Drama Keluarga Kwek, Taipan Properti Singapura Berseteru dengan Putra Sendiri
KOMPAS.com-Perseteruan dalam keluarga Kwek mengguncang dunia bisnis Singapura.
Taipan properti Kwek Leng Beng menuduh putranya, Sherman Kwek, mencoba mengambil alih kendali City Developments Limited (CDL), salah satu perusahaan real estat terbesar di negara itu.
Dilansir BBC, Kwek Leng Beng, yang menjabat ketua eksekutif CDL, telah mengajukan dokumen pengadilan untuk menentang langkah putranya.
Ia juga berencana mencopot Sherman dari jabatannya sebagai kepala eksekutif. Namun, Sherman membantah tuduhan tersebut.
CDL menghentikan perdagangan sahamnya di bursa Singapura seiring dengan meningkatnya ketegangan di dalam perusahaan.
Baca juga: Tiru Singapura, Danantara Bakal Biayai Program Perumahan Pemerintah
Rencana Pergantian CEO
Kwek Leng Beng mengungkapkan akan mengganti Sherman “pada waktu yang tepat.”
Jika rencana itu terwujud, ia menunjuk sepupunya, Kwek Eik Sheng, sebagai pengganti sementara.
“Sebagai seorang ayah, ini bukan keputusan mudah,” kata Kwek Leng Beng dalam keterangan tertulis yang dilansir BBC.
“Namun, langkah ini diperlukan untuk menangani upaya kudeta di dewan direksi dan memulihkan integritas perusahaan,” sambungnya.
Perseteruan ini bermula dari email yang dikirim sekretaris perusahaan CDL pada 28 Januari 2025, menjelang Tahun Baru Imlek.
Email itu mencalonkan dua direktur independen tambahan, langkah yang menurut Kwek Leng Beng merupakan bagian dari strategi Sherman untuk mengambil kendali penuh perusahaan.
Baca juga: Menyoal Polemik Rumah Makan Padang di Cirebon, dari Masalah Keaslian hingga Persaingan Bisnis
Sherman Kwek Membantah
Setelah sidang yang berlangsung pada Rabu (26/2/2025), dua direktur baru tersebut sepakat untuk tidak menjalankan kewenangan mereka sampai ada keputusan lebih lanjut.
Sementara itu, Sherman tetap menjabat sebagai kepala eksekutif CDL hingga sengketa ini terselesaikan.
Sherman menyatakan kekecewaannya terhadap langkah ekstrem sang ayah.
“Ini bukan tentang pemecatan ketua dewan direksi kami. Perubahan yang diusulkan bertujuan untuk memastikan standar tata kelola terbaik bagi CDL,” ujarnya kepada BBC.
Dinasti Bisnis Kwek
Kwek Leng Beng mengambil alih CDL pada 1971 bersama ayah dan saudaranya, saat perusahaan itu mengalami kerugian.
Setelah sang ayah meninggal pada 1995, ia menjadi pemimpin utama. Kini, CDL memiliki lebih dari 160 properti, termasuk hotel, perumahan, dan gedung komersial di berbagai negara.