Informasi Terpercaya Masa Kini

Sejarah Sop Ayam Pak Min Klaten yang Legendaris,Dirintis oleh Veteran Juru Masak Perang

0 10

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Membahas tentang kuliner legendaris di Klaten, Jawa Tengah, nama Sop Ayam Pak Min Klaten jelas akan masuk dalam daftar.

Sebelum sukses seperti sekarang, Sop Ayam Pak Min Klaten dibesarkan dengan cucuran keringat penuh perjuangan.

Diketahui, Sop Ayam Pak Min Klaten dirintis oleh pasangan suami istri Tugimin (Pak Min) dan Wagiyem itu diawali dengan dijual secara pikulan.

Baca juga: Kenapa Angkringan di Solo Disebut dengan HIK? Ternyata Ada Sejarahnya

Anak keempat Pak Min, Tukiman (46) menjelaskan jika Sop Ayam Pak Min Klaten telah dirintis oleh kedua orang tuanya sejak tahun 1960-an.

Ketika memulai usaha tersebut, Tukiman atau yang karib disapa Pak Ragil bahkan belum lahir.

Usaha sup ayam itu dimulai oleh ayahnya dengan menjual secara pikulan.

“Awalnya bapak saya itu berkeliling menjajakan sup ayam. Kelilingnya bukan pakai gerobak ya tapi dipikul,” ucap Pak Ragil saat TribunJogja.com temui di rumahnya di Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Rabu (23/2/2022).

Menurutnya, Pak Min berjualan sup ayam dengan cara dipikul tersebut ditekuni sekitar 10 tahun.

Baca juga: Kuliner Klaten: Mie Ayam Ceker Pak Min, Harga Mulai Rp5 Ribu, 100 Meter dari Stasiun Klaten

Pak Min saat itu menjual sup ayam dari kampung ke kampung hingga rute terakhirnya berhenti di Terminal Klaten.

Dia berjualan dari pagi hingga sore hari.

“Dulu terminal Klaten itu berada di lokasi masjid raya Klaten sekarang. Bapak merintis usaha itu dibantu oleh ibu saya dalam menyiapkan bahan-bahannya,” kenangnya.

Lanjut dia, Pak Min waktu memikul itu isi pikulannya berupa kuah sup, ayam yang sudah dibumbui, nasi dan isian perlengkapan sup.

“Bapak juga pernah cerita jika saat memikul dagangan, ia pernah sampai ketumpahan kuah sup karena beratnya beban yang dipikul,” imbuhnya.

Baca juga: Kuliner Boyolali: Nasi Goreng Pak Min Ngangkruk, Sudah 22 Tahun Jualan, Susu Jahe Juga Andalan

Saat awal-awal merintis usaha, sup ayam tersebut tidak langsung ramai.

Kadang kala, dagangan ada juga yang bersisa.

Namun, Pak Min tetap tekun berjualan sembari memantapkan rasa dari sup ayam itu.

Seiring berjalannya waktu, usaha Sop Ayam Pak Min Klaten bertransformasi ke gerobak.

Pada tahun 1980-an, Sop Ayam Pak Min Klaten membuka warung pertama di Pasar Gede Klaten.

Baca juga: Kisah Pak Min, Pemburu Burung Emprit Langganan Kelenteng Tien Kok Sie Solo, 9 Jam Cari di Sawah

“Saat tahun 1980-an itu anak-anak bapak sudah menjelang besar. Kami bersaudara ada 4 orang, saya yang paling kecil,” ucapnya.

Adapun keempat anak Pak Min bernama, Sihono, Sih Mulyoto, Triyono dan Tukiman.

“Warung di pasar itu sangat ramai dulunya. Masaknya masih pakai kayu bakar sehingga ruangannya sedikit gelap kena asap,” kenangnya.

Warung Sop Ayam Pak Min Klaten di Pasar Gede Klaten itu bertahan hingga tahun 1998.

Kemudian pada, tahun 1999 mulai membuka cabang pertama di Jalan Mayor Kusmanto, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara.

“Saya memang termasuk yang awal membuka cabang usaha ini dari kakak-kakak saya,” imbuhnya.

Hingga saat in, Sop Ayam Pak Min Klaten telah memiliki 40 cabang yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia seperti, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga D.I Yogyakarta.

Awal Mula Resep Sop Pak Min Ditemukan

Tukiman bercerita saat perang melawan Belanda dan Jepang, ayahnya bertugas di bagian logistik khususnya sebagai juru masak. 

“Bapak memiliki keahlian masak memang sejak dari kecil. Bahkan pernah menjadi bagian veteran Perang sebagai Juru Masak ,” kenang Tukiman.

Setelah masa penjajahan dan agresi militer Belanda berakhir, Pak Min mulai merintis usaha sup ayam pada tahun 1960-an.

Baca juga: Kata Jokowi Soal Didatangi Vicky Prasetyo ke Solo, Sebut Minta Pandangan dari yang Berpengalaman

Dulu Pak Min mendapatkan uang pensiunan veteran tiap bulan. Namun Tukiman tak tahu persis di mana sang ayah bertugas.

“”Dulu berjuang di wilayah Klaten. kan ada pos-pos di masing-masing wilayah. Dulu itu bapak tugasnya di bagian logistik hingga ikut mengantarkan makanan sendiri,” jelasnya.

Saat menjadi juru masak di masa penjajahan kolonial Belanda itu lah, Pak Min menemukan resep sup ayam yang kini telah melegenda.

“Nah resep sup ini ditemukan saat menjadi pejuang tersebut. Ini murni resepnya temuan bapak,” kata dia.

Untuk menjaga cita rasa Sop Ayam Pak Min Klaten agar tetap stabil, dirinya rutin berkeliling ke setiap cabang sup ayam yang ia kelola. 

Baca juga: Kenapa Surakarta Bisa Disebut Solo? Begini Asal-usulnya

“Saya setiap minggu keliling ke cabang untuk mencicipi rasa. Jadi kerjaan saya itu seminggu pulang untuk keliling di semua cabang ngetes rasa di cabang yang saya kelola,” urainya.

“Ini perlu agar rasa tetap stabil sebab kandungan air kan beda-beda, seperti air di Bogor dan Jawa Tengah kan beda,” kata dia.

Ia dan kakaknya masih belum berencana untuk membuka waralaba karena cabang yang ada dikelola oleh keluarga.

“Saat ini kita belum membuka franchise (waralaba) karena semua kakak-kakak saya juga mengelola dan kita mempertahankan warisan resep dari orang tua,” katanya.

Ia mengaku lebih tertarik untuk membuat bumbu sachet Sop Ayam Pak Min Klaten agar bisa menjangkau pelanggan lebih luas lagi.

“Saya ingin ini ke depannya bikin bumbu sachetnya Sop Ayam Pak Min Klaten . Sekarang sedang nyari-nyari orang yang bisa bikin ekstraknya,” ulasnya.

(*)

Leave a comment