Introvert dan Ekstrovert, Sama Berpeluang Meraih Kesuksesan
Mungkin banyak orang yang keliru memahami tipe kepribadian introvert karena menilainya sebagai orang yang apatis dan cenderung cuek pada orang lain.
Bahkan, tak sedikit yang menjatuhkan “vonis” bahwa orang-orang introvert tak mungkin jadi pemimpin yang sukses.
Lebih parahnya lagi, ada yang mengatakan hanya pekerjaan yang tak banyak berinteraksi dengan orang lain, seperti penyair, pelukis, penulis, yang dianggap cocok untuk mereka yang introvert.
Akan lebih celaka bila mereka yang merasa dirinya introvert percaya dengan pandangan yang keliru tersebut, sehingga tidak mau berkarier di perusahaan atau lembaga yang banyak personilnya.
Namun, siapa yang menyangka, Soekarno yang ekstrovert relatif sama suksesnya sebagai Presiden RI dengan Soeharto yang introvert. Meskipun apa yang menjadi ukuran sukses bisa diperdebatkan.
Bahwa Soekarno adalah seorang ekstrovert agaknya kita semua sepakat. Kita bisa membaca dari berbagai referensi tentang sepak terjang Soekarno yang gagah berani dan “meledak-ledak” membakar semangat rakyat.
Apakah Soeharto seorang introvert? Ini mungkin tidak semua kita sependapat. Tapi ada baiknya kita mengacu pada uraian berikut ini yang dikutip dari galamedia.pikiran-rakyat.com.
Dalam hal ini yang dijadikan acuan adalah teori MBTI dalam ilmu psikologi. MBTI adalah teori psikologi Myers Briggs Type Indicator yang digunakan untuk mengidentifikasi kepribadian seseorang.
Teori ini dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers dan ibunya Katharine Cook Briggs pada awal abad ke-20, didasarkan pada teori psikologi Carl Jung. Jung mengatakan bahwa tidak ada manusia yang murni ekstrovert maupun murni introvert.
Presiden pertama Indonesia Soekarno disebut bertipe ENFJ. Tipe ENFJ terdiri dari Ekstrovert (E), Intuitif (N), Perasa (Feeling/F), dan Judgemental (J).
Dilansir dari situs 16 Personalities, tipe ENFJ dijuluki sebagai “Protagonis”, karena dideskripsikan sebagai tipe pemimpin yang berkharisma, bersemangat, visioner, serta penuh percaya diri.
Selain itu, ENFJ senang memandu dan membantu orang lain untuk menciptakan lingkungan yang adil, harmonis serta saling mendukung satu sama lain. Lalu, tak jarang tipe ini lebih mendahulukan kepentingan bersama ketimbang dirinya sendiri.
Soekarno yang bersama dengan Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI, tak terbantahkan betapa besar nilai perjuangan dan keberhasilan kepemimpinannya.
Adapun presiden kedua RI Soeharto disebut bertipe ISTJ. Tipe ISTJ terdiri dari Introvert (I), Penginderaan (Sensing/S), Logika (Thinking/T), dan Judgemental (J).
Adapun tipe ISTJ dijuluki “Ahli Logistik”, karena sifatnya cenderung menegakkan tradisi, peraturan dan juga standar di lingkungannya.
Soeharto digelari sebagai “Bapak Pembangunan Nasional” dan tak dapat dipungkiri betapa besar kontribusinya bagi kemajuan Indonesia. Di era Soeharto Indonesia pernah meraih swasembada pangan.
Jelaslah, dengan segala kelebihannya masing-masing, Soekarno dan Soeharto adalah orang-orang yang sangat sukses. Faktor introvert dalam diri Soeharto malah jadi pendukung kesuksesannya.
Masalahnya, disadari atau tidak, orang-orang yang merasa dirinya introvert sering dihinggapi kurang percaya diri dan pesimis akan mampu bersaing dengan orang-orang ekstrovert.
Lagipula, dalam persepsi umum, orang bertipe introvert sering salah disimpulkan sebagai orang yang cuek, padahal ini dua hal yang berbeda.
Istilah orang cuek lazim digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampaknya acuh tak acuh atau tidak terlalu terpengaruh oleh situasi sekitarnya.
Sementara orang introvert adalah mereka dengan kepribadian tertentu yang lebih suka kedamaian dan ketenangan.
Orang introvert dan orang yang cuek atau acuh berbeda dalam sifat dan perilaku mereka meskipun secara sekilas bisa terlihat serupa.
Orang-orang cuek cenderung menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada perhatian terhadap apa yang sedang terjadi di sekitar mereka, sedangkan orang introvert justru diam-diam memberikan perhatian secara private.
Ciri introvert adalah cenderung menarik diri, hati-hati dalam berbicara, kurang bersosialisai (tapi bukan cuek), dan mampu berinteraksi meskipun butuh masa adaptasi hingga merasa nyaman.
Sedangkan ciri orang yang cuek adalah kurang responsif atau kurang perhatian, kebal terhadap lingkungan sekitar, tidak peduli, dan kurangnya respon emosional.
Banyak orang pada umumnya menganggap bahwa introvert adalah sebuah kelainan, karena orang introvert dianggap anti sosial yang sering menyendiri di tempat ramai.
Pengertian umum introvert adalah tipe kepribadian yang dimiliki oleh orang-orang yang cenderung terfokus pada perasaan internal dalam dirinya, dibandingkan dengan stimulasi eksternal yang berasal dari lingkungan sosial di sekitarnya.
Sedangkan menurut para ahli, introvert adalah seseorang yang kepribadiannya dicirikan oleh introversi, yaitu orang yang biasanya pendiam dan cenderung introspektif, serta menikmati menghabiskan waktunya secara sendirian.
Setelah mengetahui pengertian dari introvert maka dapat kita cerna sebagai berikut.
Pertama, introvert bukanlah sebuah kelainan yang diderita oleh seseorang, melainkan sebuah kepribadian yang dimiliki seseorang.
Kedua, introvert tidak sama dengan anti sosial. Orang introvert sebenarnya sangat asyik diajak bicara, karena orang introvert tipe pengamat yang mendalam daripada pembicara yang handal. Berbicara dengan orang introvert terasa enak, karena mereka pendengar yang baik.
Jangan heran kalau orang introvert sukses secara akademis karena mereka penghafal dan sekaligus penganalisis yang baik. Hanya saja, saat sekolah atau kuliah, orang introvert kurang aktif dalam berorganisasi.
Kesimpulannya, bagi mereka yang merasa termasuk orang berkepribadian introvert, tak usah ragu untuk bersaing dengan orang-orang ekstrovert dalam meniti karier.
Yang penting, konsisten bekerja dengan sebaik-baiknya. Tunjukkan hasil kerja yang bisa mencapai atau bahkan melampaui target dari atasan.
Cara berkomunikasi yang cenderung datar, dan bicara hal yang penting-penting saja, bukanlah hambatan, asal tetap menyuarakan ide yang bermanfaat bagi organisasi.