Hizbullah Klaim “Kemenangan Ilahi” Lawan Israel, Janji Amankan Gencatan Senjata Bersama Tentara Lebanon
BEIRUT, KOMPAS.com – Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan komitmen kelompoknya untuk bekerja sama dengan tentara nasional Lebanon dalam melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Pernyataan tersebut ia sampaikan pada Jumat (29/11/2024), menegaskan bahwa kesepakatan itu tercapai dengan posisi Hizbullah yang tetap kuat dan bermartabat.
“Kami menyetujui perjanjian ini dengan kepala tegak, karena perlawanan kami tetap kuat di medan perang dan hak kami untuk membela diri tetap terjaga,” ujar Qassem dalam pidato pertamanya sejak gencatan senjata diberlakukan pada Rabu lalu.
Baca juga: Baru Sehari Berlaku, Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
Dia menyampaikan pidatonya menyusul lebih dari setahun konflik yang menghancurkan banyak wilayah di Libanon dan menewaskan 4.000 orang, termasuk ratusan perempuan dan anak-anak.
Dilansir Al Jazeera, dalam kesepakatan tersebut, Hizbullah setuju untuk menarik diri dari wilayah selatan Sungai Litani, sekitar 30 km dari perbatasan Israel.
Sebagai gantinya, tentara Lebanon akan dikerahkan ke wilayah tersebut seiring penarikan pasukan darat Israel.
“Akan ada koordinasi tingkat tinggi antara perlawanan (Hizbullah) dan tentara Lebanon untuk memenuhi komitmen dalam perjanjian ini,” tegas Qassem.
Meski tentara Lebanon telah mulai mengirimkan pasukan tambahan ke selatan, rencana rinci penempatan mereka masih menunggu persetujuan kabinet Lebanon.
Proses tersebut diperumit dengan kehadiran pasukan Israel yang masih bertahan di wilayah Lebanon, di mana kesepakatan memberikan waktu 60 hari bagi mereka untuk menarik diri sepenuhnya.
Ketegangan terus berlanjut di sepanjang perbatasan.
Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 42 Orang, Warga Berharap Segera Gencatan Senjata di Gaza
Militer Israel membatasi akses warga yang ingin kembali ke desa-desa di dekat perbatasan dan bahkan menembaki warga yang mencoba masuk ke wilayah tersebut, menuduh mereka melanggar kesepakatan.
Selain itu, serangan udara Israel di atas Sungai Litani pada Kamis lalu dianggap sebagai pelanggaran besar terhadap perjanjian.
Baik Hizbullah maupun tentara Lebanon mengecam tindakan tersebut sebagai bukti ketidakpatuhan Israel terhadap gencatan senjata.
Dalam pidatonya, Qassem menyebut gencatan senjata ini sebagai “kemenangan ilahi” yang lebih besar dibandingkan perang Hizbullah dengan Israel pada 2006.
Baca juga: Baru Sehari Berlaku, Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
“Kepada mereka yang bertaruh bahwa Hizbullah akan melemah, kami mohon maaf, taruhan mereka telah gagal,” tegasnya dengan nada percaya diri.