Informasi Terpercaya Masa Kini

Rejeki Nomplok Dede Sulaeman Guru Viral Ajari Murid Setrika,Dedi Mulyadi Beri Hadiah,Sekolah Dapat

0 9

SURYA.CO.ID – Rejeki nomplok didapatkan Dede Sulaeman, guru olahraga yang viral mengajarkan murid setrika dan melipat baju di sekolah.

Setelah videonya viral, Dede Sulaeman mendapat telepon dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. 

Tak hanya berbincang, Dedi Mulyadi juga memberikan hadiah uang tunai untuk Dede Sulaeman.   

Dedi mengaku tertarik dengan sosok Dede yang mengajarkan etika dengan hal-hal sederhana, dibandingkan banyak guru yang terfokus pada aspek formal material seperti study tour maupun renang serta berbagai kegiatan yang berbau komersial.  

Dede yang mengajar di SDN Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur awalnya ditanya tentang aktivitas mengajarnya. 

Baca juga: Beda Nasib Kepsek SMAN 1 Cianjur dan SMAN 1 Depok yang Dicopot Dedi Mulyadi, Terakhir Belum Permanen

Ternyata, guru berusia 33 tahun ini memiliki alasan khusus mengajarkan menyetrika dan melipat baju. 

“Jadi kalau di dalam kurikulum yang berlaku, ada muatan pendidikan kesehatan. Salah satunya, bagaimana menjaga kebersihan pakaian. Mereka harus mengetahui bagaimana proses pakaian yang mereka pakai, dari kotor menjadi bersih. Dan mereka harus mempraktekkan dan tahu caranya,” katanya dikutip dari tayangan youtube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Jumat (28/2/2025).

Disinggung tentang pelajaran renang yang banyak dimanfaatkan guru untuk komersil dengan mengkolektifkan biaya latihannya, Dede mengaku pelajaran renang kalau memungkinkan bukan menjadi materi utama. 

“Meski begitu, kalau bisa dikondisikan, pelajaran bisa jadi opsi, sebagai keterampilan juga,” katanya.  

Apalagi, di daerahnya kolam renang cukup mudah ditemui di vila-vila terdekat, dengan biaya masuk hanya Rp 2 ribu per anak, dan itu mereka datang sendiri-sendiri. 

Dedi lalu menanyakan keseharian Dede yang ternyata tinggal di rumah dinas, perumahan guru SD setempat. 

Dede mengaku sejak 2023 sudah diangkat menjadi guru PPPK dengan gaji dan tunjangan per bulan sekitar Rp 4,1 juta. 

Karena di sekolah itu hanya ada satu guru olahraga, maka Dede mengajar semua kelas di sekolah tersebut. 

Dedi juga menanyakan kondisi toilet di sekolah tersebut, yang ternyata ada 4 toilet bersih, dan 2 toilet lama. 

“Kalau di setiap kelas ada toilet, apakah cukup?,” tanya Dedi. 

Dede mengaku tidak bisa karena lahan sekolahnya yang sangat terbatas. Bahkan akses masuk ke sekolah tidak bisa dilalui motor dan mobil.

Jika ingin membuat toilet, maka bisa membelakangi toilet lama yang sudah ada. 

Mendapat cerita itu, Dedi langsung menyanggupi akan memberikan bantuan Rp 25 juta untuk pembuatan toilet di sekolah. 

Mendengar hal itu, Dede langsung mengucap syukur.  

“Alhamdulillah, terimakasih bapak,” ucapnya. 

“Tapi dengan catatan sekolahnya harus bersih ya,” kata Dedi.  

“Siap bapak, InsyaAllah, kami selalu mengutamakan kebersihan,” sahut Dede. 

Tak hanya ke sekolah, Dedi Mulyadi juga memberikan hadiah untuk Dede.  

“Saya nanti kasih ke bapak guru DP rumah Rp 10 juta,” ucap Dedi. 

Medengar hal itu, Dede langsung mengucap syukur.  

“Alhamdulillah, hatur nuhun bapak,” sahutnya. 

“Saya senang dengan guru-guru yang inovatif, bukan guru-guru yang cengeng,” katanya. 

Ernawati, Kepala SDN Cinyawar yang ada di tempat itu, lalu menyahut dengan mengucap terimakasih sambil mendoakan Dedi. 

Mendapat ucapan terimakasih yang tulus dari kepala sekolah, Dedi lalu menambahkan bantuannya menjadi Rp 30 juta. 

Hal ini disambut haru kepala sekolah dan para guru yang ada di ruangan tersebut. 

Video Viral Dede Sulaeman

Dalam sebuah video yang beredar, Dede terekam sedang mengajari muridnya cara menyetrika baju.

Rupanya apa yang dilakukan Dede disambut anak-anak antusias mengikuti praktik menyetrika yang diajarkan oleh gurunya. 

Pembelajaran yang diterapkan oleh Dede Sulaeman itu, lantas mendapat respons dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur. 

Baca juga: Akhir Nasib Guru di Lamongan yang Gebrak Meja dan Bentak Siswa Protes Soal SNPMB 2025, Disanksi Ini

Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Cianjur, Aripin, mengapresiasi inisiatif Dede sebagai langkah maju dalam dunia pendidikan.

Menurutnya, pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, namun juga harus membekali siswa dengan keterampilan hidup bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh guru PJOK di SDN Cinyawar.”

“Metode ini tidak hanya mengajarkan keterampilan motorik dan kedisiplinan, tetapi juga membentuk kemandirian anak sejak dini,” kata Aripin, Selasa (11/2/2025), dilansir Kompas.com. 

Aripin mengatakan, apa yang dilakukan Dede sejalan dengan konsep Merdeka Belajar, yang menekankan fleksibilitas dalam metode pembelajaran. 

Ia juga menilai, pembelajaran berbasis keterampilan seperti yang diajarkan Dede dapat membantu siswa dalam mengembangkan tanggung jawab pribadi serta keterampilan.

Baca juga: Guru MAN 1 Lamongan Terancam Disanksi Kemenag, Akibat Puluhan Siswa Gagal Daftar SNBP

Strategi atau metode pembelajaran semacam ini, kata Aripin, tentu perlu diapresiasi dan diadopsi oleh guru atau sekolah lain, yang disesuaikan kapasitas dan karakter lingkungan sekolahnya masing-masing.

Selain itu, aksi Dede Sulaeman mengajarkan siswa menyetrika ini, mendapat dukungan dari pihak sekolah dan rekannya. 

Kepala SDN Cinyawar, Ernawati, memberikan apresiasi atas dedikasi Dede dalam mengajar.

“Bangga, berarti guru kami telah berusaha dan berhasil dengan metode pembelajaran yang membuat anak-anak senang serta bermakna bagi mereka,” ucap Ernawati, Senin. 

Ernawati pun mendukung penuh langkah gurunya Dede dan berharap metode ini dapat diadopsi oleh guru lain.

“Karena anak-anak jadi belajar mandiri, bertanggung jawab atas kebersihan diri sendiri, serta dapat membantu tugas orangtua di rumah,” tuturnya.

Belajar menyetrika ini pun mendapat sambutan positif dari murid-muridnya. 

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu muridnya kelas 3 SD, H. 

Menurutnya, ia sudah bisa menyetrika sendiri setelah mengikuti apa yang diajarkan oleh gurunya, Dede. 

“Sekarang sudah bisa setrika baju sendiri. Awalnya tidak berani, takut kena panas,” ujar Hasna (9), murid kelas 3

Hal serupa dirasakan oleh Fajar (9), yang kini sudah dapat melipat baju dan menyetrika sendiri.

Fajar mengaku, keterampilannya menata pakaian di lemari, seperti yang diajarkan gurunya ini, sangat bermanfaat di rumah.

“Dulu suka acak-acakan kalau ambil baju, tidak tahu cara mengambilnya. Sekarang sudah tahu dan bisa,” ucapnya.

Leave a comment