Informasi Terpercaya Masa Kini

Dokter Sebut Bukan Seblak dan Bakso yang Jadi Penyebab Ribuan Remaja di Karawang Kena Anemia

0 2

Bisnis.com, JAKARTA — Belakangan ramai kabar tersebar, ada lebih dari 8.000 anak perempuan di Karawang Jawa Barat terkena anemia, diduga karena sering makan seblak dan bakso

Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan Karawang pada sepanjang 2024, yang menyebutkan bahwa ada 8.861 remaja putri yang terdeteksi mengalami anemia dengan tingkat keparahan bervariasi. 

Sebanyak 346 orang mengalami anemia berat, 3.268 orang mengidap anemia sedang, dan 5.247 lainnya mengaami anemia ringan. 

Baca Juga : Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dorong Peran Bidan untuk Tekan Kasus Anemia pada Ibu Hamil

Lantas benarkah seblak dan bakso jadi penyebabnya? 

Dokter spesialis anak dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, Meta Herdiana Hanindita menjelaskan bahwa anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah fungsional. 

Baca Juga : : Kenali Tanda Anak Alami Anemia Defisiensi Besi, Bisa Ganggu Tumbuh Kembangnya

“Dan sebetulnya memang bukan hanya remaja perempuan saja, tapi remaja yang laki-laki juga berisiko kena anemia. Tapi memang prevalensi atau angka kejadian anemia pada remaja perempuan lebih tinggi daripada laki-laki,” jelasnya dalam Media Briefing, Selasa (21/1/2025). 

Meta menyebutkan, faktor penyebabnya ada beberapa hal. Pertama, karena kurang pengetahuan dan kepedulian pada kelompok remaja dan orang-orang di sekitarnya akan anemia. 

Baca Juga : : Cegah Anemia pada Ibu Hamil, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya!

Kedua, karena kurang asupan zat besi, terutama dari asupan protein hewani. Menurutnya, seblak dan bakso tidak bisa menjadi penyebab utama anemia, bisa juga karena konsumsi teh dan kopi yang sedang ngetren. 

Saat ini banyak remaja perempuan yang mulai menjaga berat badan dengan diet, namun tidak benar-benar memperhatikan asupan nutrisi yang dikonsumsi. 

“Jadi sering kali mereka dietnya ini tidak diatur dengan benar, misalnya nggak mau makan nasi, atau tidak mau makan lauk hewani. Terus, rela cuma hanya makan seblak atau minum boba saja untuk menggantikan makan lengkap misalnya,” katanya. 

Padahal dalam teh boba, ada komponen teh yang punya zat tanin, yang bisa menghambat penyerapan zat besi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia. 

Selain itu, faktor lainnya adalah bahwa remaja perempuan juga sudah mengalami menstruasi. Sehingga dokter Meta mengimbau agar dari keluarga dan sekolah perlu ada edukasi terkait hal ini. 

Kemudian, remaja perempuan zaman sekarang, selain senang minum boba juga senang minum kopi alias “ngopi cantik”. Padahal kopi juga mengandung fitat, tanin, dan kafein yang dapat menghambat penyerapan zat besi. 

Untuk pencegahan anemia pada remaja putri, Meta mengatakan bahwa perlu mengedukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian akan anemia. 

Selain itu, perlu juga edukasi tentang sumber protein hewani yang masih tetap penting untuk dikonsumsi untuk mendukung dan meningkatkan pembentukan hemoglobin atau sel darah merah. 

“Mengkonsumsi makanan atau minuman yang bisa meningkatkan penyerapan zat besi, makan buah, sayur, ini juga perlu, dan menghindari konsumsi makanan (3:06) Yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi,” terangnya. 

Kemudian, gencarkan program untuk pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri, dan pastikan tablet tersebut dikonsumsi.

Leave a comment