Arti “YONO”, Istilah yang Lagi Tren di Netizen Gen Z sebagai Lawan “YOLO”
KOMPAS.com – Beberapa waktu belakangan ini, terdapat salah satu istilah yang ramai diperbincangkan netizen dari kalangan Generasi Z atau Gen Z (kelahiran 1997-2012), yaitu YONO. Istilah YONO bisa dibilang merupakan istilah baru.
Istilah YONO yang diperbincangkan kalangan netizen Gen Z itu pada dasarnya berkaitan dengan gaya hidup. Istilah ini muncul di permukaan sebagai lawan dari istilah YOLO yang selama ini sudah cukup populer.
Baca juga: Arti Kata YOLO, Bahasa Gaul “Jadul” yang Sering Dipakai di Medsos hingga Kini
Lantaran baru, beberapa pengguna mungkin belum mengetahui arti YONO. Dalam hal ini, menarik kiranya untuk mengetahui lebih lanjut arti YONO yang tengah ramai diperbincangkan netizen Gen Z.
Lantas, apa yang dimaksud dengan YONO? Jika tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silakan simak penjelasan di bawah ini mengenai arti YONO sebagai istilah yang ramai dibahas di kalangan netizen Gen Z.
Arti YONO
Istilah YONO singkatan dari You Only Need One . Secara harfiah berdasar kepanjangannya, arti YONO adalah “Anda hanya butuh satu”. Di balik arti harfiah ini, YONO memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan gaya hidup.
Perlu diketahui, istilah ini mulai ramai dibahas terutama di kalangan Gen Z di negara Korea Selatan pada sekitar pertengahan tahun lalu. Beberapa media asal Negeri Ginseng itu mencatat YONO telah menjadi sebuah istilah dan gaya hidup baru.
Istilah ini banyak disebut sebagai lawan dari YOLO. Banyak kelompok muda di Korea Selatan yang saat ini lebih memilih YONO ketimbang YOLO. Sebagai informasi, istilah YOLO singkatan dari You Only Live Once, jika diterjemahkan berarti “Anda hanya hidup sekali”.
Arti YOLO adalah gaya hidup yang mengajarkan untuk mengejar kenikmatan, kebahagiaan, kesenangan, atau kepuasan diri. Gaya hidup YOLO dijalankan agar seseorang tidak sia-sia menjalani hidup karena hidup hanya sekali.
Wacana gaya hidup dalam ajaran YOLO itu kerap diartikulasikan sebagai tindakan yang konsumtif atau membeli barang yang sebenarnya tidak perlu, untuk memuaskan hasrat atau kesenangan sesaat.
Wacana YOLO yang demikian seiring waktu mendapatkan pertentangan dan munculah istilah YONO. Dikutip dari kanal berita Korea Selatan Maeil Business Newspaper, YONO memiliki wacana gaya hidup yang jauh berbeda dengan YOLO.
Berkebalikan dengan YOLO, YONO memiliki wacana gaya hidup yang tidak mengajarkan untuk mengonsumsi barang secara ekstrem untuk kesenangan sesaat. Dalam YONO, seseorang hanya mengonsumsi kebutuhan yang penting.
Baca juga: 10 Bahasa Gaul Gen Alpha yang Lagi Tren di Medsos, Ada “Rizz”, “Sigma”, “Skibidi”, dll
Sebagai sebuah wacana, arti YONO adalah gaya hidup yang mengutamakan meminimalkan konsumsi dan kepemilikan barang, serta memiliki aktivitas konsumsi yang punya fokus jangka panjang pada keberlanjutan secara ekonomi dan lingkungan.
Tren YONO mulai berkembang seiring dengan kondisi ekonomi global yang tengah krisis. Belakangan, dunia tengah menghadapi krisis ekonomi akibat nilai tukar yang tinggi, suku bunga yang tinggi, dan harga yang tinggi.
Dari kondisi tersebut, terdapat perubahan gaya hidup yang akhirnya menata ulang perilaku konsumsi sehingga banyak orang yang cenderung lebih memilih untuk membeli barang sesuai kebutuhan ketimbang konsumtif.
YONO menjadi salah satu pilihan gaya hidup untuk menghadapi krisis ekonomi. Selain YONO, istilah gaya hidup yang cenderung hemat ini sebenarnya sudah memiliki banyak variasi konsep.
Beberapa pengguna sudah tidak asing lagi dengan istilah Frugal Living atau minimalis. Kedua konsep itu sama-sama mengajarkan untuk hemat dalam berkonsumsi, tidak berlebihan dan hanya membeli sesuatu yang dibutuhkan.
Seperti yang dijelaskan di atas, YONO juga memiliki konsep gaya hidup yang demikian. Akan tetapi, YONO dinilai punya kekhasan yang mengacu pada konsumsi dengan fokus pada keberlanjutan secara ekonomi dan lingkungan.
Dalam YONO, konsumsi tidak hanya sekedar hemat, tetapi harus memiliki nilai keberlanjutan sehingga tidak sia-sia. Misalnya, gaya hidup ini akan lebih memilih membeli barang berkualitas tinggi sehingga bisa dipakai dalam jangka panjang.
Baca juga: Ramai Meme Chill Guy di Media Sosial, Begini Arti dan Asal-usulnya
Kemudian, saat membeli kebutuhan pokok, gaya hidup dalam YONO akan lebih memilih barang yang terbuat dari bahan ramah lingkungan dan dapat didaur ulang daripada barang habis pakai yang diproduksi secara massal.
Membeli barang bekas juga menjadi pilihan konsumsi dari gaya hidup YONO. Itulah penjelasan mengenai arti YONO yang ramai di kalangan netizen Gen Z belakangan ini sebagai lawan dari YOLO, semoga bermanfaat.
Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno. Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.