Informasi Terpercaya Masa Kini

Banjir Rob Sudah 5 Hari, Ini Kata Penjabat GubernurJakarta

0 2

TEMPO.CO, Jakarta – Banjir masih merendam sejumlah wilayah di pesisir Jakarta, di antaranya di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Pada hari ini, Selasa 17 Desember 2024, banjir rob (banjir imbas pasang laut maksimum) di lokasi itu setinggi 70 sentimeter.

“Kondisi seperti ini sudah lima hari seperti ini,” kata penjaga kantin di Polsek Pelabuhan Sunda Kelapa, Haril (39), dikutip dari Antara. Ia mengatakan air pasang laut mulai meluap sekitar pukul 10.45 WIB dan langsung mengalir ke depan Jalan Lodan Raya, Pademangan.

Selain itu, halaman Kantor PT Pelindo Regional Dua Pelabuhan Sunda Kelapa juga terendam banjir yang sama. Kantor pengelola pelabuhan tertua di Indonesia itu terendam air sekitar 50 cm. Di lokasi lain, banjir rob juga menerjang kawasan wisata pantai di Ancol. Begitu juga dengan tiga RT di Kelurahan Pluit dan satu RT di Kepulauan Seribu.

Dalam konferensi pers yang dibuatnya Selasa siang, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, mengatakan ada banyak faktor penyebab banjir rob saat ini. Selain pasang laut maksimum karena fase Bulan Purnama, dia menyebutkan pula faktor cuaca ekstrem gelombang tinggi dan penurunan muka tanah.

Ada pula faktor belum rampungnya pembangunan tanggul pantai yang dirancang untuk menahan air laut masuk ke daratan. Dari total kebutuhan sepanjang 39 kilometer, baru sepanjang 22,9 kilometer tanggul laut itu yang sudah terealisasi.

Anak-anak warga Muara Angke bermain ditengah banjir rob di kawasan Muara Angke, Jakarta, 16 Desember 2024. TEMPO/Ilham Balindra

“Tapi yang belum terbangun cukup panjang, sekitar 16,1 kilometer,” ucapnya. “Ini yang kemudian nanti kami lihat satu per satu. Ada di beberapa titik yang tanggul pantainya itu belum terbangun, andaikata terjadi pasang menjadi rob.”

Lebih lanjut Teguh menjelaskan, masalah banjir Jakarta tidak hanya dipicu oleh rob, tapi juga oleh luapan sungai dan curah hujan tinggi. Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri, ini menuturkan bahwa Jakarta memiliki 13 sungai dan sejumlah infrastruktur pengendalian banjir, seperti 593 unit rumah pompa, 47 waduk, dan berbagai upaya lainnya.

Kondisi eksisting infrastruktur banjir Jakarta untuk saluran makro hanya mampu mengakomodir atau menampung apabila curah hujan paling tinggi 150 mm per hari. Sedangkan saluran pendukungnya hanya mampu 100 mm per hari. “Di luar dari itu, kita tidak sanggup,” ujar Teguh.

Sebagai langkah antisipasi, Teguh menyebutkan bahwa Pemprov Jakarta telah melakukan sejumlah upaya, seperti sosialisasi kepada masyarakat, edukasi, apel siaga, termasuk kolaborasi antarorganisasi perangkat daerah (OPD).

Pilihan Editor: BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi sampai 4 Meter Periode 17-20 Desember

Leave a comment