Analisis Runtuhnya Kekuasaan PKS di Depok: Akhir Dominasi 20 Tahun
JAKARTA, KOMPAS TV – Selama dua dekade terakhir PKS menguasai kepemimpinan Kota Depok. Daerah yang kerap dijuluki Kota Belimbing itu sudah dinilai sebagai basis massa terbesar PKS.
Namun, dalam Pilkada Serentak 2024 PKS diperkirakan tak bisa mempertahankan kekuasaan setelah jagoannya, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq, kalah melawan Supian Suri-Chandra Rahmansyah.
Berdasarkan hitung cepat yang dirilis oleh Lembaga Survei Indikator, pasangan Imam-Ririn hanya 46,21 persen. Sementara Supian-Supri 53,79 persen.
Baca Juga: KPU Jakarta Tegaskan Sirekap Bukan Penentu Hasil Rekapitulasi | SERIAL PILKADA
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Burhanuddin Muhtadi menyebut, kekalahan PKS dalam pesta demokrasi di Depok sudah terprediksi sebelumnya. Salah satu penyebabnya, yakni ketika PKS tak jadi mengusung Anies Baswedan dalam gelaran Pilkada Jakarta 2024.
“Kekalahan calon dari PKS di Depok sudah terdeteksi dalam survei prapemilu. Imam ini sebelumnya calon kuat di Depok. Tapi sejak Anies gagal dicalonkan PKS di Jakarta, banyak pendukung Anies yang mengalihkan suara ke calon rival PKS,” kata Burhaduddin seperti dikuti dari akun X pribadinya @BurhanMuhtadi, Kamis (28/11/2024).
Ia mengatakan, pemilih Anies di Depok cukup besar, sehingga itu bisa menjadi modal untuk Supian mengalahkan Imam.
“Temuan survei prapemilu di Depok, 30% pemilih Anies di Pilpres 2024 mengaku akan memilih Supian Suri. Basis pemilih Anies di Depok 41% menurut data KPU. Lebih dari cukup mengantarkan kemenangan Supian karena selisih kemenangannya lawan Imam hanya 6 – 7 persen aja,” katanya.
Sementara itu, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, Imam tak memiliki nilai jual tinggi untuk diusung menjadi calon wali kota.
“Jagoan yang diusung PKS tak marketable, itu artinya PKS krisis kader karena tak mampu persiapkan kader terbaik mereka untuk pertahankan basis mereka di Depok,” kata Adi saat dihubungi.
“PKS dapat lawan tangguh. Apapun judulnya figur penantang sosok yang kuat. Ditopang mesin politik besar yang bekerja total. Partai pendukung Supian contoh nyata koalisi besar juga bisa kerja besar,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, penyebab runtuhnya kekuasaan PKS karena Wali Kota Depok Mohammad Idris, yang merupakan kader PKS terlihat tak bekerja maksimal dalam memenangkan Imam-Ririn.
“Sikap Idris (Wali Kota) Depok yang notabenenya kader PKS dinilai tak maksimal bekerja untuk menangkan Imam jagoan dari PKS. Konon, Idris punya hubungan kekerabatan dengan Supian. Idris kerap dibaca mendua soal sikap politiknya oleh publik,” katanya.
Baca Juga: Supian-Chandra Klaim Menang di Pilkada Kota Depok, PKS Optimistis Pertahankan Kekuasaan
Alasan lainnya, lanjut dia, dirinya menduga rakyat Depok mulai tak percaya dengan kinerja para kader PKS ketika memimpin daerah tersebut hampir 20 tahun.
“Mungkin juga warga Depok mulai tak percaya dengan PKS yang selama 20 tahun berkuasa tak memberikan perubahan signifikan,” ujarnya.