KOMPAS.com – Penyedia teknologi Omnichannel Customer Engagement, Qiscus, resmi mengumumkan transformasi platformnya menjadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform.
Langkah tersebut menunjukkan komitmen Qiscus dalam menciptakan interaksi pelanggan yang lebih intuitif, personal, dan responsif, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Menurut laporan Accenture, 98 persen perusahaan memandang teknologi sebagai kunci transformasi bisnis, dengan generative kecerdasan buatan (AI) menjadi penggerak utama. Hal ini menegaskan pentingnya AI untuk memenuhi ekspektasi pelanggan yang terus berkembang.
Baca juga: AWS Tambah Investasi di Pasar Asia Tenggara
Sejak 2021, Qiscus memperkenalkan solusi berbasis AI, seperti automasi chatbot. Inovasi ini berpuncak pada peluncuran Qiscus AI di Conversa 4.0, yang dibangun berdasarkan tiga pilar utama: knowledge-driven intelligence, brand-aligned persona, dan governance. Hasilnya, penggunaan solusi AI meningkat hingga 300 persen dalam satu tahun terakhir.
Dengan membentuk tim khusus AI, Qiscus kini fokus pada riset strategis untuk menjawab kebutuhan pelanggan masa depan. Transformasi ini sekaligus memperkuat visi Qiscus sebagai pemain utama AI di Asia Tenggara, dengan potensi ekspansi ke pasar global.
“Melalui transformasi ini, kami optimistis dapat mengukuhkan posisi sebagai pemimpin di ranah AI pada 2025,” ujar CEO & Co-founder Qiscus Delta Purna Widyangga dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (17/12/2024).
Baca juga: Fintech Brick Raih Pendanaan Rp 122 Miliar, Sasar Pasar Asia Tenggara
Ia menyebut bahwa AI akan menjadi pilar utama dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih relevan dan efisien di masa depan.
Sebagai informasi, Qiscus saat ini mendukung ribuan perusahaan dengan lebih dari 265 juta pengguna akhir. Solusi mereka mencakup integrasi lebih dari 20 kanal komunikasi, termasuk WhatsApp dan Instagram, serta fitur unggulan seperti Robolabs LLM dan Agent Copilot.