TANGIS Kholipah Guru MTs Brebes Ingat Makian Ibu Kantin Galak,Dilabrak Bawa Sajam,Ditemani 2 Pria
TRIBUN-MEDAN.com – Tangis Kholipah guru MTs Brebes ingat makian ibu kantin galak.
Ia dilabrak ibu kantin sambil membawa sajam.
Tak sendiri, ada 2 pria yang menemani pelaku.
Baca juga: Profil Jessica Jane, Youtuber Adik Jess No Limit yang Baru Saja Dilamar Sang Kekasih
Guru MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengan hanya bisa menangis saat menerima makian dari ibu kantin yang melarang siswanya berjualan.
Padahal saat itu, para siswa tengah menjalankan tugas materi kewirausahaan yang ditugaskan ibu guru Kholipah, sebagai koordinator kegiatan P5RA (Proyek Penguatan Profif Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil’alaamin).
Namun, Kholipah harus menerima ucapan kasar dan makian dari Sominah (70), ibu kantin yang merampas dan membuang dagangan hasil karya siswinya.
Tangis Kholipah pun pecah mengaku kena mental atas sikap kasar ibu kantin di sekolah tersebut.
Baca juga: 5 Fakta Istri Kepergok Selingkuh, Ketahuan Lalu Seret Suami Pakai Mobil, Begini Kronologinya
Kholipah mengaku tak bisa berbuat banyak lantaran sudah ketakutan.
Bahkan, ibu kantin galak tersebut disebut melakukan ancaman dengan menggunakan senjata tajam.
“Sudah dimarah-marahin sama ibu kantin, begitu saya masuk saya belum sempat turun masih di motor, langsung ibu kantin itu langsung datang ngomel-ngomel sambil numpahin dagangan,mangkanya saya enggak berani ngelawan, si perempuan itu langsung nunjuk-nunjuk saya, dan ada laki-laki dua bawak itu,” ungkap Kholipah sang guru sambil menangis terseduh-seduh, dilansir dari Youtube Beritasatu.
Diketahui, kekerasan mental yang dialami Kholipah terjadi tidak jauh dari lokasi kantin di perkarangan sekolah.
Hubungan Ibu Kantin dengan Pemilik Yayasan Sekolah
Hubungan ibu kantin dengan pemilik yayasan sekolah di Brebes terkuak.
Berkali-kali ia sudah dingatkan Kepsek.
Baru terungkap ternyata ibu kantin galak di Brebes ternyata memiliki hubungan spesial dengan ketua yayasan.
Baca juga: SOSOK Yos Suprapto, Batal Buka Pameran Usai Ogah Turunkan 5 Lukisan yang Diduga Mirip Jokowi
Ibu kantin galak di Brebes memiliki hubungan kedekatan dengan pemilik yayasan.
Sominah (70) menjadi perbincangan setelah tega membuang dagangan siswi MTs Nurul Huda di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Padahal sudah dipastikan bahwa siswi berjualan bukan untuk mencari nafkah.
Mereka sedang praktik kewirausahaan sesuai dengan kurikulum merdeka Proyek Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (P5RA).
Kepala Sekolah MTs Nurul Huda Basuni mengatakan Sominah memang sering memaksa siswa jajan di kantin.
“Hal sudah biasa terjadi di lingkungan ibu kantin sering ada paksaan untuk membeli jajanan di kantin internal madrasah,” kata Basuni.
Baca juga: RACUNI Adik Ipar hingga Tewas, Rika Amalia Ngaku Suaminya Suka Jelalatan: Saya Percantik Diri
Padahal kantin tersebut tak termasuk dalam manajemen MTs Nurul Huda.
“Kantin mandiri di luar manajemen madrasah,” katanya.
Kata Basuni, Sominah ibu kantin galak ini memiliki hubungan spesial dengan pendiri yayasan.
“Masih keluarga yayasan tapi di luar manajemen madrasah,” kata Basuni.
Jadi ternyata, ibu kantin galak tersebut merupakan adik dari pemilik yayasan MTs Nurul Huda.
“Ibu kantin ini sebagai adik pemilik yayasan, masih saudara ada hubungan familly. Keluarga, kakak adik dari orang pendiri yayasan, pendiri yayasan kakaknya, pemilik kantin sebagai adiknya,” jelas Basuni.
Meski memiliki hubungan keluarga, Basuni telah berulangkali memberi peringatan pada Sominah.
“Sering kita peringati kita kasih nasihat ingatkan supaya tidak seperti itu agar kondisi belajar di lingkungan madrasah berjalan kondusif, aman nyaman,” katanya.
Baca juga: USAI Racuni Adik Iparnya, Rika Amalia Ternyata Sempat Seret ke Kamar Mandi dan Ditinggalkan 2 Jam
Bagian Kurikulum MTs Nurul Huda Sahroni mengatakan bahwa dagangan yang dibuang Sominah bukan jualan siswa atau orang tua siswa.
“Itu merupakan bentuk hasil karya untuk materi kewirausahaan,” katanya.
Menurutnya dagangan yang dibuang ibu kantin galak Brebes adalah produk P5RA.
“Dalam kurikulum itu ada penguatan profil pancasila salah satunya kewirausahaan, bentuk pengembanagnan pelajar pancasila dikordinasir, kordinator ibu Kholifah,” jelasnya.
“Jadi itu bukan jualan siswa, atau orang tua siswa. Yang viral di medsos narasinya memang berbeda sehingga terjadi semacam tumpang tindih kesalahpahaman,” tambah Sahroni.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan