Informasi Terpercaya Masa Kini

Yanto,Tukang Bubur Jadi Biokong Klenteng di Karawang,tak Lagi Risau Soal Penghasilan,Ini Kisahnya

0 3

WARTAKOTALIVE.COM, KARAWANG – Yanto (59) terlihat sibuk mengarahkan orang yang tengah mengecat tembok area Klenteng Kwan Tee Koen di Jalan Insinyur Juanda, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.

Dirinya juga turut sibuk menata lampion dan lilin besar di area dalam klenteng tersebut.

Ia juga menata sajian atau persembahan untuk para dewa dari umat.

Dengan penuh perhatian, dirinya juga membersihkan altar tempat para dewa di klenteng tersebut. 

Baca juga: Jelang Imlek, Kevin Wu Khawatir Kebakaran dan Copet di Klenteng atau Vihara

Hal ini dilakukannya guna mempersiapkan perayaan tahun baru Imlek 2576/2025 pada 29 Januari 2025.

Di tengah kesibukannya, Yanto menceritakan telah menjadi Biokong atau pengurus klenteng Kwan Tee Koen sejak tahun 2016.

Dia yang memiliki nama asli Lianto itu sebetulnya sejak kecil tinggal di Kedunggede, Kabupaten Bekasi.

Akan tetapi saat beranjak dewasa dan menikah, ia tinggal di wilayah Karawang.

Di Karawang, Lianto berjualan bubur ayam tepat di depan klenteng Kwan Tee Koen di kawasan Tuparev Karawang.

Baca juga: Sejarah Singkat Vihara Toa Se Bio: Klenteng Duta Besar yang Jadi Nama Jalan di Zaman Hindia Belanda

Saat itulah, dirinya ditawari untuk menjadi Biokong di klenteng tersebut. 

Sebab, Biokong sebelumnya mengundurkan diri.

“Saya ditawari pihak klenteng buat jadi Biokong, saya bilang mau izin keluarga termasuk orangtua ibu saya,” katanya saat ditemui belum lama ini.

Dia akhirnya mendatangi ibunya untuk meminta izin. 

Belum sempat memberitahu itu, orangtuanya sudah bercerita terlebih dahulu.

Ibunya menyampaikan bahwa dia mimpi kedatangan utusan dewa yang cantik dan rupawan meminta agar anaknya bisa mengabdi sebagai biokong di klenteng.

Yanto mengaku terkejut, dan ibunya meminta agar mengabdi mengurus klenteng. Dari situlah, awal mula perjalanan barunya.

Dia menyerahkan urusan usaha buburnya kepada anaknya, karena akan fokus mengurus dan mengabdi di klenteng.

“Karena ini bukan rutinitas begitu saja, harus fokus dalam sebuah pengabdian ini,” ucapnya.

Menurut Yanto, awalnya tak mematok gaji saat diminta menjadi Biokong. 

Dia hanya meminta untuk urusan keluarganya dicukupkan dalam sehari-harinya agar bisa tenang dalam pengabdiannya.

Kini, gajinya terus alami peningkatan meski baginya pengabdian lebih penting dari materi. 

Menurutnya, menjadi Biokong bukan hanya rutinitas.

Akan tetapi juga tanggungjawab yang menuntut pemahaman mendalam tentang nama-nama altar, dewa-dewi dan makna spiritual yang lebih luas.

Karena jika ada orang awam yang datang, dia harus bisa menjelaskannya.

 Termasuk sejarah, mukjizat dewa-dewi hingga tata cara sembahyang.

“Di sini kita kerja pengabdian, tempat ini mengajarkan kita menyayangi setiap mahluk dan belajar kebijaksanaan,” katanya.

Di Bio Hiap Thian Kiong Kwan Tee Koen Karawang tuan rumahnya ialah Kwan Seng Tee Koen.

Lalu, ada delapan dewa-dewi, yakni Kwan Inn Poosat, Hian Tian Siang Tee, Tay Siang Lo Koen, Hian Taa Kong, Kwe Seng Ong dan Hok Tek Ceng Sin.

Klenteng itu tidak hanya dikunjungi warga lokal Karawang, akan tetapi datang dari luar daerah seperti Jakarta, Bekasi hingga Riau. 

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Leave a comment