Informasi Terpercaya Masa Kini

Fakta-Fakta Hasan Nasbi Respons Teror ke Tempo hingga Tuai Kritik dan Akhirnya Klarifikasi

0 5

JAKARTA, KOMPAS TV – Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dalam merespons peristiwa teror kepada Kantor Redaksi Tempo mendapatkan kritik tajam dari sejumlah pihak. Juru bicara Presiden Prabowo Subianto itu dinilai tak peka dalam menyikapi kejadian tersebut. 

Berikut fakta-fakta yang dirangkum terkait pernyataan Hasan Nasbi tersebut: 

1. Hasan Nasbi Minta Paket Kepala Babi yang Dikirim ke Tempo untuk Dimasak Saja

 Hasan Nasbi menanggapi santai terkait teror kiriman kepala babi kepada jurnalis Tempo.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pernyataan Hasan Nasbi soal Teror Kepala Babi di Tempo

“Sudah dimasak aja, kepala babi dimasak aja, saya lihat di media sosialnya Fransisca justru dia minta dikirimin daging babi. Artinya dia tidak terancam kan, buktinya dia bisa bercanda,” ujar Hasan Nasbi saat ditemui di kompleks Istana, Jakarta, pada Jumat (21/3/2025) malam. 

2. Hasan Nasbi Sebut Kebebasan Pers di Indonesia Masih Ada

 Hasan Nasbi menganggap kebebasan pers di Indonesia “bagus” dan menyebut pemerintah tidak pernah mengintervensi jurnalis.

Hal ini disampaikan Hasan saat ditanya wartawan soal teror paket kepala babi di kantor Tempo beberapa waktu lalu.

Juru bicara (Jubir) Presiden RI Prabowo Subianto itu beranggapan, kebebasan pers terjaga karena jurnalis masih bisa bekerja dengan leluasa, khususnya di lingkungan Istana Kepresidenan.

 “Ada yang distop buat bikin berita dan wawancara? Enggak ada. Itu artinya kebebasan pers kita bagus,” kata Hasan usai sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025).

“Ada yang takut enggak sekarang bikin berita? Ada yang dihalang-halangi enggak untuk liputan di Istana? Kan enggak. Itu artinya enggak ada kebebasan pers yang dikekang,” ujarnya.

3. Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pernyataan Hasan Nasbi

Sejumlah organisasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait insiden teror kepala babi di kantor Tempo. Pernyataan Hasan dinilai tidak berempati dan mengabaikan prinsip kebebasan pers.

Seperti diketahui, kantor redaksi Tempo, Jakarta, mendapat kiriman kepala babi pada Rabu, 19 Maret 2025. Peristiwa ini dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers.

Alih-alih menyampaikan keprihatinan, Hasan justru menyatakan bahwa kepala babi tersebut sebaiknya “dimasak” saja. Pernyataan itu pun menuai kritik dari berbagai pihak.

4. Prabowo Diminta Tegur Hasan Nasbi

Koalisi Masyarakat Sipil juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mendiamkan pernyataan tersebut. Menurut mereka, pernyataan Hasan berpotensi mengandung unsur kebencian terhadap jurnalis atau media yang kritis. 

“Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya,” kata perwakilan Koalisi dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/3/2025).

5. Komisi I DPR Nilai Pernyataan Hasan Nasbi Tak Etis

Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin merespons pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi yang menyebut bahwa teror kepala babi ke Kantor Tempo sebaiknya dimasak saja.

Menurut dia, pernyataan tersebut tidak etis dan menunjukkan sikap yang meremehkan masalah serius.

Legislator Fraksi PDIP itu menilai, seharusnya Hasan Nasbi justru meminta aparat keamanan untuk segera melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa dalang di balik teror tersebut.

“Kurang etis (pernyataan Hasan Nasbi) dan menganggap masalah ini bukan masalah serius dengan meminta agar kepala babi itu dimasak dan dimakan saja. Harusnya dia justru meminta aparat keamanan melakukan penyelidikan siapa pengirim kepala babi itu,” kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).

6. Hasan Nasbi Klarifikasi Pernyataan “Dimasak Saja”

Hasan Nasbi mengklarifikasi pernyataannya terkait teror kepala babi yang dikirimkan kepada jurnalis dan host Sinar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica.

Hasan menyatakan bahwa respons santai yang diberikan Francisca terhadap teror tersebut merupakan langkah yang tepat untuk melemahkan efeknya.

Namun, Hasan menegaskan bahwa pernyataannya bukan untuk meremehkan ancaman, melainkan untuk memperlihatkan bahwa teror semacam ini tidak efektif jika tidak ditanggapi dengan ketakutan. 

“Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu,” kata Hasan, Sabtu (22/3/2025).

Menurut Hasan, pendekatan yang dilakukan Francisca membuat pelaku kehilangan daya tekan.

Baca Juga: Setelah Teror Kepala Babi, Kini Kantor Tempo Terima Kiriman Bangkai Tikus

“Menurut saya kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh,” ujarnya.

Hasan membandingkan situasi ini dengan reaksi publik saat terjadi bom Thamrin pada 2016. Saat itu, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa setelah kejadian, bahkan ada yang berjualan di sekitar lokasi ledakan. 

“Itu aktor intelektualnya pasti stres berat. Kan targetnya si peneror bukan soal berapa jumlah korban dan berapa ledakannya, tapi warga Jakarta enggak takut. Jadi KPI-nya enggak kesampaian,” katanya.

Leave a comment