Eks Asisten Park Hang-seo Ungkap Beda Bomber Naturalisasi Vietnam dan Pemain Diaspora Timnas Indonesia
SUPERBALL.ID – Mantan asisten Park Hang-seo, Bae Ji-won, mengomentari kehadiran pemain naturalisasi Nguyen Xuan Son di Timnas Vietnam.
Pemain bernama asli Rafaelson itu telah menerima kewarganegaraan Vietnam sejak Oktober lalu.
Namun, bomber kelahiran Brasil itu belum bisa melakoni debutnya bersama tim nasional negara barunya.
Ia harus tinggal dan bekerja di Vietnam selama minimal lima tahun beruntun karena bukan keturunan Vietnam.
Baca Juga: Kim Sang-sik Disarankan Turunkan Trio Mematikan Ini Andai Ingin Buat Malu Shin Tae-yong di ASEAN Cup 2024
Xuan Son datang ke Vietnam pada Desember 2019 sebelum bergabung dengan Nam Dinh pada 12 Januari 2020.
Mengacu pada riwayat tersebut, Xuan Son belum memenuhi syarat tinggal dan bekerja lima tahun di Vietnam.
FIFA baru mengizinkan pemain berusia 27 tahun itu untuk membela Vietnam pada 20 Desember mendatang.
Jika dipanggil ke tim nasional, maka Xuan Son bisa bermain di laga terakhir fase grup ASEAN Cup 2024.
Tepatnya saat skuad besutan Kim Sang-sik itu melawan Myanmar pada 21 Desember 2024.
Kabar ini tentu memberikan keuntungan bagi The Golden Star Warriors.
Pasalnya, Xuan Son merupakan salah satu penyerang terbaik di Liga Vietnam dalam beberapa musim terakhir.
Ia memenangi satu gelar Liga Vietnam bersama Nam Dinh Club dan menjadi pencetak gol terbanyak dua kali.
Pada musim 2023/2024, Xuan Son menjadi pencetak gol terbanyak Liga Vietnam dengan catatan 31 gol.
Musim ini, ia masih memimpin daftar top skorer dengan 7 gol, setara dengan striker Vietnam Nguyen Tien Linh.
Baca Juga: Baru Gabung 2,5 Bulan, Pemain Naturalisasi Malaysia Terancam Didepak Klub Liga Vietnam
Mantan asisten Park Hang-seo, Bae Ji-won, pun menilai Xuan Son bisa memberikan kontribusi besar bagi Vietnam.
“Rafaelson sudah membuktikan kemampuannya lewat pertandingan di turnamen domestik,” kata Bae Ji-won.
“Saya setuju sekali bahwa kemampuan bermainnya bisa memberikan kontribusi besar bagi Vietnam,” tambahnya.
Namun, ia menilai kasus Xuan Son tidak bisa disamakan dengan para pemain diaspora di Timnas Indonesia.
Ia mengatakan bahwa semangat patriotisme Xuan Son masih perlu diuji karena ia tidak memiliki darah Vietnam.
Hal ini berbeda dengan para pemain diaspora di Skuad Garuda yang memiliki darah Indonesia.
“Namun, kasus Rafaelson menurut saya berbeda dengan pemain naturalisasi Indonesia lainnya.”
“Mengingat dirinya tidak memiliki darah Vietnam, maka penting bagi tim untuk menilai apakah semangat pengabdian Rafaelson terhadap negara sudah cukup atau belum.”
“Hal ini melibatkan keharmonisan spiritual dengan para pemain Vietnam dan patriotisme.”
“Faktor-faktor tersebut dapat menciptakan chemistry yang baik dalam gaya bermain tim,” kata Bae Ji-won.
Baca Juga: ASEAN Cup 2024 – Catatan Istimewa Ini Dipercaya Bisa Bawa Timnas Vietnam Lolos ke Final
Pelatih fisik Vietnam pada periode 2017-2019 itu mengomentari lebih jauh soal para pemain diaspora Indonesia.
“Kita sudah banyak mendengar informasi tentang kebijakan naturalisasi Indonesia,” kata Bae Ji-won, dikutip SuperBall.id dari Dan Tri.
“Apalagi, Timnas Indonesia dibangun dengan belasan lebih pemain keturunan dan mereka telah menunjukkan penampilan impresif di Piala Asia serta putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia.”
“Berkat kehadiran pemain naturalisasi, gaya bermain Indonesia menjadi lebih beragam dan transformatif, bahkan mereka menunjukkan performa yang sangat tinggi.”
“Tentu saja tidak semua keuntungan berpihak pada Indonesia.”
“Pada laga melawan Jepang, Indonesia kalah total dengan skor besar akibat buruknya performa beberapa pemain naturalisasi.”
“Kemudian, mereka menang 2-0 melawan Arab Saudi, namun kemampuan menghubungkan antara pemain lokal dengan naturalisasi Indonesia masih menjadi faktor yang sangat penting.”
“Selain itu, kemampuan pemain naturalisasi dalam menyesuaikan kebugaran fisiknya akan sangat mempengaruhi hasil akhir,” tambahnya.
Vietnam dan Indonesia tergabung dalam satu grup di ASEAN Cup 2024, yang dimulai pada 8 Desember mendatang.
Kedua tim berada di Grup B bersama Filipina, Myanmar, dan Laos.