Tanam Pohon di Bekas Bangunan Hibisc Fantasy Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Aing Serius, Lain Pencitraan
BOGOR, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencangkul petak tanah di area Hibisc Fantasy, Puncak, Kabupaten Bogor, Sabtu (8/3/2025).
Dia hendak menanam sebuah bibit pohon di daerah tersebut.
Hujan yang turun cukup deras tidak menyurutkan niat Dedi untuk menghutankan kembali wilayah Puncak.
Dia terus mengayunkan cangkulnya untuk menggali tanah.
Setelah tanah galian agak dalam, Dedi memasukkan bibit pohon.
Ia kemudian menimbun bibit tersebut.
“Ikat pakai tali rapia,” kata Dedi kepada salah seorang pekerja yang membantunya.
Baca juga: 33 Tempat Wisata di Puncak Bogor Berpotensi Ditutup Menyusul Penyegelan Hibisc dan Eiger Adventure Land
Bibit tanaman diberi bambu penopang, kemudian diikat tali rapia agar tidak roboh saat diterjang hujan deras.
Kepada seseorang yang mendampinginya, Dedi mengatakan, upaya ini bukan pencitraan.
“Aing serius, lain pencitraan,” kata Dedi sembari membasuh sandal jepitnya di aliran air hujan.
Dia menambahkan, dengan menghijaukan Puncak, leluhur pasti bangga terhadap masyarakat saat ini.
“Kata karuhun, waaah incu aing geus sadar,” katanya.
Adapun bangunan Hibisc yang dibongkar usai disegel pada Kamis (6/3/2025) akan dihijaukan atau dijadikan hutan.
Dedi juga beberapa kali turun ke lapangan memantau proses pembongkaran.
Sebab, kata dia, bangunan permanen yang berdiri di lahan resapan air ini harus dibongkar karena terbukti melanggar izin.
Baca juga: Bongkar Bangunan di Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Saya Tak Pandang Bulu
Setidaknya terdapat 39 bangunan wisata Hibisc yang melanggar, 14 di antaranya sedang proses cabut izin untuk kemudian dibongkar, sedangkan 25 bangunan lainnya telah resmi dibongkar sejak Jumat (7/3/2025) kemarin.
Kini, sebagian bangunan permanen yang berdiri di lahan resapan air itu telah rata dengan tanah.
Dedi menyebutkan, setelah dibongkar, tanah bekas bangunan ini akan ditanami 23.000 pohon di lahan seluas 23 hektar itu.
“Kan jalannya aja berbeton (bangunan permanen), menurut saya ini melanggar. Jadi kembali ke komitmen awal, kita ingin tempat ini kembali menjadi area perbukitan. Peruntukannya sebagai area resapan air yang ditanami pohon, hutan, sehingga ini menjadi hijau kembali dan tidak lagi menjadi problem lingkungan di wilayah ini,” pungkasnya.