuanya pakai biaya pribadi,” ujarnya.

Hingga berita ini ditulis, tidak ada satu pun pihak dari Pertamina yang menghubungi Affrizal. “Saya juga bingung mau klaim ke mana. Kontak tidak ada. Mandor sekarang juga tidak bisa dihubungi karena sedang dimintai keterangan di Polres Klaten,” ujarnya.

Affrizal mengaku bersyukur hanya mengisi BBM sebesar Rp 100.000 karena tangki mobilnya masih lebih dari setengah. Namun, kerusakan yang ditimbulkan tetap cukup berat.

“Pompa bensin rusak, injektor harus diganti, air masuk ke ruang bakar. Perkiraan biaya per mobil sekitar Rp 2,5 juta. Kami pun isi ulang bensin pakai biaya pribadi,” katanya.

Dari empat mobil korban, Affrizal menyebut hanya miliknya yang masih proses dikerjakan hari ini. “Barang-barang untuk perbaikan juga sulit dicari karena masih suasana Lebaran,” tuturnya.

Affrizal juga menyebut ada sekitar 15 hingga 20 sepeda motor yang mengalami nasib serupa, beberapa sudah dibawa pulang oleh pemiliknya karena tak tahu masalah berasal dari bahan bakar bercampur air.

Dia berharap pihak Pertamina segera memberikan kepastian dan komunikasi yang jelas. “Kami hanya minta hak kami, biaya perbaikan diganti. Kalau Pertamina memang tanggung jawab, seharusnya ada yang menghubungi kami, bukan malah diam saja,” ujarnya.

Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menyatakan bertanggung jawab atas insiden dugaan pencampuran bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dengan air yang terjadi di SPBU 44.57429 Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (8/4) dini hari.

“Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak SPBU telah memfasilitasi seluruh perbaikan kendaraan di bengkel serta mengganti isi ulang BBM dengan Pertamax,” ujar Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah kepada JPNN.com, Rabu (9/4). (wsn/jpnn)

Leave a comment